Sore ini Toying terlihat masuk ke mobilnya membawa seorang pemuda. Ia adalah salah satu tenaga cleaning servis di perusahaannya.
"Siapa yang suruh kamu duduk dibelakang!?. Kamu duduk disamping saya!."
"Memangnya kenapa pak?. Kan tempatnya jadi lebih lenggang, bapak jadi punya ruang lebih untuk menyetir. Pemuda yang duduk dibelakang, di kursi penumpang menjadi bingung.
"Jadi kamu anggap saya ini supir!?. Kurang ajar kamu!".
"Bukan begitu pak." Pemuda itu garuk-garuk kepala, ia memang ndeso, tidak menyangka masalah tempat duduk saja dirinya kena semprot.
'Boro-boro saya mau ngantarin. Memangnya berapa banyak orang susah yang bisa naik Ford Everest seperti ini!?. Harusnya ia bersyukur, dan berterima kasih kepadaku!.' Toying berusaha menahan amarahnya, karena itu tidak baik.
'Iya aku tahu, Ford sudah lama keluar dari negara ini. Tapi selama pelayanan purna jualnya masih mendukung. Aku masih akan terus menggunakannya. Gini-gini ini, tetaplah barang yang ada harganya. Walaupun cuma ratusan juta rupiah. Masa aku kemana-mana harus pake Fera atau Lambo. Banyak orang susah di jalan. Bisa-bisa Fera sama Lambo ku lecet, bau pula.'
Toying memberikan tugas kepada pemuda tersebut agar setiap sore setelah pulang dari kantor, pemuda itu mampir ke sebuah masjid untuk membersihkannya.
'Ini namanya saling menguntungkan. Semua didasarkan oleh niat. Ia mau membersihkan masjid karena aku bayar. Dimana lagi orang susah seperti dirinya bisa dapat tambahan Rp100rb perhari, dengan tetap memegang pekerjaan utamanya?. Gaji tetap dapat, komisi dariku ini juga dapat.
Dan aku membayarnya untuk membersihkan dengan niat untuk mendapatkan pahala. Ia mau melakukan hal ini kan karena demi uang. Jadi ia dapat uangnya. Sedangkan aku melakukan ini demi dapat pahala. Win-win solution.'
'Cuma berniat baik saja tanpa melakukannya saja sudah mendapatkan pahala satu. Apalagi ini aku penuhi.'
Aku sendiri sih bisa mengerjakan pekerjaan rendahan bersih-bersih seperti itu. E.. maksudku bukan pekerjaan rendahan. Yah.. hanya saja itu kurang tepat dilakukan oleh orang sepertiku. Toh aku bisa bayar. Jadi kenapa tidak aku kasih ke orang-orang yang membutuhkan seperti dirinya itu.
Ya kan?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Teman-teman, komentar yang sopan ya (jangan bikin sampah). Mohon jangan memberi komentar beserta link. Terima kasih (^-^).