Menulis itu sebenarnya gampang. Menulis hal yang menarik itulah yang tidak gampang.
Tidak semua orang mempunyai bakat merangkai kata-kata, mempunyai wawasan yang luas, juga
imajinasi yang liar. Apalagi sampai mempunyai ketiganya.
Sebenarnya untuk kumpulan cerpen "Wara Sang Warak" akan saya sudahi dulu sampai disini pada judul terakhir "Tetangga yang tidak punya otak". Itu judul yang oke sih sebagai penutup.
Kenapa?. Karena motivasi untuk saya menulis saya anggap telah selesai. Sebaiknya untuk seri-seri lanjutannnya biarlah tetap menjadi draft dalam daftar entri di blogger. Sampai kapan?. Mungkin sampai akhir hayat saya. Itulah mulanya yang ada dalam pikiran saya. Jadi saya hanya akan posting hal yang saya anggap perlu saja.
Sebenarnya tujuan kita menulis Diary/buku harian adalah untuk diri kita sendiri. Melampiaskan semua kepenatan dalam pikiran kita, suatu keresahan yang kita hadapi. Tak perlu orang lain sampai membacanya, karena pasti ada banyak hal yang kita bikin kita malu bila orang lain sampai mengetahuinya. Tapi ketika saya bisa mengutarakan suatu nilai positif akan tulisan-tulisan saya. Sayang kalau saya hanya menyimpannya untuk diri saya sendiri. Karena kisah-kisah tersebut bisa menginspirasi dan menjadi pembelajaran bagi banyak orang. Suatu hal yang tak ternilai harganya, yaitu pengalaman hidup.
"Belajarlah dari pengalaman orang lain, karena kita tidak punya cukup waktu untuk mengalaminya sendiri"
Lalu.. soal "Experience is the best teacher" yakin mau ngalamin sendiri?.
Hal ini juga yang membuat saya konsisten untuk menulis, tulisan-tulisan yang mungkin entah sekarang sudah tersebar dalam berbagai media. Motivasi.
Tanpa motivasipun mungkin kita tetap bisa menulis. Namun tidak akan ada tulisan yang bagus tanpa adanya motivasi. Motivasi inilah yang menjadi pendorong untuk mempengaruhi seseorang akan tetap melanjutkan pekerjaannya atau berhenti di tengah jalan. Pernah dengar NEP(Never Ending Project)?.
Sebaiknya kita harus punya sedikitnya dua motivasi. Sehingga ketika motivasi utama hilang, kita masih mempunyai alasan cadangan untuk terus melanjutkan. Menulis apa yang kita suka. Sehingga dengan begitu tulisan kita akan menjadi lebih jujur, tanpa beban. Bisa mengutarakan banyak hal yang terpikirkan.
Tahukah anda bahwa saya adalah seorang penulis amatir?. Tahukah anda, banyak orang yang meremehkan kata "amatir" bahkan merasa minder bila harus menyandangnya.
Kenapa disebut amatir?. Karena saya bukanlah seorang profesional.
Kenapa banyak orang yang bangga bahkan menyebut dirinya profesional dalam suatu bidang?.
Ada perbedaan yang sangat mendasar antara amatir dan profesional. Bukan terletak kepada tingginya keahlian dalam suatu bidang. Bukan. Seringkali kata amatir cenderung negatif dan salah kaprah. Diartikan tidak profesional atau abal-abal dalam suatu pekerjaan.
Amatir berasal dari bahasa Prancis amateur yang berarti "kekasih"atau "pecinta". Seseorang yang melakukan pekerjaan atau kegiatan di bidang nonprofesional dengan kata lain ia tidak dibayar. Amatir bisa juga berarti kegiatan yang dilakukan atas dasar kesenangan dan bukan untuk memperoleh nafkah.
Jadi hal yang paling mendasar adalah seorang profesional melakukan sesuatu karena dibayar. Sedangkan amatir melakukan sesuatu karena ia mencintai hal tersebut.
Seorang amatir seringkali tidak mempunyai pelatihan formal dan cenderung autodidak.
Apakah salah menjadi seorang penulis yang profesional?. Sama sekali tidak salah. Banyak yang ingin menjadikan hobinya sebagai tempat mencari nafkah. Tidak ada hal yang membebani karena kita melakukan pekerjaan yang kita senangi. Itu adalah kenikmatan tersendiri.
Kembali kenapa saya menulis kumpulan cerpen tersebut.
“If there's a book that you want to read, but it hasn't been written yet, then you must write it.”
Seringkali kita menjumpai komik-komik superhero atau bahkan film-filmya. Cenderung hanya memainkan kontak fisik. Kuat-kuatan. Saya nggak bilang hal itu jelek, cuma membosankan kalau cuma seperti itu. Tidak memberikan pembelajaran, hanya hiburan semata dari adegan kekerasan.
Sayangnya kisah Superhero-superhero mainstream seperti itu cenderung pada pasar anak-anak. Hal yang menjadi dasar hanyalah "kebaikan menang melawan kejahatan", sudah. Film-film DC sama Marvel bagus-bagus. Iya memang. Hanya saja kembali ke awal, suatu hal yang penuh dengan ledakan yang memukau mata ,adegan laga yang dipenuhi special efek yang mengagumkan, hal-hal yang sudah sangat lazim terjadi dalam dunia perfilman. Bukan hal baru.
Dan mereka semua punya formula yang sama. Penjahat supernya meneror manusia agar mereka ketakutan. Sebenarnya nggak usah susah-susah nebarin teror sampai ngehancurin bangunan. Cukup ajak nonton bareng film2 horror tahun 90an. Seperti "Bangkit dari kubur", "Pengabdi Setan", atau film-filmnya Suzana. Dijamin para manusia bakal ketakutan, lari plencing, kalau enggak ya malemnya nggak bakalan bisa tidur. Suatu hal yang chessy, layaknya serial Power Rangger. Dimana Rita Repulsa, sang penjahat utama menyerang bumi karena.. ya karena kepingin aja -_- . Makanya mereka lebih suka ngarahin ke pasar anak-anak, karena mereka gak butuh berpikir yang berat2, cukup baku hantam aja dah pada seneng kok. Oke mungkin musuh seperti itu adanya karena kurang motivasi. Muncul nih motivasinya yang sudah sangat umum, yaitu "menguasai dunia". Mau menguasai dunia kok yang diserang cuma satu titik doang? kok cuma satu tempat doang? -_-. Terus habis menguasai dunia mau apa?. Dapet umpetikah?. Mending sih kalau niatnya menjajah karena dimensi mereka butuh sumber daya alam. Dan mereka mengambilnya dari bumi kita. Motivasi dari "perbuatan jahatnya" harusnya bisa menjadi kisah yang menarik. Tapi ya itu.. penerapan ke tujuannya juga harus sesuai, bukan cuma nebar Monster secara random -_- , tapi malah kelupaan praktek usaha buat menguasai sumber-sumber tersebut.
Yah setidaknya ada dari DC movie yang saya anggap bagus yaitu "Shazam". Karena penuh dengan pesan moral. Justice League; Flashpoint paradox dan Injustice, karena itulah yang dinamakan "dark".
Saya suka menonton saat adik memainkan game Ace Attorney/Phoenix Wright. Kisahnya, konflik yang dihadirkan terasa begitu dalam. Itu yang saya sebut game dewasa.
Coba mencari-cari tontonan yang dianggap dewasa dalam dunia tokusatsu/superhero ada dua yang direkomendasikan. Sayangnya keduanya tidak sesuai ekspektasi yang saya harapkan layaknya saya menonton Detektif Conan atau Kindaichi.
Golden Knight Garo. Disebut untuk kalangan dewasa hanya karena memakai scene yang menampilkan wanita bugil. Selebihnya cuma adegan aksi dan kostum hero yang rumit. Kisah yang dibangun sangatlah datar, sama sekali tidak berat. Juga tidak "dark". Nilai jual dari franchise ini hanyalah desain karakternya dan special effect adegan laganya. Terus terang movie terakhirnya "Kami no kiba" itu bikin saya mengantuk dan akhirnya ketiduran, tiba-tiba terbangun saat adegan laga terakhir sebelum credit. Masuknya pemeran decade sebagai aktor musuh ternyata tidak berpengaruh pada pengembangan cerita. Saya kira ceritanya bakalan menarik, ternyata -_- . Beda dengan serial/movie kamen rider yang menurut saya kisahnya mengalir, enak untuk diikuti. Versi animenya jauh lebih bagus.
Kamen Rider New Amazon. Disebut peruntukan dewasa karena adegannya ada darahnya (-_-) . Kalau disebut gore juga sangat berlebihan karena tidak ada adegan jerohan berceceran. Disebut "dark" oleh para reviewer. Namun buat saya itu bukanlah dark dalam arti yang sebenarnya. Dalam segi cerita juga biasa-biasa saja. Cukup lumayanlah kisah berburu monsternya.
"Inilah saatnya saya berhenti membaca buku orang lain dan menulis kisah saya sendiri".
0 komentar:
Posting Komentar
Teman-teman, komentar yang sopan ya (jangan bikin sampah). Mohon jangan memberi komentar beserta link. Terima kasih (^-^).