Dia ngligo, tidak mengenakan baju atasan. Telanjang dada menampakkan dadanya yang bidang dan otot perutnya yang six-pack. Tapi bohong.
Dia ngligo, tidak mengenakan baju atasan. Sehingga nampak badannya yang kurus keriput, sampai-sampai tulang iganya terlihat. Kontras dengan perutnya yang buncit, wan-pak.
Disana sudah duduk beberapa orang. Para pelanggan setia kedai kopi pak Kumis.
Setelah duduk Sugeharto mulai menyulut rokok miliknya. Menghisapnya dalam-dalam lalu mengeluarkan asapnya.
Seseorang disebelahnya mengambil bungkus rokok miliknya. Ia memperhatikan dengan seksama gambar peringatan yang ada di bungkus rokok tersebut. Tersenyum sambil memperlihatkan gambar tersebut.
"Rokok bisa menyebabkan gangguan kesehatan yang bermacam-macam ya".
Kalimat itu langsung ditangkis oleh Sugeharto. "Lho, justru kalo tidak sehat gak bakalan bisa merokok!. Bisa merokok itu karena sehat!. Bener gak!?".
Orang-orang disitu mengangguk-angguk membenarkan perkataannya. "Iya, bener juga ya".
Mereka benar-benar mempunyai ciri khas
"Buktinya aku sampai sekarang masih sehat bugar. Umurku panjang. Tuh si X yang gak suka merokok malah mati duluan!."
Sambil meneguk kopi. Sugeharto mulai berkeluh kesah.
Aku lelah dengan kehidupan ini. Kalau saja aku bisa terlahir kembali.
Diberi kesempatan kedua oleh Tuhan. Aku pasti akan menjadi orang yang lebih baik. Aku bakalan rajin beribadah, rajin beramal baik. Bisa menata hidupku dengan baik.
Andaikan aku bisa dikirim balik kemasa lalu untuk memulai kembali dari awal.
'Maksud dia kembali kemasa lalu dengan segala ingatan yang dia punyai saat ini?. Bukankah itu namanya curang?."
Terus kalau keinginannya terlahir kembali dengan kesadaran secara penuh tidak terkabul maka dirinya tidak mau menjadi orang baik?.
Bila semuanya, segala sesuatu yang akan terjadi kelak sudah bisa diketahui olehnya. Lantas dimana letak ujiannya?. Bukankah suatu bentuk ujian adalah bagaimana dirinya mengambil sebuah keputusan. Pilihan tindak tanduknya. Manusia diberikan akal pikiran, juga kebebasan bertindak oleh Yang Maha Kuasa bukan tanpa sebab. Karena semua itu adalah ujian dari Nya. Berbeda dengan malaikat yang tidak mempunyai keinginan sendiri. Malaikat tidak pernah berbuat dosa dan selalu menaati perintah Tuhan. Karena malaikat tidak mempunyai kehendak.
Bagaimana jika kehidupannya saat ini justru adalah kesempatan lain yang sudah diberikan oleh Tuhan?. Tuhan mendengar dan mengabulkan keinginan dari kehidupannya yang sebelumnya. Hal yang sama. Dia masih ingin diberikan kesempatan lainnya?. Ini layaknya perputaran tanpa batas bila seperti itu.
Jadi kalau keinginannya untuk terlahir kembali itu tidak terkabul. Maka dia akan tetap pada sifatnya yang sekarang dong. Tidak ada perbaikan?.
Sadarkah dirinya keluhannya saat ini merupakan suatu bentuk putus asa?.
Masih bisa bernafas. Bisa mengerjakan hal-hal yang kiranya patut dikerjakan. Masih diberikan kesempatan untuk berbuat. Harusnya tidak diisi oleh angan-angan ingin memulai kembali dari awal dengan segala ingatan yang ada saat ini. Suatu khayalan yang tidak bakalan bisa terjadi. Enaknya dengan entengnya mengatakan ingin mengulang kembali tanpa kehilangan ingatan, sehingga bisa menjadi manusia baik, setelah dirinya berada di masa akhir ujian kehidupannya.
Tidak ada seorangpun yang bisa kembali kemasa lalu untuk membuat suatu awal yang baru. Namun, setiap orang bisa memulai kembali pada masa ini untuk membuat suatu akhir yang baru.
0 komentar:
Posting Komentar
Teman-teman, komentar yang sopan ya (jangan bikin sampah). Mohon jangan memberi komentar beserta link. Terima kasih (^-^).