Kaca Benggala (Seri Spesial)
"Seringkali kamu harus terluka untuk bisa kuat. Kamu harus kalah untuk bisa menang. Beberapa pelajaran seringkali harus kamu lalui dengan rasa sakit."
Kisah ini terjadi jauh.. jauh dimasa depan disaat karakter-karakter cerita sudah berkumpul dan saling mengenal. Jauh setelah Wara dan Baru bertemu, menyelesaikan pertikaian mereka(jangan berpikir konfliknya sedangkal scene film JL dimana Superman marah karena dihidupkan kembali lalu menyerang. Scene tsb memang cocok sebagai scene action konflik jangka pendek film yg durasinya tdklah panjang). Jauh setelah mereka berdua bertemu senjata pusaka mereka, Tombak Kyai Baru Klinting dan Keris Kyai Nogososro.
Spoiler/preview. Masih sketsa dan.. saya males bikinnya. walaupun sudah terstruktur didalam otak saya(semoga enggak lupa saat lagi mood untuk menuliskannya). Saya nggak janji main story bakalan saya tulis di blog ini. Kayaknya nggak bakalan saya publis. Cukup side storynya saja yang ada di blog ini.
Dia ada, tapi tidak pernah benar-benar ada untukku. Dia nyata, tapi tidak pernah nyata untukku. Pada akhirnya di akhir kisah, aku akan senasib dengan pengejar bulan.
Takdir memang ditangan tuhan. Tapi nasib ditentukan oleh lingkungan dan tindakan yang kita lakukan.
Jangan menyesal dengan pilihanmu, belajarlah lebih dewasa. Hidup itu sederhana; kamu mengambil keputusan dan jangan pernah menyesalinya. Kata-kata yang mudah diucapkan, tapi sulit untuk dilakukan.
Saat seseorang pernah mendapat luka dimasa lalu. Maka akan ada dua jalur terbuka dihadapannya. Jalur yang akan mengubah dirinya. Pengalaman dimasa lalu itu, entah akan membuat ia menjadi lebih buruk atau akan mengubahnya menjadi lebih baik. Dan sebenarnya.. dirinya sendiri bisa menentukannya. Ia bisa memilihnya.
"Hentikan Baru!. Sudah kukatakan sebelumnya, ini bukan dunia kita!."
Baru tetap bertindak. Ia berlari kesana tanpa pikir panjang.
'Orang dewasa terlalu banyak berpikir, yang akhirnya membuat mereka takut melangkah.'
'Jika kau ingin menjadi dewasa, hilangkanlah keraguanmu, harusnya seperti itu.
Terkadang anak kecil memiliki pola pikir yang lebih baik dari orang dewasa.
Mereka akan melakukan hal yang mereka anggap benar tanpa ragu-ragu.'
Another me POV.
Seekor Angkara melesat melewatiku. Saat posisinya sejajar denganku, ia berbisik.
"Dibalik setiap harapan selalu diikuti kekecewaan. Jadi berhentilah berharap."
Dan aku ditinggalkannya begitu saja. Ia membantu kawannya melawan diriku yang lain. Apa aku sudah tidak dianggap apa-apa?.
Secara telepati aku berbincang dengan diriku yang lain.
'Menyerah adalah keputusan yang paling mudah. Tapi apa gunanya menyerah? Setelah menyerah tidak ada apa-apa yang akan kamu dapat.
Bukankah itu sama saja dengan kegagalan?'
'Daripada gagal aku memilih menyerah. Untuk apa mengejar sesuatu yang tidak bisa diraih.'
'Itu artinya saat ini kamu telah kehilangan harapan...
Aku akan beritahu kamu sesuatu rahasia tentang harapan itu..
Rahasianya bahwa sebesar apapun masalah yang kamu hadapi, harapan tidak akan pernah hilang. Walaupun kecil dan terdengar samar-samar harapan tak akan pernah meninggalkanmu.
Yang kamu perlukan untuk meraihnya hanya terus percaya dan berjuang.'
Jangan pernah mengabaikan Tuhan dalam setiap langkahmu. Karena sebenarnya Tuhan tidak pernah mengabaikan kita, meski kita sering mengabaikann Nya.
Tidak ada waktu yang bisa diulang untuk sebuah kejadian. Tapi ada waktu yang bisa memberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan.
"Jangan pernah menjadikan kelemahanmu sebagai alasan. Karena tanpanya, kamu tidak akan pernah punya kekuatan. Kau tahu bagiku itu sama sekali bukan kelemahan, justru sebaliknya. "Mereka" harusnya menjadi sumber kekuatan dan semangatmu untuk terus berjuang. Karena "mereka" adalah tempatmu untuk pulang. Aku iri sekali padamu, diriku yang mengambil langkah berbeda."
Kelak akan ada hari dimana senyum dibalas dengan sapa, canda dibalas dengan tawa, hari-harimu akan penuh dengan warna dan kau akan sulit mempercayainya. Orang yang kamu sebutkan dalam doamu kini hadir dengan nyata.
"Kau boleh istirahat tapi tdk untuk menyerah. Istirahat itu tidar, menyerah itu mati!.
Ketimbang seseorang yang mengalahkan monster. Aku lebih suka melihat orang yang menang melawan dirinya sendiri."
"Cerita yang ditulis Tuhan selalu happy ending. Jika tidak.. berarti cerita itu belum selesai."
"Maha... Tiwikrama!"
Cahaya putih keemasan bersinar terang. Hingga akhirnya terlihatlah
balutan zirah berwarna merah, kuning, dan hijau saling menumpuk satu sama lain, saling melengkapi. Mengenakan kain batik Kawung sebagai bawahan.
Warak wujud sejati(Warak True Form).
"Bersama-sama tidak akan ada rintangan dan halangan yang tidak bisa kita lewati"
Penawaran
NB: belum selesai. Masih males ngedit. kapan2 aja deh. Ini cuma preview
Disuruhnya Toying mengambil pistol di dalam mobilnya untuk membuktikan ucapannya itu. Toying kaget Ustad bisa mengetahui keberadaan senjata api berizin miliknya itu.
Memangnya kamu sudah pernah melihat surga!?
Sedangkan yang sudah pernah kamu alami didunia ini bukankah surga yang benar-benar nyata!?. Pakai logika dan otakmu!. Semua itu hal nyata didunia ini yang memang sudah terbukti. Sudah pernah kamu rasakan enaknya bukan!?.
Dan kau mau mengorbankannya demi hal yang belum tentu ada!?. HAHAHAHA. Naif atau bodoh!?.
Kamu pasti tahu ada banyak orang yang mendoakan agar kau cepat mati!. Semuanya, bukan hanya kenalanmu. Sudah berapa banyak orang yang kau sakiti hatinya!?. Kamu nggak mau melihat mereka menjilat ludah mereka sendiri bila nanti kenyataannya hidupmu ternyata abadi!?. Apa kamu nggak mau mereka hanya bisa terus menyaksikan orang-orang terdekatnya terus menerus meninggal dunia sampai ke dirinya sendiri, sementara melihat kamu yang didoakannya cepat mati justru terus hidup. Dan justru menyaksikan diri mereka masuk dipendam ketanah sambil terkekeh-kekeh?.
Berkali-kali Eli menyatakan hal itu kepadaku juga..
aku cuma iya in saja. Sampai kapan?. ya selamanya. Toying terkekeh-kekeh.
'Ini sih dukun, bukan ustad'.
"Eh Android 19 berani sekali kamu ngrasani aku didepanku!."
Sejenak Toying merasa tersanjung dijuluki yang dia kira OS populer Hape hape saat ini, dan kenapa memilih nomer 19?, bukan nomer lain seperti misalnya 19000?. Kenapa buka IOS?, kan lebih ekslusif tuh, tapi mungkin karena Android lebih populer. Android 19000 kedengarannya keren juga, tapi sayang kepanjangan.'
"Nama saya bukan Android Tad. Tapi To-yeng. T-o to ye-i yi n-g eng, yeng, Toyeng. Nama bagus-bagus gini kok mau diganti!." Toying tidak terima namanya mau diganti-ganti sama yang lain.
Memang apa yang mau kamu harapkan!?. Bukannya kamu mau menghilangkan pengaruh cinta di hati anakmu itu terhadap pemuda pujaannya?. Apa pikirmu seorang ustad, seorang ahli agama mau?, bisa melakukan hal itu!?. Anti-Pengasihan Syar'i geto!?. Pikir!.
Kau pasti sudah tahu aku. Ustad Gede Pasak Bumi!. Tapi saat kita sendirian, kau boleh memanggilku Ki Gede Pasak Bumi!.
Bukankah cuma itu yang kamu punyai!?. Tanpa itu kamu bukan siapa-siapa!. Apa hartamu bisa kau bawa mati!?.
Menjadi angkara adalah satu-satunya cara agar kamu bisa terus menikmati hartamu itu.
Kau mau mengatakan kau punya anak dan istri!?. Anak dan istrimu yang sudah kau zalimi itu!?.
Jangan munafik!. kau senang dengan segala kesenangan yang ada dunia ini bukan!?.
Kalau kamu hidup abadi. Nggak ada lagi orang yang bisa bilang kamu cuma punya uang!. Seorang jenius bisa mempelajari suatu hal dalam setahun. Sedangkan kamu membutuhkan empat tahun. Itu hanya masalah waktu. Waktu sudah bukan masalah lagi bagimu.
Kamu juga bisa operasi plastik tanpa memperdulikan kata-kata agama. Kamu abadi, hidup selamanya. Nggak butuh surga akherat. Angkara mempunyai perannya sendiri didunia ini.
"Nanti bisa kamu bisa operasi plastik, mukamu diganti jadi wajahnya Andy Lau misalnya. Atau Sammo Hung."
"Aki tahu Sammo Hung seperti apa?". Toying protes.
Merasa pengetahuannya diremehkan, dijawablah,
"Yang pasti ia lebih ganteng daripada kamu!"
Toying diam saja karena takut dikutuk menjadi batu.
"Namun ingat, oplasnya jangan di Korsel, produk curah. Oplasnya di Jepang, jadi hasilnya bisa lebih tahan lama. Ingat kualitas, toh kamu nggak perlu harga murah."
"Ganteng, pinter, kaya. Perempuan mana yang nggak mau sama kamu!?, kita nggak membicarakan pelacur disini lho ya!. Orang mana yang nggak bakalan takjub kepadamu!?."
"Nggak bakalan lagi ada yang mengatakan yang mau sama kamu cuma pelacur sama perempuan matrek!. Karena mereka kan realistis. Sang dukun tidak bisa menahan diri lagi, sehingga tawanya keluar terpingkal-pingkal. Padahal kalo dipikir juga, semua pelacur itu matre, pengen kerja enteng, hasil cepet dan gede. Mereka kan realistis. Lagi-lagi sang dukun tertawa terpingkal-pingkal. Aku tahu kamu pasti tidak keberatan dengan yang matre, karena memang itu satu-satunya hal yang kamu punya. Mereka kan realistis, makanya mau sama kamu.. eh sory maksudku mau sama duitmu!. Untuk kesekian kalinya sang dukun kembali tertawa terbahak.
Lagi-lagi Toying cuma diam tidak berani marah, karena hal itu memang benar.
"Tapi istri saya tetap milih saya kok dibanding Andy Lau". ujar Toying pede.
"Itukan omongan dia didepanmu saja, saat ini. Lha kalo nyata kamu yang trilyuner bebarengan sama Andy Lau yang walaupun bukan trilyuner datang ke dia bersamaan. 1000% jelas pastilah istrimu milihnya Andy Lau. Edan po!. Hahahaha. Lagi-lagi terbahak-bahak menertawakan sanggahan Toying.
"Sing penting kan aku sugeh!" Toying pede.
"Lho
maka dari itu!. Masa gak malu kamu!?. Duitmu itu buat apa!?. Ganti
mukamu sama wajahnya Andy Lau lah, atau Samo Hung juga gapapa. Pokoknya
jangan pake original kamu Ying!."
"Sudahlah, ikuti saran Aki. Oplaso buang mukamu, ganti-o sama wajahnya Andy Lau. Biar ganteng."
"Anggap saja itu sedekah buat istrimu. Kasihan dia. Sudah dapat suami bejat, masa penampilan fisiknya juga sama sekali tidak menarik. Anjir.. nggak sepet apa ya lihat kamu tiap hari!?."
Ujar Ki Gede memicingkan mata.
"Nggak tiap hari kok Ki. Sebagai lelaki sayakan juga butuh hiburan lain diluar." ujar Toying bangga.
Ki Gede mengangguk-angguk.
"Sedangkan istrimu itu sosok ideal perempuan Jawa yang setia dan nerimo. Beda jauh ya sama kamu, ampas berduit. Angkara kayak kita memang hebat-hebat. Bajingan kayak kamu saja bisa dapetin istri kayak dia. Ki Gede terkekeh kekeh.
Toying terkedjoet. Ada orang yang terang-terangan mengatakan hal itu didepannya. Sampai saat ini tidak ada yang berani mengatakan kepadanya, para pegawainya dan orang-orang dekatnya sendiri hanya bisa menjilatnya. Ia menyadari mungkin mereka mengatakan itu dibelakangnya. Toying tidak membantah hal itu. Untung ia tidak menyangkalnya, karena bila itu terjadi, Ki Gede akan memperlihatkan cermin besar kepada Toying. Semua kelakuan-kelakuan busuknya, perbuatan-perbuatan immoral yang pernah dilakukannya sambil terkekeh-kekeh dan bahkan tanpa rasa bersalah sama sekali. Membuat Toying sangat-sangat pantas menyandang predikat tersebut. Seorang Bajingan.
Bajingan disini bukan pedati yang ditarik kerbau atau tukang pedatinya, melainkan kata sifat yang kasar, suatu julukan kepada seorang yang teramat buruk sifatnya, kalo ditranslate ke English itu Bastard, Son of Bitch, Scroundrel, Reprobate, Scum, Crook, Asshole. Intinya ia adalah Bandit.
Kira-kira kalau disuruh memilih salah satu julukan dalam bahasa English barusan, Toying bakal milih yang mana ya?. Paling diantara Scroundrel dan Reprobate hanya karena kedengarannya lebih keren. Padahal artinya ya sama, sama-sama bajingan. Hanya saja keduanya mempunyai arti yang lebih spesifik lagi. Kalau dijadikan satu berarti Bajingan tua: Si cabul tak bermoral. Andai kata Toying lebih memilih julukan Crook, itupun lebih terdengar seperti Crocodile alias Buaya. Sama aja kan kalo gitu. Hanya gegara baru nonton film tentang McDonald's. Crook adalah bajingan tamak yang merebut lisensi nama McDonald's dari McDonald bersaudara.
Dan penggunaan sandangan Bajingan kepadanya bukan hanya bisa dikatakan oleh mereka yang telah dizalimi olehnya. Sudah menjadi pakem mengenai dirinya secara umum. Jadi orang lain menyebutnya bajingan sekalipun, itu sudah benar.
Sekalipun Toying berusaha bersikap baik kepada mereka-mereka ini(orang-orang yang berinteraksi dalam lingkungannya, dan ini juga dinamakan menjilat), mereka yang sudah mengetahui sifat aslinya di masa lalu cukup pintar untuk tidak perlu menunjukkannya didepan yang bersangkutan. Toh mereka juga tidak merasa dirugikan oleh perbuatannya. Cukup tahu, bajingan tua yang just playing insaf karena sudah merasa cukup puas atas petualangan immoralnya sementara usianya didunia ini sebentar lagi akan berakhir. Cerita klasik.
Perbuatan buruk itu sama layaknya nama baik, meski lambat akan tetap tersebar walaupun melawan angin.
"Aku nggak peduli orang mau bilang apa soal aku. Sing penting aku sugeh!". Ujar Toying.
"Hahaha. Kalau gitu kamu memang nggak punya kemaluan. Eh, maksudku kamu memang nggak tahu malu. Aku suka itu". Ki Gede kembali terkekeh-kekeh.
"Ini jelas membuktikan dunia itu memang enggak adil". Ki Gede kembali terkekeh.
"Apa!?. Memangnya kamu ingin dunia jadi adil!?. Orang-orang yang lurus dapat kebahagiaan, dan Angkara seperti kita dapat hukuman!?. Kalau kamu ngomong tentang penjara. Mereka yang dipenjara menderita itukan cuma yang kelas teri, cuma "ternak". Mencuri buat makan, merampok buat foya-foya. Beda dengan angkara macam kita kalau sampai dipenjara ya tetap bisa hidup enak. Aku tahu kamu belum secara resmi menjadi angkara, tapi aku menyebutmu begitu karena aku merasa mempunyai kedekatan yang sama denganmu. Kamu sudah mempunyai kualitas yang sama dengan kami."
"Namanya watak, tidak akan pernah bisa berubah. Mau bukti!?. Contohnya ya kamu ini. Sekali bajingan tetap bajingan!." Ki Gede terkekeh-kekeh.
"Dan tugas kita adalah memastikan hal itu agar tetap terjadi."
Toying hanya diam mendengarkan.
"Ah iya mengenai istrimu. Memang sih secara teknis kalian belum mengalami fase ujian sesungguhnya. Kesetiaan istri akan diuji saat suami jadi miskin. Tapi sudahlah urungkan hal itu, mending jangan sampai terjadi. Sekalipun nantinya mungkin bisa membuktikan istrimu benar-benar setia.
"Lagian kamu seperti sekarang, mendadak tobat, mendadak insyaf. Itu kan hanya karena umurmu sudah berada diujung. Takut mati, ya kan?. Jadi bagaimana kalau aku bilang.. tidak lama lagi kamu akan mati?."
"Bangkaimu akan dipendam didalam tanah dan membusuk menjadi makanan cacing!. Yang ada hanyalah kehampaan. Kalaupun ada Surga-Neraka, apa yang membuatmu berpikir kalo bajingan sepertimu lebih pantas masuk surga ketimbang neraka!?." Ki Gede menepuk-nepuk jidatnya sendiri.
Toying yang mulanya terdiam tidak bisa berkata-kata akhirnya angkat bicara.
"Lho iya!. Sayakan sudah bayar!. Sudah membangun banyak masjid dan menyantuni banyak anak yatim Ki. Enak saja!. Saya kan sudah habis uang banyak buat berderma. Saya rugi dong!?."
Ternyata Toying memang sakit, otaknya sedeng. Tipe yang dibenci Angkara sekalipun, yaitu seorang munafik.
"Kamu ingin tobat beneran!?. Kalau gitu kenapa tidak melaksanakan terlebih dahulu hukuman di dunia untuk seorang pezina yang sudah beristri?. Dirajam sampai mati!.
Toying diam tidak ingin menjawab. Tentu saja karena ia masih sangat cinta sama dunia.
'Enak aja'. Batin Toying.
'Kalau sampai begitu sih aku lebih memilih jadi Setan'(Bukannya ia dari dulu memang Setan?. Nggak merasa ternyata. Setan bukan hanya berasal dari bangsa Jin saja. Manusia juga, dan ia adalah salah satu nya). Orang yang dilaknat oleh Allah.
"Huh. Ingin tobatmu itu ternyata memang hanya omong kosong!. Bualanmu semata!."
'Bagaimanapun juga, aku harus ditakdirkan untuk selalu hidup enak. Derajat ku jauh lebih tinggi, diatas orang-orang susah itu.
Aku saja sampai merendahkan diriku untuk mengepel masjid!. Awas kalau dapat pahalanya sedikit!'(kalian nggak salah dengar kok perkataan Toying yang ini. Perkataan itu ditujukan pada siapa memangnya?).
"Jadi enggak ada masalahkan kalau kamu bisa hidup abadi?. Satu ketakutanmu itu akan hilang, dan kamu bisa kembali kepada sifat aslimu 100% . Yang sekarang kan cuma 90%."
"Tapi buat apa aku terus didunia kalau fisikku seperti ini. Tidak bertenaga." Ujar Toying.
"Bukannya kamu setiap hari melakukan perawatan karena takut mati?. Sampai saat tidurpun telapak kakimu kamu tempelin koyo rempah-rempah penyedot racun made in Jepang?." Ungkap Ki Gede.
"Soal itu, saya sudah cek di U-tap Ki. Dan terbukti itu cuma bohong-bohongan."
"Tapi lumayan kan. Sebelumnya itu bisa mensugesti kamu." Ki Gede tertawa terpingkal-pingkal.
"Saat kamu resmi menjadi Angkara, waktumu akan berhenti saat itu juga. Jadi mumpung saat ini kamu masih sehat, belum menjadi lebih lemah dari ini. Inilah kesempatanmu. Gunakan ini sebelum tubuhmu menjadi lebih tua dan ringkih.
"Kau mikir apa lagi!?.
Bukankah kau adalah pengusaha sukses yang seharusnya punya logika yang baik. Tahu mana yang jelas-jelas nyata dan menguntungkan!?."
"Take it or..
Melempar tanggung jawab
NB: belum selesai. Masih males ngedit. kapan2 aja deh. Ini cuma preview.
Lho itukan yang ngomong, yang bertindak adalah anak perempuanku Eli sendiri. Aku cuma menonton, mengawasi, mengantarnya karena dia memberitahukan semua uneg-unegnya kepadaku. Itu kan tindakan dia pribadi, bukan aku sebagai orangtua!. Aku cuma membiarkannya. Toying terkekeh-kekeh penuh kemenangan.
Pertanggungjawaban orangtua selesai pada saat anak laki-laki mencapai akhir baliq. Tapi tanggungjawab terhadap anak perempuan selesai saat anak perempuannya itu menikah. Bagaimana kalau setelah menikah bercerai?. Ya kali mantan suaminya yang bertanggungjawab. Ya kalau gitu tanggungjawabnya kembali lagi ke orangtuanya terutama ayahnya sebagai wali, apalagi ia masih hidup.
Ia bukan mualaf kan?. Sudah dari lahir sebagai orang Islam bukan?, ikut agama orangtuanya. Sudah setua ini kok bisa nggak tahu!?.
Honzuki no gekokujou
Sebenarnya ada aksara dan ada buku. tapi disana barang itu sangatlah mahal, sehingga orang biasa takkan mampu membelinya. Diseri anime ini untuk pertamakalinya kita akan mendapatkan kisah isekai dari sudut pandang seorang perempuan. Kisah isekai dah menjamur banget dan laki2 melulu yang diangkat sebagai tokoh antagonis utama cerita. Dan yang terpenting seri ini bukan mengenai karakter OP(Overpowered) dalam dunia fantasi.
Mulailah perjalanan tokoh utama untuk mewujudkan impiannya yaitu menulis buku. Mulai dari mencari bahan pengganti kertas dari kulit binatang dan tinta didunia tersebut yang harganya sangatlah mahal. Berusaha mewujudkan alat tulis dari menggunakan papirus peradaban Mesir sampai papan lempengan tanah liat Mesopotania. Waktu seri ini berlanjut saya bertanya-tanya, apakah daun lontar akan dimasukkan di anime tersebut?. Mengingat ukurannya yang ringan, ringkas dan tidak membutuhkan berbagai alat pembuat. Mungkinkah?.
Keberkahan
Meskipun terlambat tidak ada salahnya aku mencobanya sekarang. Merawat diri. Ikhtiar saja, kulakukan ini juga demi istri masa depanku. Semoga dengan ini jodohku semakin dekat.
Minyak Ulin bisa mengembalikan hitam rambut secara alami. Tapi karena berasal dari luar pulau yaitu Kalimantan, harganya juga lumayan mahal. Pakai minyak kemiri dulu saja deh, yang produk lokal. Tapi pada akhirnya itu hanya menjadi wacana karena malas belanja barang. Menurutku rambut bukan hal vital.
Aku semakin rajin membuka toko online. Memesan beberapa produk skincare. Yang kupakai ternyata cukup standard, wah ternyata ada versi renew nya atau bisa dikatakan versi yang lebih ampuh.
Dihabiskan dulu saja dah, toh sudah beli, semoga hasilnya bagus.
Aku bisa lihat betapa ribetnya jadi perempuan. Aku melihat adikku ragil yang kini sudah menginjak dewasa, minimal bedakan(foundation) dan livenan(lipstik) saat hendak keluar rumah ada acara atau kerja. Itu belum lagi segudang produk yang entah apa itu gunanya. Katanya ada toner lalu apa gitu dan banyak lagi.
Apa saya harus bersyukur karena laki-laki jadinya bisa cuek dan hemat?.
...
Jodoh kita sudah tertulis di Lauh Mahfudz. Mau diambil dengan cara yang haram ataupun yang halal dapatnya ya itu juga. Yang berbeda itu keberkahannya, bukan tentang apa, berapa atau siapa. Tapi bagaimana cara kau menginginkan Allah memberikannya. Dilungsurkan dengan lembut penuh kemesraan atau dilemparkan dengan penuh murka.
Aku tidak pernah mau memaksa seseorang. Aku tidak mau menjadi orang yang egois. Bukan.. bukan karena ancaman bara api neraka. Malahan aku barusan tahu ada hadistnya. Sekalipun orang tahu hadist mengenai hal itu. Aku yakin sebagian besar tidak akan memperdulikannya dan tetap melakukannya, karena mereka sudah dibutakan oleh nafsu.
Bagiku.. yang seperti itu tidaklah berkah. Perjalanan menuju suatu tujuan apalagi itu sebuah tujuan yang besar, akan bisa diarungi dengan indah bila orang yang seperahu dengan kita bukan hanya mempunyai kesamaan visi misi dengan diri kita, namun juga mempunyai keikhlasan dalam menjalankannya.
Banyak yang ingin kusampaikan, hanya saja terlalu sakit untuk kuungkapkan
Komunikasi merupakan hal dasar dalam sebuah hubungan. Tanpa komunikasi yang intens maka sebuah hubungan tidak akan berjalan dengan baik. Jika dia punya niat ingin berjodoh dengan kita juga, maka kita akan mudah untuk berkomunikasi. Sebaliknya jika sama sekali tidak mau berkomunikasi, berarti dari awal memang tidak ada niat baik, pertanda bahwa dia bukan pilihan yang tepat.
Hanya karena aku tersenyum dan tertawa. Dia bilang aku tidak terluka, aku baik-baik saja. Dia terus membandingkan diriku yang punya banyak saudara. Beda dengannya yg masih punya orangtua lengkap beserta keturunannya.
Jadi kau ingin melihat aku terpuruk dan terluka karena omong kosongmu itu!?.
Diamku adalah salah satu jalan menahan kekecewaan.
Aku masih bisa tersenyum bukan karena hidupku sempurna. Tapi itu hanyalah caraku bersyukur atas karunia Tuhan. Aku tidak menyangka sifat aslimu seperti itu.
Kalau dari awal tidak ada niat baik. Kenapa tidak membiarkanku bahagia dengan perempuan lain. Sosok yang tidak setiap tahun bisa muncul dihadapanku.
Harusnya kalian tidak usah datang.
Kalau pesanmu nggak dibalas, kau bisa melakukan dua hal yaitu sabar atau sadar.
Sabar. Dia ingin tenang dan menunggu saat yang tepat. Boleh saja, tapi nggak lucu kalo nunggunya sampai 10 th, tanpa ada kabar komunikasi sama sekali. Kita bisa menunggu dengan tenang sampai kapanpun juga bila kita sudah mempunyai target berikutnya seperti membesarkan seorang anak misalnya. Coba saja dibalik dia yang masih perawan disuruh nunggu seorang duda beranak satu. Nggak punya pikiran apa ya?.
Orang-orang seperti Toying bisa dengan mudah mengatakan ia tidak apa-apa sekalipun tidak akan pernah punya cucu didunia, karena nanti di surga ia bisa punya cucu sebanyak-banyaknya. Dengan kata lain ia menyumpahi istrinya akan bernasib sama dengan dirinya, dan anaknya juga tidak akan pernah melahirkan cucu untuknya. Ia bisa. Makanya dirinya sama sekali tidak keberatan dengan status quo seperti saat ini. Bagi dirinya punya cucu itu tidak penting. Yang penting baginya adalah "Sing penting aku sugeh". Baginya hal itu kan sama saja dengan perulangan katanya, sama dengan menimang ulang anaknya waktu masih kecil. Dan ia sudah pernah mengalaminya.
Tapi aku nggak mau ibuku seperti dirinya. Aku juga ingin membuat ibuku bahagia dengan menimang cucu pertamanya. Aku sebagai anak pertama dan sampai saat ini tak ada seorangpun adikku berpikiran untuk melangkahiku. Bagi mereka aku adalah seorang panutan. Ya.. memang tugas seorang kakak harusnya menjadi panutan adik-adiknya. Termasuk adik perempuanku si ragil. Kupernah mendengar percakapannya dengan ibuku. Bahwa memang calonnya nanti nggak mungkin bisa lebih ganteng dariku(padahal dirinya tidak pernah mengatakan aku ganteng, apalagi didepanku, selalu ngatain kalo aku jelek. Kangen saat dia masih imut-imut dulu). Tapi bukan itu masalahnya. Sulit kayaknya kalo standartnya itu seperti Mas nya ini -_- .
Aku sudah pernah mengatakan padanya aku merestui siapapun yang menjadi pilihannya asalkan orang itu mempunyai moral yang baik dan adikku memang mencintainya. Aku sama sekali tidak keberatan kalau dia melangkahiku. Yang nggak elok menurut masyarakat kita itu kalo yang dilangkahi adalah kakak perempuan, nanti bisa sulit jodoh katanya dan itu tidak berlaku pada lelaki.
Besok adalah sebulan sejak terakhir kali aku menitipkan memo untukmu. Sebelumnya aku sudah mulai mengikhlaskanmu. Tapi ada apa dengan gumaman-gumam dirimu dan rekan-rekanmu. Itu membuatku bingung, karena pada dasarnya aku memang tertarik padamu.Ternyata kau sama saja. Hidup didunia ini singkat, kau bermaksud agar aku kembali menyia-nyiakan waktu juga?.
Seringkali janji adalah kalimat penenang, namun berakhir dengan kebohongan.
Untuk berikutnya, bila aku sampai terpaksa datang kesana. Entah disana aku bertemu dengan denganmu atau rekan-rekanmu. Katakan juga kepada mereka. Kuharap hentikan gumaman itu. Cukup ucapkan dalam hati, jadi aku tak perlu lagi mendengarkannya.
Bukan dengan memukul ataupun berteriak. Puncak marah dan kecewanya seseorang paling tinggi itu
meninggalkan.
Hartaku!
Toying berbicara kepada seorang gadis.
"Kamu nggak usah jadian sama Andika nanti adikmu aku kuliahin sampai selesai, dari pada jadian sama Andika yang tidak punya masa depan.
Nggak usah khawatir, selepas kuliah adikmu menjadi pengangguran. Nanti aku recruit jadi pegawai di perusahaanku."
"Kamu nggak usah mendengarkan perkataan orang-orang itu kepadamu. Kenyataannya juga dari pertama kamu kan dah nolak."
'Wong butuh wae gaya. Sok suci.'
Bukankah dari agamanya Tuhan membiarkan setan untuk menggoda manusia. Bukan karena Tuhan tidak mencintai manusia. Namun untuk menguji kualitas dirinya.
Ya kalau begitu ya itulah kualitas dirinya.
Heran, memangnya adiknya mau kuliah apa? Kedokteran?.
Adiknya Andika yang paling bungsu saja kuliah bayar sendiri. Nggak ada satupun adiknya yang menyalahkan Andika karena tidak menikah dengan orang yang bisa membiayai kuliah mereka.
Kuliah jaman sekarang semakin murah. Pencetak pengangguran karena tidak tersedianya lapangan kerja untuk mereka. Sedangkan mindset yang masih ada pada mereka adalah lulus agar bisa bekerja di perusahaan besar. Kalau masih seperti itu ya siap-siap saja. Harusnya jaman sekarang itu berpikir bagaimana agar bisa membuat lapangan pekerjaan, setidaknya untuk dirinya sendiri. Berwirausaha.
'Huh katanya lulusan Madrasah, kenyataannya bisa dibeli. Lho justru aku menolongnya, masa orang susah jadian sama orang susah.'
"Enak saja!.
Aku akan terus mempersulit dirinya!"
"Sialan. Gara-gara Andika aku terpaksa mengangkat derajat orang susah sepertinya. Wong ndeso san!."
"Awas kalau sampai berkhianat. Biar kubakar peternakannya nanti!. Toh bapaknya numpang sama aku cari uang, bisnis kambing Etawa"
Dengan uang kau berjaya, berperilaku layaknya raja, bukan saja kehidupan mewah dikelilingi harta. Mengontrol orang dengan hartamu itu. Sayang kau tak punya etika, nuranimu mati!.
Ying kamu tahukan, apa yang kau lakukan itu merupakan perbuatan zalim?.
"Lho itukan uangku sendiri!, hasil keringat kerja kerasku!."
'Yang aku tahu ia cuma berkeringat di ketiak.'
"Terserah aku mau aku pakai apa!. Toh yang kupakai buat nyuap dia itu cuma sedikiiiit. Nggak ada apa-apanya dibandingkan uangku yang aku gunakan untuk membangun Masjid dan menyantuni anak yatim!." Toying mencibir remeh.
Lagipula ajalku masih lamaa. Masih jauuh. Aku masih bisa beramal lebih banyak lagi!.
Jangankan shalat lima waktu. Bahkan aku selalu melaksanakan keutamaan sholat subuh di masjid!. Sekalipun wudhunya pake air hangat. Akukan bukan orang susah seperti mereka-mereka itu!. Tetep aja itu hukumnya sah!.
Lagipula aku ini sedang belajar(belajar kok lebih dari 15 th -_-" , keterusen), aku beda dengan mereka orang-orang susah itu yang memang terlahir susah makanya sudah terbiasa hidup susah!.
Bukankah kau sudah berkali-kali melakukannya?.
Kau bukan hanya menzalimi anakmu sendiri, tapi juga sudah menzalimi anak orang lain. Coba kau hitung sudah berapa kali kau menzaliminya?."
Begitu zalim dirinya sampai-sampai ia mengutuk keluarganya sendiri. Eliza putrinya sendiri sampai pasrah karena tidak juga direstui sehingga memilih akan terus menunggu hingga ia tak memerlukan restu dari bapaknya itu lagi, selaku wali bagi dirinya. Dia tidak keberatan sekalipun nanti dirinya menjadi istri kedua atau istri yang keberapapun, asal bisa menjadi istri dari lelaki pujaan hatinya. Yaitu saat Toying telah meninggal dunia. Sedangkan Toying berencana untuk hidup.. selamanya.
Ingat, yang menjadi kelebihanmu sekarang adalah berkat kemurahan Allah, jangan membuat Allah tidak menyukainya. Allah bisa saja dengan sekejap mata dan tanpa meminta izin darimu untuk mengambilnya kembali. Kalau sampai saat ini Allah tidak melakukannya, biar kuberitahukan padamu. Allah tidak akan memberikan ujian yang melampaui batas kemampuan hambanya. Karena bila hal itu dilakukannya, Allah tahu kau tidak akan pernah bisa bangkit kembali. Karena bukankah itu satu-satunya hal yang kau punya yang bisa kau banggakan?.
"Huh. Sing penting aku sugeh!" ujar Toying.
Kebusukan
"Katanya dipaksa tapi akhirnya mau juga. Munafik!."
"Memangnya memaksa itu dosa!?. Mana ayat Al-Qurannya!?. Di pengajian-pengajian yang kutonton dari aplikasi U-tap saja setiap penceramahnya cuma ngomong kalo itu tidak baik, menyebabkan orang tidak suka, menjadi sakit hati. Blah, cuma gitu doang. Nggak ada mereka bahas serius-seriusnya. Urusan sakit peduli amat, mereka yang rasain. Toh yang penting tujuan tercapai."
"Menurutku itu justru keberhasilan persuasif. "
"Perempuan itu lemah kalau sudah disentuh. Baik disentuh hatinya, apalagi disentuh secara fisik. Munafik!.
Kalimat-kalimat Toying lainnya tidak bisa saya tulis karena terlalu vulgar. Dan tak ada manfaatnya saya tulis lebih lanjut.
"Perempuan yang cuma ingin numpang hidup enak".
"Hal yang baru-baru ini kupelajari. Memaksa ada dua."
"Pertama: Memaksa yang membuat tidak ada pilihan sama sekali, seperti orang yang akan dilempar dari ketinggian. Bentuk pemaksaan seperti ini dinamakan ikrah mulji’.
Kedua: Memaksa yang tetap masih ada pilihan, seperti orang yang ditakut-takuti untuk dibunuh, dipotong anggota tubuhnya, dipenjara atau dipukul. Bentuk pemaksaan seperti ini dinamakan ikrah ghairu mulji’."
"Dalam bahasan itu nggak nyebut-nyebut itu dosa. Cih."
Lagipula tujuannya merapat ke aku kan demi uang. Demi kemapanan. Kesempatan emas yang tak akan datang lagi. Tentu saja dia tak akan pikir dua kali. Munafik!.
"Lihat saja. Kalo dia tidak mau menuruti keinginanku. Akan aku wujudkan ancamanku!.Aku akan beritahu mantannya itu lokasi dimana dirinya berada. Toh dia sudah berada dalam genggamanku, sudah menjadi pegawaiku."Toying terkekeh-kekeh.
Toying turun ke lantai satu dimana ia menemukan keluarganya sedang sarapan.
"Cie.. Semangat amat pagi-pagi dah rapi.. kayak kado."
"Kamu ini gimana kok belum siap!. Jadi contoh dong!."
"Tumben, biasanya juga berangkatnya siang-siangan". Eliza mencibir.
Mau berangkat kemana Pak?"
"Kemana lagi?. Ya ngantor dong".
Sambil tetap mengunyah santai sandwitch ditangannya.
"Inikah hari Minggu pak".
Makhluk Visual
Saat ini Toying sedang curhat dengan salah satu kenalannya. Sama-sama pengusaha keturunan.
"Lha kamu pinginnya dia seneng karena lelaki itu mirip sama kamu?." Dena berusaha menahan tawanya, untung saja enggak bocor karena lelucon yang dilontarkannya sendiri.
"Iya harusnya dia seneng sama laki-laki itu karena laki-laki itu kaya misalnya, kayak aku ini ". Toying mulai memberikan alasan yang menurutnya masuk akal baginya.
"Kamu berharap dia punya alasan yang sama dengan para pelacur di jalanan dong?."
"Hati-hati kalo ngomong!. Apa maksudmu?!."
"Iya, Eliza itu anak kamu. Dia juga perempuan mandiri, sudah kaya, buat apa nyari yang kaya juga?. Semua orang pasti punya standartnya sendiri, nggak cuma kaya.
Memangnya kamu suka sama istrimu karena apa?. Karena dia cantik bukan?". Sambung Dena kembali.
"Ya beda!. Wajar, karena aku ini laki-laki. Pokoknya aku nggak terima dengan alasan itu!.
Aku ini punya banyak perusahaan besar. Aku butuh pewaris yang pintar untuk mengelolanya. Kenapa nggak cari yang lelaki yang jenius, lulusan MIT atau Harvard gitu. Ini malah cuma lulusan SMA terus kerja. Wooo, orang susah!."
"Kalau ada yang pintar ya recruit saja jadi pegawai. Nggak perlu jadi menantu juga kali." Lagi-lagi Dena heran dengan alasan Toying. Lagian sampai ngomongin universitas besar luar negri, memangnya ia tahu letaknya dimana?
"Dulu kamu lulusan UI atau UGM?" Tanya Dena.
"Bukan keduanya, aku lulusan swasta."jawab Toying. Dena hanya bisa memutar kedua matanya.
"Sing penting aku sugeh!"lanjut Toying.
"Enak saja!. Masa cuma karena ganteng!. Gara-gara ia anakku sampai ngedan seperti itu!. Pokoknya aku akan terus mempersulit Andika sampai kapanpun juga!."
Kalimat demi kalimat yang dikeluarkan oleh Toying membuat Dena semakin jijik dan geram.
"Gini ya Ying. Bukan saja kamu sudah tega mempermainkan perasaan anak kamu sendiri. Tapi kamu juga sudah tega menyakiti lelaki yang mencintai anak kamu, ia yang menghargai anakmu bukan karena apa-apa."
"Hati-hati kamu kalo bicara!. Kamu nggak usah sok menasehati aku!.
Kamu itu harusnya hormat sama aku!. (Karena) Aku ini lebih kaya daripada kamu!." Toying murka, seperti biasa ia berusaha menampakkannya, namun kali ini juga hasilnya sangatlah tidak maksimal.
Dena memasang tampang sinis.
"Memangnya kamu yang memberi aku makan?. Aku menghormati seseorang berdasarkan tingkah lakunya."
***
Hari berikutnya di kantor Toying. Eliza mengantarkan berkas milik temannya yang dia suruh menunggu dulu diluar ruangan.
"Ini pak. CV dia, teman Eli yang Eli bicarakan tempo hari.
"Single parrent yang membutuhkan pekerjaan itu ya?." Toying memastikan.
"Jangan khawatir, Eli jamin dia memenuhi semua kualifikasinya kok pak. Jadi bapak tinggal menempatkan dia di kursi yang barusan kosong.
Ingat ya pak, nanti kalau dia masuk. Jaga pandangan. Jangan malu-maluin Eliza."
Eliza membuka pintu, menemui temannya itu dan membawanya masuk ke ruangan.
Setelah Diana masuk ke ruangan. Toying menyisir penampilannya dari atas sampai bawah dengan pandangan "Wow", mata terbelalak, melotot sejak awal. Seakan-akan kedua bola matanya hendak keluar dari rongga mata. Dirinya sudah melupakan semua wanti-wanti Eliza sebelumnya. Ya, benar saudara-saudara. Kali ini Toying benar-benar melotot. Ia bisa melotot. Ia berhasil melotot.
Hal ini tak lepas dari penglihatan Eliza. Eliza sampai berpikir untuk menaruh Diana dihadapannya ketika bapaknya itu berusaha berakting marah. Eliza hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala sambil menepuk jidatnya.
Toying menyambutnya dengan penuh antusias, mereka saling memperkenalkan diri. Tiba-tiba Toying berubah menjadi murah senyum. Toying sepertinya nyaman dengan salaman tangan keduanya, sampai Diana sendiri yang risih dan menarik tangannya. Hingga akhirnya formalitas itu selesai, dan hanya tinggal dirinya dengan Eli kembali diruangan tersebut.
"Bapak mau sama Diana?."Eli langsung to the point.
"Kamu ini, pertanyaan macam apa sih itu?. Bapakkan sudah punya ibu."Toying tersipu-sipu.
"Dijawab saja, andaikan bapak nggak ketemu ibu."
"Mau!!!". Toying menjawab keras dengan mantap. Nada yang bergetar terdengar menggebu-gebu. Dengusan napasnya mulai terdengar berat. Kedua tangannya mengepal sedemikian rupa. Pandangan matanya berapi-api. Napasnya memburu dengan semangat 45, membara. Sebuah kata dengan nada dan ekspresi yang sudah menjelaskan semuanya.
Eliza menghela napas.
"Diananya yang nggak mau sama bapak". ucapnya kalem.
Niat
"Siapa yang suruh kamu duduk dibelakang!?. Kamu duduk disamping saya!."
"Memangnya kenapa pak?. Kan tempatnya jadi lebih lenggang, bapak jadi punya ruang lebih untuk menyetir. Pemuda yang duduk dibelakang, di kursi penumpang menjadi bingung.
"Jadi kamu anggap saya ini supir!?. Kurang ajar kamu!".
"Bukan begitu pak." Pemuda itu garuk-garuk kepala, ia memang ndeso, tidak menyangka masalah tempat duduk saja dirinya kena semprot.
'Boro-boro saya mau ngantarin. Memangnya berapa banyak orang susah yang bisa naik Ford Everest seperti ini!?. Harusnya ia bersyukur, dan berterima kasih kepadaku!.' Toying berusaha menahan amarahnya, karena itu tidak baik.
'Iya aku tahu, Ford sudah lama keluar dari negara ini. Tapi selama pelayanan purna jualnya masih mendukung. Aku masih akan terus menggunakannya. Gini-gini ini, tetaplah barang yang ada harganya. Walaupun cuma ratusan juta rupiah. Masa aku kemana-mana harus pake Fera atau Lambo. Banyak orang susah di jalan. Bisa-bisa Fera sama Lambo ku lecet, bau pula.'
Toying memberikan tugas kepada pemuda tersebut agar setiap sore setelah pulang dari kantor, pemuda itu mampir ke sebuah masjid untuk membersihkannya.
'Ini namanya saling menguntungkan. Semua didasarkan oleh niat. Ia mau membersihkan masjid karena aku bayar. Dimana lagi orang susah seperti dirinya bisa dapat tambahan Rp100rb perhari, dengan tetap memegang pekerjaan utamanya?. Gaji tetap dapat, komisi dariku ini juga dapat.
Dan aku membayarnya untuk membersihkan dengan niat untuk mendapatkan pahala. Ia mau melakukan hal ini kan karena demi uang. Jadi ia dapat uangnya. Sedangkan aku melakukan ini demi dapat pahala. Win-win solution.'
'Cuma berniat baik saja tanpa melakukannya saja sudah mendapatkan pahala satu. Apalagi ini aku penuhi.'
Aku sendiri sih bisa mengerjakan pekerjaan rendahan bersih-bersih seperti itu. E.. maksudku bukan pekerjaan rendahan. Yah.. hanya saja itu kurang tepat dilakukan oleh orang sepertiku. Toh aku bisa bayar. Jadi kenapa tidak aku kasih ke orang-orang yang membutuhkan seperti dirinya itu.
Ya kan?
Ulang Tahun bagi aku
Kutulis nota tagihan di meja frontliner. Tak lupa aku meminjam pulpen dari sana..
"Tanggal 28 Oktober bu ya?."
"Iya, ini hari spesial. Hari spesial kamu."
"Eh..." untuk sesaat aku berpikir bahwa jangan-jangan beliau mengetahui ini adalah hari ulang tahunku. Tidak heran karena beliau dekat dengan Ariela, rekan satu mejanya malahan.".
"Hari mu sebagai pemuda. Sumpah Pemuda!." Aku yakin sebenarnya bukan ini yang mau beliau katakan."
"Ini ulang tahun kamukan?".
Aku tersenyum.
"Kebetulan orangtua saya nggak pernah membiasakan tentang istimewanya hari ulang tahun. Hari itu diperlakukan seperti halnya dengan hari-hari biasa." Sepertinya beliau ingin mendengar saya bercerita lebih lanjut.
Waktu kecil di hari ulang tahun saya.. (kayaknya sih hari ulang tahun saya, walaupun ngiras bukanlahlah hal spesial karena beberapa minggu sekali saya selalu diajak ayah ngiras, kalopun kurasa dah lama kok nggak ngiras, saya yang berinisiatif meminta ayah pergi ngiras). Karena kecil saya nggak pernah hafal tanggalan. Paling dijajanin makanan sama kakek nenek lalu diberitahu bahwa hari itu saya ulang tahun. Oh ternyata hari itu saya ulang tahun.
Ayah mengajak saya ke warung Soto untuk ngiras Soto. Disana kebetulan ada dua orang pengamen jalanan lewat, masih anak-anak juga. Beliau memanggil mereka berdua untuk makan Soto bareng. Sambil bercakap-cakap ayah bertanya apa keluarga mereka masih lengkap. Yang satu menjawab masih punya ibu dan yang satunya lagi yatim piatu dan tinggal bersama kerabat.
Dalam perjalanan pulang beliau berkata kepada saya bahwa ulang tahun itu nggak usah sampai dirayakan dengan pesta. Sayang uangnya, kan bisa buat belanja yang lain. Harus bersyukur dengan keadaan, masih punya keluarga lengkap. Masih punya ayah dan ibu sehingga tidak kekurangan apapun.
Ulang tahun diberi hadiah kado itu bagus. Bikin senang yang berulang tahun. Tapi kalau tahun depannya tidak diberikan kado.. pasti mengatakan orangtua nggak sayang. Padahal seiring bertambahnya usia, pasti ingin kado yang macam-macam. Itu kurang mendidik.
Hidup itu suatu perjalanan. Dan bagiku.. datangnya hari ulang tahun membuatku menyadari usiaku.. semakin berkurang, dan aku bertambah semakin tua. Ganjalan itu terus menyelinap dalam benakku. Mungkin hal ini tidak akan membebaniku kalau saja aku sudah mendapatkan target dalam hidup.
Seperti halnya dua kali Ramadhan di tempat ini yang mengingatkanku.. bahwa aku gagal mendapatkannya, aku terlambat karena terus menunggu kabar dari orang-orang yang tidak pantas aku tunggu. Menggunakan hati kepada orang yang tidak mempunyai hati.
Teman hidup
Eliza terpaksa mematuhinya, dia tidak bisa membiarkan ibunya mendapatkan status janda begitu saja. Seperti yang pernah dibahas di cerita sebelumnya, ancaman Toyinglah yang membuat Eliza bersikap demikian. Logika Toying memang rada-rada "ajaib", kenapa tidak langsung menggunakan itu untuk memaksa Eliza menikah dengan Hengky lelaki pilihannya?(Ide yang ini jangan sampai ketahuan Toying, kasihan Eliza-nya).
Eliza tahu Toying bersungguh-sungguh terhadap ancaman tersebut.
Kalian tidak tahu, kalian pikir berapa banyak hal kotor yang pernah dilakukannya demi mencapai puncak posisinya saat ini?. Orang-orang polos yang ada dibawah tidak pernah membayangkannya dan tidak perlu mengetahuinya. "Tega" merupakan kata yang lumrah dalam dunianya. Halalkan segala cara. Itu sudah menjadi bagian dari tarikan nafasnya. Tega dan memaksa itulah kunci "kesuksesannya".
Namun disisi yang lain Eliza juga tidak mau tunduk kepada keinginan bapaknya itu. Pada kenyataannya, dilebih dari sepuluh tahun itu setiap harinya putrinya selalu membahas tentang Andika kepadanya. Tak satu haripun luput terdengar nama Andika. Eliza berisikeras tidak mau dinikahkan dengan laki-laki lain, sementara Toying juga tidak mau mengalah. Ia berisikeras agar Eli menikah dengan lelaki pilihan dirinya, yang bukan orang susah katanya. Sebagai orangtua Toying meminta anaknya itu untuk berbakti kepadanya dengan menerima calon suami yang diajukan Toying kepadanya. Dan pagi ini mereka mengulangi perdebatan yang sama.
"Bapak tahu nggak?. Sebenarnya Eli pinginnya kawin lari sama Andika".
"Bapak langsung laporin polisi. Andika bawa lari anak orang. Bahkan bisa diringkus sebelum kalian lari."
"Memangnya bisa melaporkan orang hilang sebelum 24 jam?."
"Bisa saja. Yang penting ada duwitnya!".
"Eli pinginnya pakai wali pengganti tapi Andika nggak mau. Ia hanya mau menikah kalau bapak merestui dan menjadi walinya. Ia bahkan tidak mau kami bertemu sebelum hal itu bisa terlaksana. Dan mengikhlaskan bila nanti Eli menikah dengan orang lain. Yang penting ada restu dari orangtua, restu bapak sebagai wali."
"Andika itu kurang baik apa lagi pak?".
Raut wajah Toying langsung berubah sumringah. Tubuh Toying bergoyang-goyang saking senangnya.
"Kalo gitu kamu sama Hengky. Bapak merestuinya kalo kamu sama Hengky." masih sambil bergoyang-goyang.
"Sama Hengky". Sambil tersenyum lebar.
"Bapak!".
"Pokoknya, bapak maunya kamu sama Hengki". Toying merasa diuntungkan dengan pernyataan Andika tersebut.
"Eli sudah dewasa. Sudah berhak menentukan masa depan Eli sendiri".
Istri Toying, ibu dari Eliza juga berada disana mendengarkan perdebatan keduanya. Seperti hari-hari yang biasa mereka lalui. Namun dirinya hanya diam melihat keduanya.
Duluu sekali seperti layaknya keluarga semestinya. Ibunya pernah menyuarakan dukungan kepada putrinya untuk menjalin hubungan dengan Andika. "Ibu mendukungmu. Ya nggak papa. Bapakmu saja menikahi ibu yang "tidak sejenis dengannya". Wajar kalo kamu juga naksir Andika yang berasal dari suku yang sama dengan ibu". Percakapan yang disambut gelak tawa keduanya.
Namun Toying menghardiknya. Baginya perempuan tidak usah ikut campur dalam keputusan keluarga. Karena bagi Toying, istri itu cukup mengurusi hal dalam rumah tangga. Juga hanya sebagai pelampiasan syahwat saat dirinya berada di rumah. Tidak lebih. Itulah terakhir kalinya ibunya Eliza angkat bicara. Selanjutnya dirinya hanya diam. Diam demi menjaga keutuhan rumah tangganya.
"Kamu mau mempermalukan bapak di depan kolega-kolega bapak?!. Kasta kita berbeda!. Kasta keluarga kita itu jauh lebih tinggi dari dirinya!. Enak aja, orang susah kok mimpi pingin jadi kaya."
"Bapak kok bisa-bisanya berkata seperti itu?. Padahal bapak juga terlahir dari orang kaya. Kakek walaupun bukan Trilyuner tapi tetap saja kaya. Kenapa harus menikah dengan sesama orang kaya?. Tidak akan ada bedanya. Toh sudah sama-sama kaya. Bukankah dengan menikah dengan orang yang tidak kaya, akan membuat orang itu menjadi kaya juga?. Dengan begitu justru bisa membantu keluarganya meningkatkan status ekonominya juga. Mengubah mereka juga menjadi kaya."
"Enak saja!"
'Kalo Hengky sih nggak papa.'
"Suami yang sukses adalah suami yang pendapatannya lebih besar dari belanja istrinya". Ujar Toying meniru kalimat motivasi dari seorang motivator ternama kala itu.
"Kamu mau makan sama garam!?."
"Terlahir miskin, itu bukan dosa kita. Tetapi jika meninggal dalam keadaan miskin, itu adalah dosa kita." Lanjutnya.
Eliza tidak menanggapi pernyataan bapaknya yang mengaitkan segala sesuatu dengan makan. Karena sudah bosan mengingatkan bapaknya itu bahwa semua makhluk di bumi sudah ada rezekinya masing-masing.
"Tapi Andika kan belum meninggal. Lalu miskin itu dosa?."
"Memangnya orang susah sepertinya bisa membangun masjid seperti bapak, bisa punya amal jariyah seperti itu!?. Hahaha, boro-boro menyumbang uang buat amal, buat makan saja susah!. Mimpi masuk surga padahal sendirinya nggak punya apa-apa!."
"Dan kamu mau diajak susah seperti itu!?."
"Oke, kita bikin kesepakatan. Bapak sendiri yang bakalan datang melamar Andika buat kamu kalo ia bisa membuktikan dirinya sukses. Bisa menjadi kaya dengan usahanya sendiri!."
'Minimal harus sekaya aku'.
"Jadi itu syarat dari bapak?."
"Iya". Toying mengetahui bahwa mengharapkan seseorang bisa melampaui batas kemampuannya itu sama saja dengan berharap ia gagal.
"Eli nggak setuju sama syarat bapak. Itu nggak berdasar. Bapak tahu nggak kalau Eli sampai berzina. Maka bapak juga akan mendapatkan dosanya."
"Bapak tinggal membangun masjid lebih banyak lagi. Menambah jatah menyantuni anak yatim lebih banyak lagi. Toying berkata dengan mimik bibir sinis.
"Aku dan orang yang menanggung anak yatim adalah seperti ini di surga." Toying berucap dengan senyuman lebar sambil mengacung-acungkan kedua jari telunjuk dan jari tengahnya kedepan. Lalu menggerak-gerakkan engsel keempat jarinya itu menekuk kedepan dan keatas berkali-kali. Menanggapi enteng semua hal tersebut.
Kali ini Eliza menampakkan kemarahannya setelah berusaha bersikap lembut.
"Tugas terberat seorang suami bukanlah mencari nafkah untuk anak dan istrinya, tetapi adalah menyelamatkan istri dan anaknya dari azab api neraka. Seorang suami tidak akan masuk surga selagi belum ditanya tentang kepemimpinannya dalam rumah tangga.
Untuk sesaat, Toying terdiam kehabisan kata-kata tidak bisa membalasnya.
. . .
"Cih, omongan itu pasti kamu dengar dari orang susah!".
Ucapan adalah Doa
Sebelum Toying mengatakan kebiasaanya "Mau kasih makan kamu sama garam!".
Eliza mengatakan terlebih dahulu bahwa dia kan juga bekerja, jadi bisa membantu ekonomi mereka nanti.
"Enak aja!. Pokoknya bapak nggak setuju!". Woo orang susah!".
Eliza, putri semata wayangnya itu juga berisikeras. Tidak mau kalah, bahkan juga ikutan mengancam dirinya tidak akan pernah mau menikah kalau bukan dengan lelaki pilihannya. Jadi bapaknya nggak bakalan bisa nimang cucu kalau bukan dari pernikahan mereka.
"Memangnya apa bedanya sama nimang anak kecil biasa?"
"Nggak punya cucu juga nggak papa!. Di surga nanti aku juga bisa punya cucu sebanyak-banyaknya!." Toying telah bertitah.
Dinding bisa mendengar dan ucapan itu keluar dengan caranya sendiri.
"Aamiin. Aamiin ya rabbal 'alamin".
"Semoga dipercepat ke surganya. Kalau bisa sekarang juga". Diamini oleh Sugeharto bersama yang lain. Ia bersama beberapa temannya sedang kumpul-kumpul di Warung Kopi Pak Kumis. Kalau Ibu-ibu kompleks mempunyai kegiatan gosip, mereka mempunyai acara dengan istilah tersendiri yaitu berdiskusi.
"Apa istimewanya dia!?. Aku juga calon penghuni surga kok. Bukan cuma dia saja. Kita semua yang ada disini juga pada akhirnya tetap masuk surga."ucap Sugeharto remeh.
Beberapa saat kemudian Sugeharto kepikiran.
"Eh tapi kalau dia mati duluan enak dong, anaknya jadi bisa nikah tanpa dirinya sebagai wali. Ralat kalo gitu, semoga matinya jadi yang terakhir dalam keluarganya. Jadi sampai akhir biar ia bisa melihat istrinya ikutan tidak bisa nimang cucu, anaknya jadi perawan tua, dan pacarnya jadi jejaka tua. Dan dirinya cukup nimang cucunya orang lain saja.
Ia juga meralat perkataannya agar "ke surga" digantikan dengan "ke akhirat" dan dengan embel-embel mampir dulu ke neraka yang lamaa mampirnya, sebelum sampai surga.
"Kalo pacarnya itu ya jelas beda. Sudah pasti cari yang lain lah. Jumlah perempuan itu lebih banyak daripada lelaki. Ujar Parno seorang teman diskusinya menimpali.
Bukan tanpa alasan mereka mengucapkan hal tersebut. Bukankah ucapan adalah doa?. Apalagi ucapan untuk dirinya sendiri. Dan bukankah apabila banyak yang mendoakan akan bisa lebih mustajab lagi?. Banyak yang termakan oleh kata-kata mereka sendiri karena akhirnya apa yang mereka katakan itu menjadi kenyataan. Nah lho!
"Kalau Toying tahu kamu doain begitu gimana ya reaksinya?. Ya aku tahu dia nggak mungkin nongkrong disini. Maunya sekelas "Stormbolg Cafe" produknya bule sampe susah ngatainnya. Itu lho franchise warung kopi dari Amrik yang harga "kopi biasa" seduhannya seharga kopi luwak.".
"Yo nggak papa dong!. Toh itukan doa dia sendiri. Aku malah membantu mengamini biar tercapai. Harusnya dirinya justru berterimakasih kepadaku.
Memangnya kalau tahu dia mau apa!?. Mau matiin sumber rezekiku!?. Dengan cara apa!?.
Mau nyebarin rumor, ngirimin gosip ke media massa bahwa aku calon menantunya?. Sehingga orang-orang pada sungkan menggunakan jasaku?. Sungkan datang ke tempatku?. Calon mantu dari seorang Trilyuner. Hahahaha." Yang lain ikutan tertawa berbarengan.
"Ngarep banget jadi menantunya. Ra nyadar wes tuwek." Lagi-lagi diringi tawa mereka yang ada disana.
"Pantese jadi besan. Itu baru pas." Seloroh seorang diantaranya.
"Amit-amit!" sangkal Sugeharto.
"Eh tapi kan anak sama-sama cewek. Masa jeruk makan jeruk." Lagi-lagi suara tawa menggelegar.
"Sama-sama perawan tua". Ada yang menimpali secara blak-blakan.
Mendengar itu Sugerharto hanya bisa senyum kecut, bagaimanapun juga ia tidak boleh marah menyadari dirinya satu kapal dengan mereka. Yang penting ia sudah berhasil nimang cucu.
***
Kata-kata menjadi doa erat kaitannya dengan status pikiran. Ketika kesadaran seseorang dan gelombang otak bekerja menerima informasi dari kata-kata yang didengarnya baik dari orang lain maupun dari mulutnya sendiri. Di saat gelombang otak bekerja di frekuensi Alpha atau Theta, semua kata yang terucap atau yang terdengar akan langsung masuk dan tersimpan di pikiran bawah sadar dan segala bentuk sikap akan berdasarkan ingatan di pikiran bawah sadar ini. Kekuatan dari pikiran bawah sadar ini bahkan mencapai 88%.
Jika kamu berulang-ulang mengucapkan kata-kata itu, kamu akan dapat mewujudkan dalam kenyataan. Kata-kata itu dahsyat, kata-kata itu bibit, ketika engkau mengucapkan sesuatu, engkau telah memberikan kehidupan pada kata-kata itu.
Kata yang engkau ucapkan akan berpengaruh besar pada masa depanmu. Ketika kamu berucap dengan sebuah kata, seolah kamu membuat cita-citamu sendiri di masa yang akan datang.
Apalagi bila otaknya lebih banyak bekerja pada gelombang Alpha, informasi apapun akan langsung dengan mudah diserap oleh otaknya. Alpha berada pada 8 hz – 12 hz. Gelombang otak yang terjadi pada saat seseorang yang mengalami relaksaksi atau mulai istirahat dengan tanda-tanda mata mulai menutup atau mulai mengantuk. Alpha adalah pikiran yang paling cocok untuk pemrograman bawah sadar. Seseorang yang berada pada posisi relax. Kondisi ini merupakan pintu masuk atau keluarnya potensi dari alam bawah sadar.
Beranikah dirimu mengucapkan itu setiap hari!?.
Beranikah dirimu mengucapkan itu setiap bangun tidur!?.
Beranikah dirimu mengucapkan itu setiap akan melakukan kegiatan!?.
Beranikah dirimu mengucapkan itu setiap akan tidur!?.
Niscaya itu akan menjadi kenyataan!.
Perhatikanlah pikiranmu maka itu akan menjadi ucapanmu.
Perhatikanlah ucapanmu maka itu akan menjadi tindakanmu.
Perhatikanlah tindakanmu maka itu akan menjadi karaktermu.
Perhatikanlah karaktermu maka itu akan menjadi nasibmu.
Talak
"Bapak maunya kamu sama Hengky. Bapak suka sama Hengky."
"Bapak suka sama Hengky?"
"Suka"
"Bapak suka banget sama Hengky?"
"Suka banget. Bapak sreg sama dia."
"Kalo gitu bapak saja yang kawin sama Hengky."
Toying kaget mendengar jawaban tersebut. Iya juga ya. Nggak kepikiran. Untuk sesaat Toying merasa tercerahkan.
"Jangan kurang ajar kamu!." Begitu menyadari ia tidak bisa melakukannya. Karena dirinya sudah punya istri.
"Eli ini anak bapak atau bukan!.
Ini masalah hati pak. Nggak bisa dipaksakan. Eliza sudah menemukan tambatan hati Eliza. Bapak nggak pingin lihat Eliza bahagia?."
"Pokoknya bapak nggak suka sama Andika!. Suka kok sama orang susah!. Masih mending Hengky."
'Andaikan Hengky miskin sekalipun yang penting ia "sejenis" denganku. Toh aku bisa membuat ia kaya.'
"Pokoknya Eliza nggak mau!. Titik!.
Toying mengangkat jari telunjuk kanannya hendak mengarahkannya ke putrinya itu. Tapi hanya bisa mengambang. Dirinya bingung mau berkata apa lagi.
"Pokoknya kamu harus sudahi hubunganmu dengan orang susah itu!. Atau...
Bapak ceraikan ibumu!. Toying kepikiran kata cerai yang sering ia lontarkan untuk mengancam istrinya. Mungkin juga bisa efektif bila digunakan untuk memaksakan kehendaknya kepada anak semata wayangnya ini. Dirinya bersungguh-sungguh.
Eliza terdiam membeku. Dia tidak menyangka bapaknya sendiri tega berbuat sampai sejauh itu untuk urusan yang seharusnya menjadi pilihan hidupnya. Lagi-lagi perkataan itu terdengar kembali.
Sang istri yang duduk menyaksikan peristiwa itu hanya bisa menangis. Ternyata suaminya lagi-lagi menganggap dirinya seolah tidak ada harganya.
Toying perlu diberikan cermin yang besar untuk ia berkaca.
...
Terlalu sering mengucapkan kata cerai, mengancam cerai. Berapa banyak ikatan keluarga yang putus karena kata talak suaminya, sehingga istripun tercerai. Tanpa disadari mereka masih hidup bersama dalam keharaman. Entah karena fatwa orang bodoh yang tidak memahami fikih perceraian atau karena dirinya sendiri yang bodoh tidak memahami fikih perceraian. Meremehkan perkara ini merupakan kekeliruan yang berbahaya karena dampaknya besar. Wah pintu surganya semakin jauh tuh.
Istri akan terguncang ,takut ambil bicara atau mengerjakan sesuatu yang mengakibatkan ancaman suami. Dirinya pasti bimbang, takut bila ternyata sudah tercerai padahal masih hidup bersama suaminya. Ada berapa banyak dosa yang justru mereka lakukan akibat hal ini(dalam kaitannya dengan hubungan suami istri). Pikir dong, mengumbar kata cerai berkali-kali tapi masih saja menggaulinya. Sementara dia melihat, mereka melihat hal itu sepele di mata suaminya/bapaknya. Meremehkan ucapan-ucapan cerai yang diulang-ulang bukan pada tempat semestinya. Menjadi salah satu hancurnya rumah tangga dan keluarga.
Pada akhirnya Toyingpun mencari-cari fatwa yang meringankannya. Padahal bila ia seorang yang bertakwa tentu tidak membutuhkan itu.
Entah sadar atau memang disengaja ketika dirinya sering mengucapkan kata cerai didepan anaknya. Sang anak akan belajar akhlak tercela, phobia terhadap pernikahan atau terhadap laki-laki.
Jangankan disengaja, sekalipun kelepasan mengucapkan talak itu saja sudah mempunyai dampak buruk. Suami yang buruk menjadikan kata cerai sebagai sarana meneror dan mengancam. Padahal sesungguhnya syariat menjadikannya sebagai jalan keluar dari perselisihan antara suami istri yang sudah meruncing tidak berkesudahan. Bukan karena hal remeh.
Lafal itu hanya diucapkan ketika telah benar-benar terlaksana dan didaftarkan di KUA. Sehingga hak keduanya lebih terjamin.
***
Tak disangka kebiasaannya itu semakin terbawa dalam kesehariannya, termasuk dalam pekerjaan. Beberapa hari setelah itu di kantor. Ia menemukan seorang pegawainya yang kinerjanya menurun. Untuk yang berikutnya ia tak mau si pegawai ini hanya menjadi beban target perusahaan. Disuruhlah pegawainya itu menghadap dirinya.
"Pokoknya saya nggak mau dengar alasan kegagalan kamu lagi. Target harus terlampaui."
"Kalau ndelalah tidak tercapai Pak?" sang pegawai terlihat gemetar. Ia sudah mempersiapkan diri mendengar jawaban terburuk.
Toying terdiam beberapa saat. Dirinya berusaha memasang wajah seram, dengan mencoba melotot, namun sayangnya tidak berhasil.
"Kalau sampai kamu gagal lagi...
Akan aku ceraikan istriku!."
Kata talak itu sungguh efektif untuk mengancam seseorang, dan alam bawah sadar Toying memprosesnya.
Didalam ruangan ber-AC yang hanya ada mereka berdua.
Suasana mendadak hening.. sampai beberapa menit.
Toying merasa sepertinya ada yang salah terhadap ancamannya barusan.
Akal Sehat
Di sebuah kompleks pertokoan. Sore hari menjelang, sebentar lagi jam pulang.
"Si Andika masih keluar ngirim barang?" tanya seorang berpakaian kemeja kepada pegawai toko komputer didepannya. Dia biasa ikutan ngadem di toko menjelang jam pulang. Dan penghuni toko justru senang dengan sikap tetangga mereka ini, sekalian menyemarakkan suasana, biar toko tidak terlihat sepi juga.
"Ia lagi kirim barang, baru saja keluar." jawab seorang pegawai yang menjaga di depan, Erwin namanya.
"Asmuni juga lagi keluar?". tanya Baskoro lagi, pegawai ruko sebelah, kantor koperasi simpan pinjam.
"Iya, katanya ada urusan sebentar".
"Kemarin bucin nya Andika mampir nanyain mas Bas. Katanya karena mas dekat sama Andika. Sudah ketemu?"
"Bucin itu apa?" Baskoro bingung sama istilah asing.
"Budak cinta, secret admirer nya Dika."
"Memang cewek musti gitu ya?. Nggak mau terus terang aja langsung saja sama orangnya." Ujar Baskoro.
"Yang seperti itu memang stylenya cewek jaman dulu ya mas?. Jaman sekarang mah cewek banyak yang agresif". Dia ngombinasiin keduanyakah?.
"Jadi bingung sebenarnya si Eli itu agrresif tapi kok nanggung. Maunya Andika yang nembak dia duluan gitu?. Sedangkan Dikanya sendiri bukan cowok peka. Diuntilin gitu juga percuma kagak bakalan bisa tahu kalau enggak terus terang langsung ama orangnya." Tambal Baskoro.
"Makanya dia senang sama mas yang masuk menjadi pemain pendukung demi membangun kepekaan si Dika."
"Aku cuma nyampein yang seharusnya aku sampein. Udah itu aja. Nggak ada pamrih kok."
"Malu mungkin. Dimana-mana itukan cewek seharusnya nunggu".
"Nggak juga sih, sebenarnya sudah dari jamannya Rosul sudah ada yang memberi contoh. Fatimah yang mencintai dalam diam, atau Khadijah yang datang kepadanya untuk menyatakan rasa. Hanya saja budaya kita dan sebagian besar masyarakat di dunia itu menyatakan seperti itu. Laki-laki menang nembak, perempuan menang nolak. Jadi secara norma umum ya itulah yang semestinya terjadi. Berhubung kita orang Islam juga, maka harusnya tidak menjadi masalah bila sang perempuan menampakkan perasaannya terlebih dahulu."
"Terus gimana?. Mas Bas terima tawarannya buat jadi pegawai di perusahaan dia?. Gajinya kan gede mas."
"Aku juga masih punya pikiran Win. Aku ini Sarjana seperti halnya dengan sarjana kebanyakan. Disana banyak yang lebih pintar dariku. Enggak kekurangan orang pinter kok. Malahan penampilan fisik mereka rata-rata paling juga jauh diatasku. Bagaimanapun juga itu perusahaan bapaknya, bukan dia. Jelas-jelas bapaknya itu rasis. Dika yang gantengnya seperti itu saja, yang gagah, agamanya baik, akhlaknya bagus, otaknya cerdas kayak gitu saja ditolak hanya karena bukan dari keluarga kaya, enggak "sejenis" pula ama dia. Gimana coba bapaknya itu memandangku yang nggak cuma "satu jenis" sama Dika, tapi juga punya tampang pas-pasan, sarjanapun dengan nilai yang biasa-biasa saja?. Dijadiin keset paling (Keset adalah alat pembersih kaki yang diletakkan di lantai)."
Erwin tertawa terpingkal-pingkal.
"Malah ketawa".
"Sampeyan lucunya realistis mas." Erwin masih tertawa.
Pasangan hidup
Aku belajar bahwa di dunia nyata ini tidak ada yang namanya dongeng. Aku tidak lagi mempercayainya. "Bahagia hingga akhir hayat" hanya ada di dongeng. Dan pangeran tidak akan pernah menemukan tuan putrinya. Ia gagal dalam perjalanannya. Sehingga kisah itu tak akan berlanjut untuk bisa dikisahkan kembali.
Orang mengatakan bahwa kisah dongeng itu tidaklah nyata. Mungkin itu benar, tapi bagiku.. dongeng itu lebih dari nyata. Bukan karena menceritakan keberadaan Naga, namun juga karena menceritakan bahwa manusia bisa mengalahkan naga.
Bisa jadi.. ternyata dongeng itu justru diilhami dari kisah nyata. Seorang putri yang menunggu diselamatkan pangeran berkuda putihnya.
Disini aku masih bisa bekerja seperti biasanya. Pekerjaanku yang biasanya. Rasanya aneh, ternyata dunia ini mirip sekali dengan dunia asalku. Dengan sedikit perbedaan. Pelanggan-pelanggan lama yang sudah tak pernah lagi kutemui, disini masih memakai jasaku, masih menjadi pelanggan setiaku. Sedangkan mereka yang ditempat asalku adalah pelanggan baru pengganti mereka para pelanggan lamaku, yang sudah lama menjadi pelanggan tetapku.. disini justru tidak mengenaliku, bagi mereka, diriku hanyalah orang asing.
Yes, siang ini aku berhasil mengurus izin cutiku. Aku sudah menyusun dengan matang semua rencana esok hari. Hari ini aku juga bisa pulang lebih awal.
Maafkan Zara ya bu. Lagi-lagi besok ibu masih harus menjadi seorang Nenek super.
Rasanya sungguh aneh.. apalagi untuk membiasakan diri.
Seperti halnya jarak, kalau terbiasa dilewati rasanya jadi dekat. Memang terbiasa itu cara paling mudah memanipulasi perasaan.
Jika kamu tahu bahwa Allah yang membolak-balikkan hati seseorang, maka satu-satunya cara menjaga hati orang yang kamu cintai adalah dengan mendoakannya. Mendoakan adalah cara mencintai yang paling rahasia. Mendoakanmu adalah obat paling ampuh untuk memberantas sebuah rindu.
Walaupun selama ini.. doaku masihlah sama, inginkan dirimu sebagai teman hidup selamanya.
Bahkan sampai hari ini, di dunia ini, aku belum bertemu satu Angkara yang menyulitkan.
Setiap hari di dunia ini.. semuanya merupakan doaku yang terkabulkan.
Indahkanlah pagiku, giatkanlah siangku, hebatkanlah soreku, dan damaikanlah malamku.
Lelaki itu..
Ia tak pandai menyembunyikan perasaannya. Antara langsung mengungkapkan atau lebih memilih diam. Namun dibalik diamnya ia takkan bisa menyembunyikan tatapan yang mewakili perasaannya.
Bagiku lelaki itu..
Bukan janjinya, tapi komitmennya.
Bukan kata manisnya, tapi kepastiannya.
Bukan hartanya, tapi kepribadiannya.
Bukan gelarnya, tapi ilmunya.
Bukan usianya, tapi kedewasaannya.
Lelah sesampainya dirumah. Disini aku mendapati seorang wanita istimewa. Seseorang yang seharusnya sudah aku sapih.
(Ia mendapati Zara berdiri di depan pintu saat dirinya masuk kedalam rumah)
Pada hakikatnya Istikharah itu bukan menentukan dua pilihan yang berbeda, namun memantapkan hati untuk satu pilihan yang sudah dipilih.
Aku yakin..
Uang banyak tidak membuat pria memiliki wanita baik, tetapi wanita baik mampu membuat pria memiliki banyak uang.
Sungguh wanita impianku.
Aku lebih bangga jadi milikmu dari nol, daripada memilikimu saat kamu sukses. Bukankah mendaki bersama itu lebih indah daripada menunggu sendirian dipuncak?.
Ya Allah..
kuatkanlah hatiku, menghadapi batin yang kerap kali tak terkendali, kuatkan Imanku menghadapi godaan yang kerap kali mengikuti, dan kuatkan diriku menghadapi cobaan yang datang silih berganti.
Kalaupun kau tidak berhasil mencari jalan pulang ke duniamu. Bahkan kau tidak perlu mencarinya lagi. Tinggallah disini. Ini adalah rumah barumu. Kau tidak keberatankan?, bukankah kau tetap lelaki yang sama. Kau tetaplah orang yang sama.
Seorang lelaki hebat yang tidak pernah menceritakan beban permasalahannya pada dunia. Yang menghadapinya dengan senyuman dan berbagi hanya dengan mereka yang peduli.
Apa kamu kecewa!?. Jangan menyalahkan tuhan atas apa yang telah kamu rasakan. Salahkan dirimu sendiri, suruh siapa berharap kepada manusia. Jika kau sudah berharap kepada manusia. Berarti kau harus bersiap terluka olehnya.
Ketahuilah! bahwa tidak selamanya seseorang yang mati-matian mengejarmu adalah orang yang benar-benar mencintaimu. Suatu saat ia akan pergi begitu saja setelah memuaskan semua egonya. Karena apabila singa mengejar rusa, menandakan singa mencintai rusa?.
Kau terlalu baik untuk disakiti. Tapi kau juga terlalu bodoh untuk menyadarkan dirimu apa yang pantas, kau terlalu bodoh untuk membedakan antara perjuanganmu dengan ketakutan yang tidak berani kau hadapi.
Mengapa orang baik sering tersakiti dan tertipu..?
Karena orang baik selalu memandang orang lain tulus layaknya dirinya. Ia tak menyisakan sedikitpun prasangka bahwa orang yang ia pandang dengan penuh kepercayaan mampu menyakitinya.
...
"Assalamualaikum, aku pulang".
"Waalaikumsalam, selamat datang" ^_^
Kembali bertemu Sang Bajingan
Memasuki gang tempat tinggalnya dan motorku langsung berhenti tepat di depan rumahnya yang sekaligus menjadi tempat kerjanya. Aku turun dari motor hanya untuk mendapati Boby barusan keluar dari sana. Ia berpapasan denganku sambil cengar-cengir kepadaku seolah tidak pernah terjadi apa-apa kepadaku. Setelah bertahun-tahun aku tak pernah ingin bertemu dengannya lagi.
Indera yang selama ini memblokir kesadaran itu, berbalik menggalinya dengan paksa. Menjadi ingat, walaupun tidak ingin.
Dulu, masih di daerah sini ia pernah menyuruhku untuk tidak usah mengambil pelanggan sekolah terutama SD, karena anggarannya minim dan sulit keluar kata ia. Usai mengatakan hal itu, HP miliknya berdering. Diangkatnya dan terdengar percakapan dari "seberang" bahwa dia memanggil Boby untuk menservis printer milik SD tempat nya bekerja yang kebetulan berada di depan, tidak jauh dari sini. Tentu saja Boby tidak bisa menyembunyikan percakapan tersebut karena aku berada tepat didepannya, dan aku bisa dengan jelas mendengar semuanya. Menyadari diriku berusaha menahan tawa mengenai hal itu. Dirinya dengan nada tinggi seakan marah, berkata bahwa "yang ini" sudah lama!. Ternyata tak tanggung-tanggung, ia sampai memasuki prospek sekitaran domisiliku sekalipun dirinya tahu aku akan pindah kesini. Waktu itu aku masih bisa tertawa menghadapi sifat hipokritnya itu. Namun sekarang sudah tidak bisa lagi seperti itu.
'Bajingan ini kenapa bisa sampai disini?. Padahal ini masih wilayah tempat tinggalku. Bukankah seharusnya wilayah operasinya ada jauh di daerah gunung sana?.' Muak itu pasti. Ternyata ia mengenal jaringan rekan bisnisku.
Basa basi ia menyapaku dengan senyuman palsu yang ia hias di topeng wajahnya itu.
"Aku tak balik sek ya" masih dengan cengar-cengir tanpa terlihat rasa bersalah apapun. Cengar-cengir, mungkin karena suasana hatinya sedang riang. Apa ia tidak sadar raut mukanya yang seperti itu mirip seorang idiot?.
"Yo balik o" ucapku berlalu tanpa perlu basa basi. Aku tak butuh itu. Aku tak mau berlagak pilon seperti dirinya. Saat sama-sama tahu tapi masih saja berlagak pilon, kayak orang idiot saja. Padahal kebenarannya sudah terkuak. Ia bahkan sudah berencana mati-matian akan terus pura-pura tidak tahu akan semua hal dalam lingkar kejadian yang aku alami. Menganggap aku mengalami delusi akan semua kenyataan itu. Sungguh jahat rencana mereka. Aku tak butuh pengakuannya. Semua sudah terjadi, itu tak akan mengubah apapun. Sekalipun semua bersepakat untuk berlagak pilon. Mungkin karena dibayar. Tetap saja akan ada seseorang yang tak peduli akan hal itu. Tetap saja kebenaran akan bocor terkuak. Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga.
Dan aku sangat menghargai itu. Selamanya ia tak perlu tahu siapa sumber informasiku. Itulah caraku menghargainya.
Didalam ruang kerja yang berada di ruang depan yang dipenuhi oleh berbagai monitor yang berserakan disana sini dari LCD sampai LED dari berbagai macam merk dan ukuran. Anak buah mas Margo yang sedang duduk mengerjakan rangkaian elektronik terkejut bahwa ternyata aku mengenal Boby.
"Lho, mas kenal sama Boby?. Mas temannya Boby!?"
Aku menjawabnya dengan tegas sembari mengangkat telapak tangan kananku.
"Bukan teman, cuma kenalan".
"Oh kenalannya ya mas?". Kemudian ia masih melontarkan pertanyaan yang sama sampai berkali-kali, terlihat antusias akan hal tersebut. Ketahuilah anak muda, bahwa kau bisa bereaksi seperti itu karena engkau tidak mengetahui kebusukan Boby. Syukurlah kau tidak pernah mengalami apa yang pernah aku alami. Karena bila kau sendiri yang mengalaminya, niscaya kau tak akan pernah bertanya seperti itu kepadaku. Bagiku.. Boby tak lebih dari seorang bajingan.
Wujud memang benar-benar bisa menipu ya. Kelihatannya saja polos, padahal kenyataannya apa yang ada didalamnya benar-benar busuk. Itu karena kau tidak mengenalnya.
"Kenalan, bukan teman" karena aku sudah mulai bisa membedakan antara teman atau sekedar kenalan dan rekan kerja.
"Kok ia bisa ada disini?"
"Woh!. Sudah lama mas. Boby sama kita itu dekat". ucap adik itu dengan senyum diwajahnya.
Mereka dekat karena bisnis.
"Ya memang sih. Sekalipun pasti aku mengenal mas Margo lebih dulu daripada Boby. Tapi aku jarang kesini untuk memberikan pekerjaan. Mas Margo spesialis monitor. Sedangkan sebagian besar pelangganku bila ada monitor komputernya yang rusak selalu mengatakan lebih baik beli baru, merk Cina sekalipun garansinya setahun. Padahal kalau dihitung-hitung, bagaimanapun diservice tetap lebih murah daripada beli baru.
Dan aku tidak akan menghalangi rezeki seseorang. Aku tidak mau menjadi manusia busuk seperti dirinya.
Aku keluar membopong monitorku itu. Ternyata Boby masih menunggu diluar. Sambil masih cengar-cengir ia mengajakku barengan. Iapun duduk di sepeda motor barunya yang terlihat mencolok karena berwarna merah, berjenis jantan dan berukuran sedikit lebih besar dari motor-motor pada umumnya, dan dengan kantung dikanan kirinya mirip seperti yang ada di motor Harley Davidson.
Buat apa?. Ia kan tahu rumahku dekat sini dan iakan bisa langsung balik arah untuk langsung menuju jalan raya ke arah tempat tinggalnya. Karena aku akan mengambil jalan berliku perumahan untuk pulang. Aku tak butuh basa-basi semacam itu.
Memaafkan itu pasti. Tuhan saja maha pemaaf, dan memberikan maaf sebelum diminta bukankah suatu keutamaan. Sekalipun tak pernah ada kalimat meminta maaf itu terucap sampai saat ini dari mulut Boby kepadaku. Yah mungkin hal yang pernah dilakukannya kepadaku itu baginya bukanlah apa-apa bagi dirinya. Hal yang ia anggap sepele.
Aku jijik kepadanya. Aku tak pernah ingin melihat tampang keparat itu lagi. Selamanya.
Memaafkan, tapi tidak akan pernah melupakan. Layaknya gading yang sudah retak, tak akan pernah lagi kembali utuh seperti semula. Seberapa besar apapun usaha untuk memulihkannya, tidak akan pernah bisa retakan-retakan itu disembunyikan. Itulah hati seseorang.
Aku gas sepeda motorku melesat berkelak-kelok melewati lika-liku jalanan gang perumahan yang sempit tanpa memperdulikan sosok Boby.
Sudah pernah kuutarakan sebelumnya bahwa aku hanya akan bergaul dengan orang-orang yang baik saja.
Kebetulan beberapa minggu lalu aku berbincang dengan salah satu pelangganku. Tepatnya oleh pimpinan perusahaannya sendiri. Dan aku sepertinya mendapatkan ilmu baru.
"Kalau ada orang yang attitudenya baik dan produktivitasnya baik, kamu apakan?"
"Bakal saya promosikan, saya naikkan jabatannya." jawab saya.
"Kalau attitudenya baik tapi produktivitasnya buruk, kamu apakan dia?" tanyanya lagi.
"Saya motivasi, atau saya mutasi, rolling sama yang lain."
"Sekarang bagaimana kalau attitudenya buruk tapi produktivitasnya bagus, kamu apakan orang itu?."
"Mungkin bakal saya training untuk memperbaiki attitudenya."
"Kalau ada SDM kamu yang attitudenya buruk dan produktivitasnya negatif, akan kamu apakan dia?"
"Ya saya SP3, saya pecat!."
"Begini ya, kalau di perusahaan yang saya pimpin selama lebih dari 20 tahun ini.
Kalau attitudenya baik produktivitasnya bagus, saya bahkan bisa spin-off kasih dia peluang naik sampai direksi atau mitra bermitra. Syaratnya adalah dia terus-terusan melakukan hasil yang excellent."
"Kalau attitudenya bagus tapi produktivitasnya negatif atau minus, saya akan mutasi dia, training dia, team building, bahkan terus dikasih personal coach." Apalah itu yang penting saya angguk-angguk saja.
"Sekarang kalau attitudenya buruk tapi sangat produktif atau produksinya dia positif, maka orang itu besoknya saya pecat!. Berapapun ongkosnya, saya kasih pesangon. Fire him!. PECAT."
"Dan terakhir kalau attitudenya buruk dan produktivitasnya buruk, saya pecat dua orang. Satu dia saya pecat. Kedua HRDnya saya pecat, karena pasti HRDnya ada main dan tidak becus."
"Jadi inget. Hire on expertise, fire on attitude. Tidak ada ampun!. Hanya kita pilih attitude yang terbaik. Jadi di perusahaan ini semua orang attitudenya baik."
Saya mendengar semua itu sambil manggut-manggut. Sungguh luar biasa hal yang barusan aku dengarkan ini. Membuat saya sungguh-sungguh terpukau. Saya merasa tercerahkan.
Saya menyimpulkan, mungkin karena attitude sulit untuk dirubah. Idealis.
Jadi teringat beberapa orang yang tidak peduli akan attitude dari pegawainya. Yang penting pegawai tersebut bisa kerja. Berpedoman hanya pada hasil.
Saya merasa tersanjung. Entah itu memang kalimat beliau sendiri atau beliau menyimpan kalimat-kalimat tersebut dari menghadiri acara motivasi.
"Jadi karena itu perusahaan bapak menggunakan jasa saya walaupun ada penawaran dari perusahaan sekelas S**** yang menawarkan harga lebih murah beserta fasilitas cadangan cartridge?." Mata saya sepertinya berbinar-binar ini.
Sambil menahan senyum ia menjawab pertanyaan saya itu.
"Bukan hanya karena itu. Juga karena tempat mas pembayarannya bisa tempo. Beda sama S****. Jadi perusahaan bisa lebih terorganisir dengan baik dalam mengelola keuangan."
'Oh' (-_-)
***
Hal ini mengingatkan saya akan suatu syair dan hadist nabi.
“Sesungguhnya di langit ada seekor burung yang bernama buko dan sesungguhnya burung-burung itu akan hinggap dengan yang sejenisnya.”
Bait syair tersebut sama dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dari sahabat Abu Hurairah, bahwa beliau bersabda:
“Ruh-ruh (manusia) itu bagaikan pasukan yang bersatu, maka yang saling mengenal darinya akan menyatu, dan apa yang berbeda akan berpaling”.
Hadist diatas menjadi dasar dalam islam untuk menilai seseorang. Jika disana ada orang yang baik namun ia berteman dengan orang yang jelek, maka pastilah di antara keduanya ada kesamaan, entah dalam urusan dunia atau agama. Menunjukkan bahwa menyeleksi teman sangatlah penting.
Diary seorang Amatir
Menulis itu sebenarnya gampang. Menulis hal yang menarik itulah yang tidak gampang.
Tidak semua orang mempunyai bakat merangkai kata-kata, mempunyai wawasan yang luas, juga
imajinasi yang liar. Apalagi sampai mempunyai ketiganya.
Sebenarnya untuk kumpulan cerpen "Wara Sang Warak" akan saya sudahi dulu sampai disini pada judul terakhir "Tetangga yang tidak punya otak". Itu judul yang oke sih sebagai penutup.
Kenapa?. Karena motivasi untuk saya menulis saya anggap telah selesai. Sebaiknya untuk seri-seri lanjutannnya biarlah tetap menjadi draft dalam daftar entri di blogger. Sampai kapan?. Mungkin sampai akhir hayat saya. Itulah mulanya yang ada dalam pikiran saya. Jadi saya hanya akan posting hal yang saya anggap perlu saja.
Sebenarnya tujuan kita menulis Diary/buku harian adalah untuk diri kita sendiri. Melampiaskan semua kepenatan dalam pikiran kita, suatu keresahan yang kita hadapi. Tak perlu orang lain sampai membacanya, karena pasti ada banyak hal yang kita bikin kita malu bila orang lain sampai mengetahuinya. Tapi ketika saya bisa mengutarakan suatu nilai positif akan tulisan-tulisan saya. Sayang kalau saya hanya menyimpannya untuk diri saya sendiri. Karena kisah-kisah tersebut bisa menginspirasi dan menjadi pembelajaran bagi banyak orang. Suatu hal yang tak ternilai harganya, yaitu pengalaman hidup.
"Belajarlah dari pengalaman orang lain, karena kita tidak punya cukup waktu untuk mengalaminya sendiri"
Lalu.. soal "Experience is the best teacher" yakin mau ngalamin sendiri?.
Hal ini juga yang membuat saya konsisten untuk menulis, tulisan-tulisan yang mungkin entah sekarang sudah tersebar dalam berbagai media. Motivasi.
Tanpa motivasipun mungkin kita tetap bisa menulis. Namun tidak akan ada tulisan yang bagus tanpa adanya motivasi. Motivasi inilah yang menjadi pendorong untuk mempengaruhi seseorang akan tetap melanjutkan pekerjaannya atau berhenti di tengah jalan. Pernah dengar NEP(Never Ending Project)?.
Sebaiknya kita harus punya sedikitnya dua motivasi. Sehingga ketika motivasi utama hilang, kita masih mempunyai alasan cadangan untuk terus melanjutkan. Menulis apa yang kita suka. Sehingga dengan begitu tulisan kita akan menjadi lebih jujur, tanpa beban. Bisa mengutarakan banyak hal yang terpikirkan.
Tahukah anda bahwa saya adalah seorang penulis amatir?. Tahukah anda, banyak orang yang meremehkan kata "amatir" bahkan merasa minder bila harus menyandangnya.
Kenapa disebut amatir?. Karena saya bukanlah seorang profesional.
Kenapa banyak orang yang bangga bahkan menyebut dirinya profesional dalam suatu bidang?.
Ada perbedaan yang sangat mendasar antara amatir dan profesional. Bukan terletak kepada tingginya keahlian dalam suatu bidang. Bukan. Seringkali kata amatir cenderung negatif dan salah kaprah. Diartikan tidak profesional atau abal-abal dalam suatu pekerjaan.
Amatir berasal dari bahasa Prancis amateur yang berarti "kekasih"atau "pecinta". Seseorang yang melakukan pekerjaan atau kegiatan di bidang nonprofesional dengan kata lain ia tidak dibayar. Amatir bisa juga berarti kegiatan yang dilakukan atas dasar kesenangan dan bukan untuk memperoleh nafkah.
Jadi hal yang paling mendasar adalah seorang profesional melakukan sesuatu karena dibayar. Sedangkan amatir melakukan sesuatu karena ia mencintai hal tersebut.
Seorang amatir seringkali tidak mempunyai pelatihan formal dan cenderung autodidak.
Apakah salah menjadi seorang penulis yang profesional?. Sama sekali tidak salah. Banyak yang ingin menjadikan hobinya sebagai tempat mencari nafkah. Tidak ada hal yang membebani karena kita melakukan pekerjaan yang kita senangi. Itu adalah kenikmatan tersendiri.
Kembali kenapa saya menulis kumpulan cerpen tersebut.
“If there's a book that you want to read, but it hasn't been written yet, then you must write it.”
Seringkali kita menjumpai komik-komik superhero atau bahkan film-filmya. Cenderung hanya memainkan kontak fisik. Kuat-kuatan. Saya nggak bilang hal itu jelek, cuma membosankan kalau cuma seperti itu. Tidak memberikan pembelajaran, hanya hiburan semata dari adegan kekerasan.
Sayangnya kisah Superhero-superhero mainstream seperti itu cenderung pada pasar anak-anak. Hal yang menjadi dasar hanyalah "kebaikan menang melawan kejahatan", sudah. Film-film DC sama Marvel bagus-bagus. Iya memang. Hanya saja kembali ke awal, suatu hal yang penuh dengan ledakan yang memukau mata ,adegan laga yang dipenuhi special efek yang mengagumkan, hal-hal yang sudah sangat lazim terjadi dalam dunia perfilman. Bukan hal baru.
Dan mereka semua punya formula yang sama. Penjahat supernya meneror manusia agar mereka ketakutan. Sebenarnya nggak usah susah-susah nebarin teror sampai ngehancurin bangunan. Cukup ajak nonton bareng film2 horror tahun 90an. Seperti "Bangkit dari kubur", "Pengabdi Setan", atau film-filmnya Suzana. Dijamin para manusia bakal ketakutan, lari plencing, kalau enggak ya malemnya nggak bakalan bisa tidur. Suatu hal yang chessy, layaknya serial Power Rangger. Dimana Rita Repulsa, sang penjahat utama menyerang bumi karena.. ya karena kepingin aja -_- . Makanya mereka lebih suka ngarahin ke pasar anak-anak, karena mereka gak butuh berpikir yang berat2, cukup baku hantam aja dah pada seneng kok. Oke mungkin musuh seperti itu adanya karena kurang motivasi. Muncul nih motivasinya yang sudah sangat umum, yaitu "menguasai dunia". Mau menguasai dunia kok yang diserang cuma satu titik doang? kok cuma satu tempat doang? -_-. Terus habis menguasai dunia mau apa?. Dapet umpetikah?. Mending sih kalau niatnya menjajah karena dimensi mereka butuh sumber daya alam. Dan mereka mengambilnya dari bumi kita. Motivasi dari "perbuatan jahatnya" harusnya bisa menjadi kisah yang menarik. Tapi ya itu.. penerapan ke tujuannya juga harus sesuai, bukan cuma nebar Monster secara random -_- , tapi malah kelupaan praktek usaha buat menguasai sumber-sumber tersebut.
Yah setidaknya ada dari DC movie yang saya anggap bagus yaitu "Shazam". Karena penuh dengan pesan moral. Justice League; Flashpoint paradox dan Injustice, karena itulah yang dinamakan "dark".
Saya suka menonton saat adik memainkan game Ace Attorney/Phoenix Wright. Kisahnya, konflik yang dihadirkan terasa begitu dalam. Itu yang saya sebut game dewasa.
Coba mencari-cari tontonan yang dianggap dewasa dalam dunia tokusatsu/superhero ada dua yang direkomendasikan. Sayangnya keduanya tidak sesuai ekspektasi yang saya harapkan layaknya saya menonton Detektif Conan atau Kindaichi.
Golden Knight Garo. Disebut untuk kalangan dewasa hanya karena memakai scene yang menampilkan wanita bugil. Selebihnya cuma adegan aksi dan kostum hero yang rumit. Kisah yang dibangun sangatlah datar, sama sekali tidak berat. Juga tidak "dark". Nilai jual dari franchise ini hanyalah desain karakternya dan special effect adegan laganya. Terus terang movie terakhirnya "Kami no kiba" itu bikin saya mengantuk dan akhirnya ketiduran, tiba-tiba terbangun saat adegan laga terakhir sebelum credit. Masuknya pemeran decade sebagai aktor musuh ternyata tidak berpengaruh pada pengembangan cerita. Saya kira ceritanya bakalan menarik, ternyata -_- . Beda dengan serial/movie kamen rider yang menurut saya kisahnya mengalir, enak untuk diikuti. Versi animenya jauh lebih bagus.
Kamen Rider New Amazon. Disebut peruntukan dewasa karena adegannya ada darahnya (-_-) . Kalau disebut gore juga sangat berlebihan karena tidak ada adegan jerohan berceceran. Disebut "dark" oleh para reviewer. Namun buat saya itu bukanlah dark dalam arti yang sebenarnya. Dalam segi cerita juga biasa-biasa saja. Cukup lumayanlah kisah berburu monsternya.
"Inilah saatnya saya berhenti membaca buku orang lain dan menulis kisah saya sendiri".