Untukmu nan jauh disana...
Apakah kau merindukanku seperti halnya aku yang selalu merindukanmu?.
Semburat warna Oranye menghiasi angkasa. Gumpalan awan-awan tipis tergurat melow. Cahayanya yang temaram menyinari bumi.
Saat ini aku berada di sebuah padang rumput yang luas. Hanya terlihat sebuah pohon besar nan rindang yang jauh disana. Aku berjalan menuju pohon tersebut, karena hanya itulah satu-satunya tempat mencolok yang bisa kudatangi. Semakin mendekat semakin terlihat ada sesosok siluet seseorang disana. Di bawah pohon rindang itu. Seorang perempuan berjilbab memunggungiku. Ketika aku sampai dan berhenti tepat berada di belakangnya. Perlahan dia membalikkan badannya. Sosok perempuan berhijab itu ternyata Doi. Dia adalah Zara. Aku hanya bisa diam.
Melihatku lekat dia menyalamiku terlebih dahulu.
"Hai, apa kabar?"
"Hai juga" jawabku.
"Sehat, namun kurasa tidak begitu baik" lanjutku.
Aku menghirup nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya, terkejut akan keadaan ini. Suasana sore yang sendu.
"Apa kamu puas dengan keputusanmu waktu itu?. Sudah menemukan apa yang kamu cari? ujarnya"
'Waktu itu?. Apakah yang dia maksud waktu itu adalah saat itu?. Saat aku mengambil keputusan untuk menunggu Diana dan mengabaikan dirinya?. Suatu keputusan berdasarkan emosi bukan berdasarkan logika seperti yang umumnya diambil oleh para pria.
Aku sampai mengambil keputusan tersebut karena Diana sudah mengambil sebuah keputusan besar dalam hidupnya. Dan aku pikir aku tidak bisa menelantarkannya begitu saja. Suatu keputusan yang akhirnya aku sesali.
"Apa hasilnya?. Mereka mengecewakanmu lagi?. Mereka lagi-lagi mengkhianati dirimu?. Aku hanya bisa lesu mendengar perkataannya.
"Aku mau marah sama kamu!" matanya terlihat nanar.
"Kenapa memberi kesempatan kedua bagi orang yang sama?. Jika nyatanya ada aku, orang baru yang menunggu kesempatan pertamanya!?".
"Kamu nggak adil sama aku"
'Ya tentu saja kamu boleh marah padaku. Kamu berhak akan hal itu' .
Aku hanya bisa terdiam mendengarkan semua perkataannya.
"Nasi sudah menjadi bubur". Itu adalah kalimat klasik yang sudah sering kita dengar.
"Kamu tahukan?" saat aku hendak meneruskan kalimat berikutnya. Zara juga ikut mengatakan kalimat yang sama, seolah dia tahu apa yang hendak kukatakan.
"Tidak semua orang beruntung menikah dengan cinta
sejatinya, tapi semua orang bisa beruntung menjadikan orang yang telah dinikahinya
sebagai cinta sejatinya". Aku cukup terkejut akan hal itu.
"Tentu saja aku tahu nasehat itu. Karena saat ini aku sedang berusaha menjalaninya. Kamu memang pandai mengatakan nasehat. Tapi seharusnya kamu ambil nasehat itu untuk diri kamu sendiri!". Kali ini aku hanya bisa menunduk.
"Jangan menunda yang harus disegerakan dan mempersulit apa yang harusnya dimudahkan. Pernikahan termasuk yang ada didalamnya".
"Disegerakan namun bukan berarti tergesa-gesa bukan?". Kali ini Zaralah yang menunduk.
"Menunggu bukanlah masalah sebentar atau lama. Tapi masalah kepastian."
Diapun menengadahkan wajahnya memandangku dalam-dalam. "Kamu tidak tahu yang kami kaum perempuan rasakan. Saat sudah menginjak umur 25th. Itulah saat untuk menikah. Terlalu tua membuat kesuburan menurun dan rahim tidak bisa lagi dipakai!. Dan kamu yang aku harapkan justru tidak meresponku."
'Aku mengetahui hal itu. Tapi bukan berarti aku sebagai laki-laki ingin menunda-nunda pernikahan. Hanya saja..
"Quraish shihab mengatakan pernikahan adalah kebaikan yang jangan ditunda-tunda tapi disegerakan, tidak ada cinta pada pandangan pertama".
Aku tersenyum dan menggodanya. "Waktu sama aku itu bukan cinta dalam pandangan pertama ya?".
Wajahnya memerah seperti udang rebus.
"Ini bukan waktunya bercanda!. Dan tidak seharusnya kamu menggoda.. istri orang."
"Ah.. maaf. Aku memijat-mijat tengkukku dengan tangan kanan.
"Zar, maafkan atas sikapku waktu itu. Biarlah aku tanggung hasil dari keputusanku itu saat ini".
Sosok perempuan cantik berjilbab itu perlahan menghilang, digantikan oleh sosok perempuan cantik berwajah oriental. Dia bernama Ariella.
'Ah ternyata.. ini adalah mimpi. Tentu saja'.
Apakah ini adalah bentuk keresahan hatiku selama ini?.
Sepasang mata dengan lekukan kelopak mata kebawah itu memandangku dengan tajam. Bibirnya mengkerut. Membuat dirinya semakin imut. (^_^)
"Hai" sapaku.
"Aku mau marah sama kamu!" ujarnya dengan posisi tangan sedakep.
'Ah lagi-lagi mau dimarahin. Baru sekalinya ketemu di mimpi tapi dimarahin'.
"Aku akan dengarkan" ucapku.
"Kalau hasilnya seperti ini. Kenapa kamu tidak mengatakannya kepadaku lebih awal!?".
"Kenapa tidak menjanjikan apapun kepadaku?. Kenapa kamu tidak memperjuangkanku sampai akhir!?".
"Kamu pasti tahu jawabannya bukan?" jawabku.
"Jangan kau pikir aku tidak berbuat sesuatu apapun!. Aku sudah menyampaikannya kepada bapak.
Kesan pertama itu penting!. Kamu yang membuatnya gagal. Memasang foto alay di profil Sosmedmu. Itu yang bikin bapak ilfil. "
"Foto yang mana yang kamu maksud?. Foto kartun Ninja? atau foto YuGiOhnya?."
"Iya yang itu!. Foto editan dirimu yang bersayap malaikat dalam bingkai kartu YuGiOh."
'Ya.. masa harus memasang pas foto sebagai profil di Medsos?. Dan itukan cuma Medsos yang aku tidak aktif pula didalamnya.'
"Dan kamu pasti mendengarnya bukan?. Saat aku mengatakan pasti bisa berhasil bila langsung menghadap menemui bapak. Waktu itu kedengeran gak?."
"Waktu kamu berbicara sendiri itu ya? ucapku tersenyum."
"Tapi bagaimanapun juga.. maafkan aku ya". Aku mengelus-elus kepalanya. Hal yang tidak mungkin bisa kulakukan di dunia nyata.
"Aku yang harusnya minta maaf. Padahal hal yang kuinginkan akhirnya terjadi.. tapi. Dia meneteskan air matanya.
Kamu juga harus bisa move-on. Katakan padaku adakah gadis yang terpikirkan saat ini untuk kamu jadikan pendamping hidupmu?."
"Ya mungkin ada. Tapi entahlah. Saat pulang dari Jumatan. Aku pernah mendengar ayahnya berkata namun tidak secara langsung kepadaku. Bila aku memberi kesempatan kepadamu, kenapa tidak memberikan kesempatan yang sama kepada putrinya?.
Mungkin aku hanya tidak mau ada bayangan "dirinya" dalam kehidupan kami nantinya."
"Kalau begitu jangan menganggapnya sebagai bayangan dirinya. Bila dia sudah menjadi istrimu dia harus patuh dan mengabdi kepadamu. Dan wajib menuruti segala keputusan yang kamu ambil."
"Witing tresno jalaran soko kulino. Pandangan pertama bukan satu-satunya cara jatuh cinta". Kamu tidak mengenalnya, kalau kamu bisa mengenal dirinya lebih jauh. Belum tentu kamu tidak bisa jatuh hati kepadanya bukan?."
Sosok itu berubah beriringan antara Zara dan Ariella. Kami sudah ada seseorang yang membuat kami bisa mulai melupakanmu. Berbeda denganmu yang hanya bisa mengharapkan sang waktu untuk membantumu.
"Seseorang itu adalah suami kalian ya?."
Mereka menggelengkan kepala.
"Kurang tepat. Seseorang itu adalah buah hati kami.
Kalau tidak kamu segerakan. Anakmu akan lahir saat kamu umur berapa?. Jadi jangan kelamaan sendirian."
Senja adalah batas peralihan. Saat Matahari memilih tenggelam. Sebelum akhirnya dunia menjadi gelap tanpa cahaya.
Aku tersenyum. "Percakapan ini. Sosok kalian ini pasti berdasarkan informasi yang tersimpan pada alam bawah sadarku ya?."
Sosok mereka berdua muncul bergantian dalam satu sosok didepanku.
Menggelengkan kepala. "Apa kamu pikir diri kami di dunia nyata tidak akan mengatakan hal yang sama?."
Aku terbangun dari tidurku
Pagi hari di hari Ahad, di hari yang sama dan di tanggal yang sama 3# tahun yang lalu saat kelahiranku.
Setiap hari kita bermimpi. Hanya saja setelah terbangun seringkali kita tidak bisa mengingat apa yang saat itu kita mimpikan.
Toying Logic
Diposting oleh
tutorial
22.38
Sirine raung-raung keras. Telah terjadi kecelakaan kerja ditempat tersebut. Lift material proyek yang mengangkut pekerja terjun bebas dari ketinggian. Telah jatuh korban, seorang pekerja tewas.
Pihak intern melaporkan kepada Toying bahwa itu sebenarnya adalah kelalaian perusahaan yang tidak melakukan peremajaan unit. Kebijakan Toying adalah akar dari permasalahan ini. Ialah yang memutuskan kebijakan tersebut.
"Ini adalah murni kecelakaan. Tidak ada yang bisa disalahkan. Kejadian ini sudah menjadi takdir Tuhan!". Ujarnya berdiplomasi.
Sejenak ia melihat daftar nama para pegawainya yang sudah ia pelajari tadi malam. Iapun memutuskan untuk menaikkan pangkat seorang pegawainya yang bernama Jojon yang masih sepupu jauh korban.
Para staff dalam hati menanyakan kenapa bukan fokus kepada keluarga utama yang ditinggal kan korban?. Anak dan istrinya.
"Saya lihat performa pekerjaan nya diperusahaan kita bagus. Dia tidak pernah absen, tidak pernah pula mengambil cuti".
Jadi demi rasa simpati nya kepada korban
Iapun mengangkat Jojon menjadi mandor.
"Almarhum itu orang baik. Dia pasti juga setuju dengan keputusan saya. Inikan juga demi saudaranya juga".
Jojon menerima promosi tersebut tanpa menanyakan hal-hal mendasar yang bersangkutan. Tak perlu berpikir lama dan tanpa berpikir dua kali Jojon langsung menerimanya. Orang Jawa menyebut apa yang dilakukan Jojon itu "geleman".
Menyadari bahwa hal itu adalah aji mumpung. Jojonpun berencana untuk mengajukan daftar keluarga nya yang notabene masih keluarga jauh almarhum untuk bekerja di perusahaan dengan posisi strategis.
Pihak intern melaporkan kepada Toying bahwa itu sebenarnya adalah kelalaian perusahaan yang tidak melakukan peremajaan unit. Kebijakan Toying adalah akar dari permasalahan ini. Ialah yang memutuskan kebijakan tersebut.
"Ini adalah murni kecelakaan. Tidak ada yang bisa disalahkan. Kejadian ini sudah menjadi takdir Tuhan!". Ujarnya berdiplomasi.
Sejenak ia melihat daftar nama para pegawainya yang sudah ia pelajari tadi malam. Iapun memutuskan untuk menaikkan pangkat seorang pegawainya yang bernama Jojon yang masih sepupu jauh korban.
Para staff dalam hati menanyakan kenapa bukan fokus kepada keluarga utama yang ditinggal kan korban?. Anak dan istrinya.
"Saya lihat performa pekerjaan nya diperusahaan kita bagus. Dia tidak pernah absen, tidak pernah pula mengambil cuti".
Jadi demi rasa simpati nya kepada korban
Iapun mengangkat Jojon menjadi mandor.
"Almarhum itu orang baik. Dia pasti juga setuju dengan keputusan saya. Inikan juga demi saudaranya juga".
Jojon menerima promosi tersebut tanpa menanyakan hal-hal mendasar yang bersangkutan. Tak perlu berpikir lama dan tanpa berpikir dua kali Jojon langsung menerimanya. Orang Jawa menyebut apa yang dilakukan Jojon itu "geleman".
Menyadari bahwa hal itu adalah aji mumpung. Jojonpun berencana untuk mengajukan daftar keluarga nya yang notabene masih keluarga jauh almarhum untuk bekerja di perusahaan dengan posisi strategis.
Munafik ll
Diposting oleh
tutorial
16.50
Toying saat ini sedang melihat-lihat tanah yang akan dia beli. Rencananya dia akan membangun masjid diatasnya.
"Ini adalah sumber investasi amal jariyah yang akan mengalir terus." Ujar Toying kepada asisten pribadinya dengan sumringah.
Asisten nya itu memang mengenal Toying dengan baik. Dia tahu benar semua usaha yang digeluti Toying selalu berhasil, seolah Tuhan sangat sayang kepadanya.
Banyak orang yang berkali-kali gagal sebelum akhirnya berhasil. Bahkan banyak orang selalu gagal dan sampai akhirnya menyadari bahwa mungkin rezekinya tidak ada disitu, itu bukanlah bidang yang tepat untuknya. Dan bahkan lebih banyak orang yang tidak bisa dibilang sukses dalam segi ekonomi sampai akhir seperti standart kesusksesan yang digadang-gadang oleh si Boss. Menganggap semua yang ada padanya saat ini adalah usaha dia sendiri semata. Tanpa campur tangan Tuhan?.
Jika kau berpikir bahwa Toying adalah orang yang pandai, seperti halnya dia menilai dirinya sendiri. Maka anggapanmu itu adalah salah. Ia hanyalah seorang opportunis dengan tingkat keberuntungan yang tinggi. Kalau pandai ya pasti jadi dokter. Banyak wiraswasta berhasil, yang tingkat pendidikannya bahkan tidak lulus SD. Dan tidak banyak dari mereka ngaku-ngaku diri mereka pandai, terutama dalam hal pelajaran/teori.
Asisten nya hanya mengangguk-angguk dengan semua ucapan Boss besar nya itu. Ia menyadari betul posisinya saat ini.
Ia bisa membayangkan saat si Bossnya berpapasan dengan orang tua pengemis/gelandangan yang sejak awal terlahir dari keluarga miskin. Pasti akan merasakan dirinya seorang superior. Dilahirkan dari keluarga berada dengan segala kemudahan akses. Jijik kepada mereka yang berkulit kulit coklat atau bahkan lebih gelap, kecuali istrinya dan para pelacur yang pernah ditidurinya. Aku tidak bisa membayangkan, bagaimana bisa ia memandang dengan jijik kedua calon mertuanya, sementara dirinya sendiri hendak melamar putri mereka?. Dan bagaimana reaksi keduanya bila mengetahui sifat sejati menantunya itu lebih awal?. Sekarang saja Toying bisa lantang berkata tidak nikah sama istrinya yang sekarang juga nggak papa, sekalipun itu dikatakannya didepan putrinya sendiri bahkan didepan istrinya sendiri secara langsung. Dengan mudahnya mengumbar kata cerai demi memaksakan kehendaknya. Sungguh ia perlu belajar menjadi manusia, ia perlu belajar bagaimana menghargai seseorang, apalagi itu keluarganya sendiri. Jadi dirinya tidak bersyukur dengan keadaannya yang sekarang?.
Pada kenyataannya, apa yang dikatakannya itu hanyalah omong kosong. Bila waktu itu lamarannya ditolak, memangnya dirinya yang sekarang akan bisa berkata demikian?. Yang ada justru dirinya sakit hati, dendam, kebenciannya semakin menjadi. Mengatakan hal-hal tentang SARA dan sumpah serapah sejenisnya. Memfitnah "jenis" merekalah yang menjadi penyebabnya. Dan aku tak yakin ia akan berdiam diri dan tidak melakukan suatu keburukan terhadap mereka. Inilah yang dinamakan attitude. Sesuatu yang sulit untuk dirubah.
Memangnya kalau tidak jadi dengan istrinya yang sekarang, ia mau jadi sama siapa?. Perempuan "satu jenis" dengannya tapi jelek dan tidak dicintainya? atau.. palingan juga sama salah satu diantara perempuan nakal yang juga tidak "sejenis" dengannya, yang penting wajahnya cantik. Dah gitu doang, sesederhana itu. Toying boleh menyombongkan diri perempuan mana yang bakal menolak dirinya. Karena hal itu sebagian besar memang benar. Perempuan mana yang tidak mau sama hartanya?.
Juga para pelacur yang pernah ditidurinya. Ia pada dasarnya memang nggragas. Ada daging segar matang, dimasak, dibumbui dirumah. Tapi memilih daging mentah busuk sepahan bekas kunyahan banyak laki-laki, yang ada diluar rumah.
Ditambah lagi bila ia melihat mereka yang keriput karena sudah tua. Seperti dianya tidak akan pernah tua ya?. Memandang rendah orang yang ia anggap miskin sebagai pemalas.
Tapi semua itu duluuu. Kalau sekarang ya.. tidak tahu. Mungkin sudah tidak seperti itu. Semoga. Mungkin karena sudah tidak ada pilihan. Jadi ya terpaksa. Bagaimana lagi.. lebih dari 80% penduduk Indonesia berkulit coklat/gelap. Masa dirinya mau pindah ke negara 4 musim, yang mendekati kutub atau bahkan ke kutubnya
Sedangkan Si Boss menganugerahi dirinya sendiri julukan "pekerja keras" dengan bukti segala kekayaan yang dimilikinya. Walaupun pada kenyataannya, ia tidak pernah melakukan kata kerja tersebut dalam arti yang sebenarnya. Bila kita bekerja demi uang. Uang justru bekerja kepada Si Boss. Dia menilai sebagian besar orang berkulit coklat adalah orang susah, orang miskin. Dan miskin berarti pemalas.
Padahal sang Asisten mengakui sungguh suatu keanehan dikala sang Boss lebih malu dosanya diketahui manusia ketimbang oleh Tuhan yang senantiasa selalu melihat segala perbuatannya. Yang dengan penuh kepedean bangga akan segala amalannya yang ia katakan mengalir deras. Sang calon penghuni surga. Dikala para sahabat nabi justru khawatir bila sampai amalan mereka tidak diterima.
Sang Asisten pernah mendengar Toying sedikit berceramah kepadanya. "Lebih banyak orang yang gagal ujian kekayaan daripada ujian kemiskinan. Tapi aku sih tetap memilih ujian kekayaan." Ujarnya dengan penuh senyuman.
Tentu saja karena ia berpikir bahwa ia bisa membeli pahala. Bisa membeli surga layaknya ia membeli banyak "surga dunia". Itulah logika yang dimilikinya.
"Ini adalah sumber investasi amal jariyah yang akan mengalir terus." Ujar Toying kepada asisten pribadinya dengan sumringah.
Asisten nya itu memang mengenal Toying dengan baik. Dia tahu benar semua usaha yang digeluti Toying selalu berhasil, seolah Tuhan sangat sayang kepadanya.
Banyak orang yang berkali-kali gagal sebelum akhirnya berhasil. Bahkan banyak orang selalu gagal dan sampai akhirnya menyadari bahwa mungkin rezekinya tidak ada disitu, itu bukanlah bidang yang tepat untuknya. Dan bahkan lebih banyak orang yang tidak bisa dibilang sukses dalam segi ekonomi sampai akhir seperti standart kesusksesan yang digadang-gadang oleh si Boss. Menganggap semua yang ada padanya saat ini adalah usaha dia sendiri semata. Tanpa campur tangan Tuhan?.
Jika kau berpikir bahwa Toying adalah orang yang pandai, seperti halnya dia menilai dirinya sendiri. Maka anggapanmu itu adalah salah. Ia hanyalah seorang opportunis dengan tingkat keberuntungan yang tinggi. Kalau pandai ya pasti jadi dokter. Banyak wiraswasta berhasil, yang tingkat pendidikannya bahkan tidak lulus SD. Dan tidak banyak dari mereka ngaku-ngaku diri mereka pandai, terutama dalam hal pelajaran/teori.
Asisten nya hanya mengangguk-angguk dengan semua ucapan Boss besar nya itu. Ia menyadari betul posisinya saat ini.
Ia bisa membayangkan saat si Bossnya berpapasan dengan orang tua pengemis/gelandangan yang sejak awal terlahir dari keluarga miskin. Pasti akan merasakan dirinya seorang superior. Dilahirkan dari keluarga berada dengan segala kemudahan akses. Jijik kepada mereka yang berkulit kulit coklat atau bahkan lebih gelap, kecuali istrinya dan para pelacur yang pernah ditidurinya. Aku tidak bisa membayangkan, bagaimana bisa ia memandang dengan jijik kedua calon mertuanya, sementara dirinya sendiri hendak melamar putri mereka?. Dan bagaimana reaksi keduanya bila mengetahui sifat sejati menantunya itu lebih awal?. Sekarang saja Toying bisa lantang berkata tidak nikah sama istrinya yang sekarang juga nggak papa, sekalipun itu dikatakannya didepan putrinya sendiri bahkan didepan istrinya sendiri secara langsung. Dengan mudahnya mengumbar kata cerai demi memaksakan kehendaknya. Sungguh ia perlu belajar menjadi manusia, ia perlu belajar bagaimana menghargai seseorang, apalagi itu keluarganya sendiri. Jadi dirinya tidak bersyukur dengan keadaannya yang sekarang?.
Pada kenyataannya, apa yang dikatakannya itu hanyalah omong kosong. Bila waktu itu lamarannya ditolak, memangnya dirinya yang sekarang akan bisa berkata demikian?. Yang ada justru dirinya sakit hati, dendam, kebenciannya semakin menjadi. Mengatakan hal-hal tentang SARA dan sumpah serapah sejenisnya. Memfitnah "jenis" merekalah yang menjadi penyebabnya. Dan aku tak yakin ia akan berdiam diri dan tidak melakukan suatu keburukan terhadap mereka. Inilah yang dinamakan attitude. Sesuatu yang sulit untuk dirubah.
Memangnya kalau tidak jadi dengan istrinya yang sekarang, ia mau jadi sama siapa?. Perempuan "satu jenis" dengannya tapi jelek dan tidak dicintainya? atau.. palingan juga sama salah satu diantara perempuan nakal yang juga tidak "sejenis" dengannya, yang penting wajahnya cantik. Dah gitu doang, sesederhana itu. Toying boleh menyombongkan diri perempuan mana yang bakal menolak dirinya. Karena hal itu sebagian besar memang benar. Perempuan mana yang tidak mau sama hartanya?.
Juga para pelacur yang pernah ditidurinya. Ia pada dasarnya memang nggragas. Ada daging segar matang, dimasak, dibumbui dirumah. Tapi memilih daging mentah busuk sepahan bekas kunyahan banyak laki-laki, yang ada diluar rumah.
Ditambah lagi bila ia melihat mereka yang keriput karena sudah tua. Seperti dianya tidak akan pernah tua ya?. Memandang rendah orang yang ia anggap miskin sebagai pemalas.
Tapi semua itu duluuu. Kalau sekarang ya.. tidak tahu. Mungkin sudah tidak seperti itu. Semoga. Mungkin karena sudah tidak ada pilihan. Jadi ya terpaksa. Bagaimana lagi.. lebih dari 80% penduduk Indonesia berkulit coklat/gelap. Masa dirinya mau pindah ke negara 4 musim, yang mendekati kutub atau bahkan ke kutubnya
Sedangkan Si Boss menganugerahi dirinya sendiri julukan "pekerja keras" dengan bukti segala kekayaan yang dimilikinya. Walaupun pada kenyataannya, ia tidak pernah melakukan kata kerja tersebut dalam arti yang sebenarnya. Bila kita bekerja demi uang. Uang justru bekerja kepada Si Boss. Dia menilai sebagian besar orang berkulit coklat adalah orang susah, orang miskin. Dan miskin berarti pemalas.
Padahal sang Asisten mengakui sungguh suatu keanehan dikala sang Boss lebih malu dosanya diketahui manusia ketimbang oleh Tuhan yang senantiasa selalu melihat segala perbuatannya. Yang dengan penuh kepedean bangga akan segala amalannya yang ia katakan mengalir deras. Sang calon penghuni surga. Dikala para sahabat nabi justru khawatir bila sampai amalan mereka tidak diterima.
Sang Asisten pernah mendengar Toying sedikit berceramah kepadanya. "Lebih banyak orang yang gagal ujian kekayaan daripada ujian kemiskinan. Tapi aku sih tetap memilih ujian kekayaan." Ujarnya dengan penuh senyuman.
Tentu saja karena ia berpikir bahwa ia bisa membeli pahala. Bisa membeli surga layaknya ia membeli banyak "surga dunia". Itulah logika yang dimilikinya.
Munafik
Diposting oleh
tutorial
23.37
Masih di kedai kopi pak Kumis.
"Tapi pak Toying itu dermawan. Banyak membantu dan memberikan sumbangan dimana-mana. Bahkan aku dengar dia juga menjadi donatur tetap masjid dan panti asuhan" ucap salah seorang disana.
"Itukan karena dia seorang pezina!. Omong kosong!. Dia berkali-kali mengatakan malu karena masa lalunya. Sedangkan dia sendiri sampai sekarang masih mengumbar semua hal itu". Ucap Sugeharto dengan mantap. Tidak bisa dipungkiri kali ini ucapannya memang tidaklah salah.
"Aku biarpun tidak sekaya dia tapi aku bukan pezina. Aku tidak mengkhianati istriku!.
Pengusaha yang mereka ceritakan saat ini sedang duduk nyaman di kursi kerjanya, di dalam gedung perusahaan miliknya yang letaknya strategis ada di tengah sektor kawasan perekonomian kota. Kulit pengusaha itu putih pucat karena nyaris tidak pernah bekerja di bawah paparan sinar matahari. Sejenak ia berdiri memperlihatkan perutnya yang buncit. Memberikan arahan kepada seorang pegawainya.
"Tapi pak. Bukankah tempo hari anda sudah berjanji akan membebaskan lahan pertanian miliknya?. Ia sudah percaya kepada bapak. Kenapa bapak mengkhianati kepercayaannya kepada bapak?" ucap pegawainya itu.
"Dia juga pasti bisa kok mencari pekerjaan lain. Rezeki sudah ada yang ngatur. Lagipula uang yang saya bayarkan itu sudah sesuai harga pasar. Malahan saya lebihi sedikit diatas harga pasar. Bahkan kalau nanti dia dan teman-teman petaninya mau melamar menjadi buruh di pabrik. Aku akan menerimanya dengan tangan terbuka. Tapi tetap kalau kerjanya tidak rajin atau hanya biasa-biasa saja ya aku pecat. Eh.. enak aja pecat, musti kasih pesangon dong. Putus kontrak tiga bulanan. Masih banyak pengangguran diluar sana yang mau mengantri untuk pekerjaan ini.
Untung dan rugi bukan hanya digunakan dalam dunia usaha. Penerapannya luas. Sekarang kamu pikirkan. Saya sudah berhasil mendapatkan lahan-lahan yang ada disana. Hanya lahan miliknya saja yang menjadi ganjalan karena tidak bisa saya bebaskan. Bila saya bisa mendapatkan semua lahan yang ada disana. Saya bisa membangun kompleks pabrik yang manfaatnya jauh lebih besar. Membuka lapangan kerja kepada banyak orang, memberikan pemasukan pajak kepada pemerintah, Bahkan sebagian labanya bisa saya sumbangkan kepada mereka yang membutuhkan. Kepada fakir miskin dan anak-anak terlantar. Setelah balik modal tentunya."
"Tapi itu tidak membatalkan perbuatan bapak yang sudah mendzoliminya."
"Cukup!. Kamu mau saya pecat!?. Ujar Toying sambil mengacungkan jari telunjuknya kepada sang pegawai. Tidak lupa ia berusaha melotot untuk memperlihatkan kemurkaannya. Namun sayangnya tidak berhasil.
Sang pegawai hanya bisa diam dan menundukkan kepala.
"Nanti di akherat dia juga boleh kok mengambil amalan saya. Kalau dirasa itu merupakan hutang saya kepadanya. Yang pastinya tidak seberapa, tidak sebanding dengan semua harta yang saya sumbangkan bagi kemaslahatan umat."
"Sekarang juga kamu carikan saya kambing yang sehat dan gemuk.
"Untuk apa pak?"
"Mau saya sembelih untuk menebus dosa saya yang itu. Cepat kerjakan. Saya sibuk, sebentar lagi saya harus menghadiri acara amal di panti asuhan".
"Tapi pak Toying itu dermawan. Banyak membantu dan memberikan sumbangan dimana-mana. Bahkan aku dengar dia juga menjadi donatur tetap masjid dan panti asuhan" ucap salah seorang disana.
"Itukan karena dia seorang pezina!. Omong kosong!. Dia berkali-kali mengatakan malu karena masa lalunya. Sedangkan dia sendiri sampai sekarang masih mengumbar semua hal itu". Ucap Sugeharto dengan mantap. Tidak bisa dipungkiri kali ini ucapannya memang tidaklah salah.
"Aku biarpun tidak sekaya dia tapi aku bukan pezina. Aku tidak mengkhianati istriku!.
Pengusaha yang mereka ceritakan saat ini sedang duduk nyaman di kursi kerjanya, di dalam gedung perusahaan miliknya yang letaknya strategis ada di tengah sektor kawasan perekonomian kota. Kulit pengusaha itu putih pucat karena nyaris tidak pernah bekerja di bawah paparan sinar matahari. Sejenak ia berdiri memperlihatkan perutnya yang buncit. Memberikan arahan kepada seorang pegawainya.
"Tapi pak. Bukankah tempo hari anda sudah berjanji akan membebaskan lahan pertanian miliknya?. Ia sudah percaya kepada bapak. Kenapa bapak mengkhianati kepercayaannya kepada bapak?" ucap pegawainya itu.
"Dia juga pasti bisa kok mencari pekerjaan lain. Rezeki sudah ada yang ngatur. Lagipula uang yang saya bayarkan itu sudah sesuai harga pasar. Malahan saya lebihi sedikit diatas harga pasar. Bahkan kalau nanti dia dan teman-teman petaninya mau melamar menjadi buruh di pabrik. Aku akan menerimanya dengan tangan terbuka. Tapi tetap kalau kerjanya tidak rajin atau hanya biasa-biasa saja ya aku pecat. Eh.. enak aja pecat, musti kasih pesangon dong. Putus kontrak tiga bulanan. Masih banyak pengangguran diluar sana yang mau mengantri untuk pekerjaan ini.
Untung dan rugi bukan hanya digunakan dalam dunia usaha. Penerapannya luas. Sekarang kamu pikirkan. Saya sudah berhasil mendapatkan lahan-lahan yang ada disana. Hanya lahan miliknya saja yang menjadi ganjalan karena tidak bisa saya bebaskan. Bila saya bisa mendapatkan semua lahan yang ada disana. Saya bisa membangun kompleks pabrik yang manfaatnya jauh lebih besar. Membuka lapangan kerja kepada banyak orang, memberikan pemasukan pajak kepada pemerintah, Bahkan sebagian labanya bisa saya sumbangkan kepada mereka yang membutuhkan. Kepada fakir miskin dan anak-anak terlantar. Setelah balik modal tentunya."
"Tapi itu tidak membatalkan perbuatan bapak yang sudah mendzoliminya."
"Cukup!. Kamu mau saya pecat!?. Ujar Toying sambil mengacungkan jari telunjuknya kepada sang pegawai. Tidak lupa ia berusaha melotot untuk memperlihatkan kemurkaannya. Namun sayangnya tidak berhasil.
Sang pegawai hanya bisa diam dan menundukkan kepala.
"Nanti di akherat dia juga boleh kok mengambil amalan saya. Kalau dirasa itu merupakan hutang saya kepadanya. Yang pastinya tidak seberapa, tidak sebanding dengan semua harta yang saya sumbangkan bagi kemaslahatan umat."
"Sekarang juga kamu carikan saya kambing yang sehat dan gemuk.
"Untuk apa pak?"
"Mau saya sembelih untuk menebus dosa saya yang itu. Cepat kerjakan. Saya sibuk, sebentar lagi saya harus menghadiri acara amal di panti asuhan".
Ingin terlahir kembali
Diposting oleh
tutorial
23.29
Sugeharto berjalan dengan Pedenya memasuki kedai kopi pak Kumis.
Dia ngligo, tidak mengenakan baju atasan. Telanjang dada menampakkan dadanya yang bidang dan otot perutnya yang six-pack. Tapi bohong.
Dia ngligo, tidak mengenakan baju atasan. Sehingga nampak badannya yang kurus keriput, sampai-sampai tulang iganya terlihat. Kontras dengan perutnya yang buncit, wan-pak.
Disana sudah duduk beberapa orang. Para pelanggan setia kedai kopi pak Kumis.
Setelah duduk Sugeharto mulai menyulut rokok miliknya. Menghisapnya dalam-dalam lalu mengeluarkan asapnya.
Seseorang disebelahnya mengambil bungkus rokok miliknya. Ia memperhatikan dengan seksama gambar peringatan yang ada di bungkus rokok tersebut. Tersenyum sambil memperlihatkan gambar tersebut.
"Rokok bisa menyebabkan gangguan kesehatan yang bermacam-macam ya".
Kalimat itu langsung ditangkis oleh Sugeharto. "Lho, justru kalo tidak sehat gak bakalan bisa merokok!. Bisa merokok itu karena sehat!. Bener gak!?".
Orang-orang disitu mengangguk-angguk membenarkan perkataannya. "Iya, bener juga ya".
Mereka benar-benar mempunyai ciri khas"Smart People" Sheeple(Sheep People) ; Mentalitas Mbebek. Orang-orang yang mudah di setir, mau menelan mentah-mentah begitu saja informasi yang mereka dapatkan tanpa menganalisanya terlebih dahulu. Mungkin karena mereka tidak punya "kemampuan"/kemauan mengenai hal itu. Suatu hal yang nggak banget deh.
"Buktinya aku sampai sekarang masih sehat bugar. Umurku panjang. Tuh si X yang gak suka merokok malah mati duluan!."
Sambil meneguk kopi. Sugeharto mulai berkeluh kesah.
Aku lelah dengan kehidupan ini. Kalau saja aku bisa terlahir kembali.
Diberi kesempatan kedua oleh Tuhan. Aku pasti akan menjadi orang yang lebih baik. Aku bakalan rajin beribadah, rajin beramal baik. Bisa menata hidupku dengan baik.
Andaikan aku bisa dikirim balik kemasa lalu untuk memulai kembali dari awal.
'Maksud dia kembali kemasa lalu dengan segala ingatan yang dia punyai saat ini?. Bukankah itu namanya curang?."
Terus kalau keinginannya terlahir kembali dengan kesadaran secara penuh tidak terkabul maka dirinya tidak mau menjadi orang baik?.
Bila semuanya, segala sesuatu yang akan terjadi kelak sudah bisa diketahui olehnya. Lantas dimana letak ujiannya?. Bukankah suatu bentuk ujian adalah bagaimana dirinya mengambil sebuah keputusan. Pilihan tindak tanduknya. Manusia diberikan akal pikiran, juga kebebasan bertindak oleh Yang Maha Kuasa bukan tanpa sebab. Karena semua itu adalah ujian dari Nya. Berbeda dengan malaikat yang tidak mempunyai keinginan sendiri. Malaikat tidak pernah berbuat dosa dan selalu menaati perintah Tuhan. Karena malaikat tidak mempunyai kehendak.
Bagaimana jika kehidupannya saat ini justru adalah kesempatan lain yang sudah diberikan oleh Tuhan?. Tuhan mendengar dan mengabulkan keinginan dari kehidupannya yang sebelumnya. Hal yang sama. Dia masih ingin diberikan kesempatan lainnya?. Ini layaknya perputaran tanpa batas bila seperti itu.
Jadi kalau keinginannya untuk terlahir kembali itu tidak terkabul. Maka dia akan tetap pada sifatnya yang sekarang dong. Tidak ada perbaikan?.
Sadarkah dirinya keluhannya saat ini merupakan suatu bentuk putus asa?.
Masih bisa bernafas. Bisa mengerjakan hal-hal yang kiranya patut dikerjakan. Masih diberikan kesempatan untuk berbuat. Harusnya tidak diisi oleh angan-angan ingin memulai kembali dari awal dengan segala ingatan yang ada saat ini. Suatu khayalan yang tidak bakalan bisa terjadi. Enaknya dengan entengnya mengatakan ingin mengulang kembali tanpa kehilangan ingatan, sehingga bisa menjadi manusia baik, setelah dirinya berada di masa akhir ujian kehidupannya.
Tidak ada seorangpun yang bisa kembali kemasa lalu untuk membuat suatu awal yang baru. Namun, setiap orang bisa memulai kembali pada masa ini untuk membuat suatu akhir yang baru.
Dia ngligo, tidak mengenakan baju atasan. Telanjang dada menampakkan dadanya yang bidang dan otot perutnya yang six-pack. Tapi bohong.
Dia ngligo, tidak mengenakan baju atasan. Sehingga nampak badannya yang kurus keriput, sampai-sampai tulang iganya terlihat. Kontras dengan perutnya yang buncit, wan-pak.
Disana sudah duduk beberapa orang. Para pelanggan setia kedai kopi pak Kumis.
Setelah duduk Sugeharto mulai menyulut rokok miliknya. Menghisapnya dalam-dalam lalu mengeluarkan asapnya.
Seseorang disebelahnya mengambil bungkus rokok miliknya. Ia memperhatikan dengan seksama gambar peringatan yang ada di bungkus rokok tersebut. Tersenyum sambil memperlihatkan gambar tersebut.
"Rokok bisa menyebabkan gangguan kesehatan yang bermacam-macam ya".
Kalimat itu langsung ditangkis oleh Sugeharto. "Lho, justru kalo tidak sehat gak bakalan bisa merokok!. Bisa merokok itu karena sehat!. Bener gak!?".
Orang-orang disitu mengangguk-angguk membenarkan perkataannya. "Iya, bener juga ya".
Mereka benar-benar mempunyai ciri khas
"Buktinya aku sampai sekarang masih sehat bugar. Umurku panjang. Tuh si X yang gak suka merokok malah mati duluan!."
Sambil meneguk kopi. Sugeharto mulai berkeluh kesah.
Aku lelah dengan kehidupan ini. Kalau saja aku bisa terlahir kembali.
Diberi kesempatan kedua oleh Tuhan. Aku pasti akan menjadi orang yang lebih baik. Aku bakalan rajin beribadah, rajin beramal baik. Bisa menata hidupku dengan baik.
Andaikan aku bisa dikirim balik kemasa lalu untuk memulai kembali dari awal.
'Maksud dia kembali kemasa lalu dengan segala ingatan yang dia punyai saat ini?. Bukankah itu namanya curang?."
Terus kalau keinginannya terlahir kembali dengan kesadaran secara penuh tidak terkabul maka dirinya tidak mau menjadi orang baik?.
Bila semuanya, segala sesuatu yang akan terjadi kelak sudah bisa diketahui olehnya. Lantas dimana letak ujiannya?. Bukankah suatu bentuk ujian adalah bagaimana dirinya mengambil sebuah keputusan. Pilihan tindak tanduknya. Manusia diberikan akal pikiran, juga kebebasan bertindak oleh Yang Maha Kuasa bukan tanpa sebab. Karena semua itu adalah ujian dari Nya. Berbeda dengan malaikat yang tidak mempunyai keinginan sendiri. Malaikat tidak pernah berbuat dosa dan selalu menaati perintah Tuhan. Karena malaikat tidak mempunyai kehendak.
Bagaimana jika kehidupannya saat ini justru adalah kesempatan lain yang sudah diberikan oleh Tuhan?. Tuhan mendengar dan mengabulkan keinginan dari kehidupannya yang sebelumnya. Hal yang sama. Dia masih ingin diberikan kesempatan lainnya?. Ini layaknya perputaran tanpa batas bila seperti itu.
Jadi kalau keinginannya untuk terlahir kembali itu tidak terkabul. Maka dia akan tetap pada sifatnya yang sekarang dong. Tidak ada perbaikan?.
Sadarkah dirinya keluhannya saat ini merupakan suatu bentuk putus asa?.
Masih bisa bernafas. Bisa mengerjakan hal-hal yang kiranya patut dikerjakan. Masih diberikan kesempatan untuk berbuat. Harusnya tidak diisi oleh angan-angan ingin memulai kembali dari awal dengan segala ingatan yang ada saat ini. Suatu khayalan yang tidak bakalan bisa terjadi. Enaknya dengan entengnya mengatakan ingin mengulang kembali tanpa kehilangan ingatan, sehingga bisa menjadi manusia baik, setelah dirinya berada di masa akhir ujian kehidupannya.
Tidak ada seorangpun yang bisa kembali kemasa lalu untuk membuat suatu awal yang baru. Namun, setiap orang bisa memulai kembali pada masa ini untuk membuat suatu akhir yang baru.
Langganan:
Postingan (Atom)