"Kurang ajar!" aku membanting majalah yang barusan kubaca kelantai. Ternyata benar yang dikatakan Kardi salah satu pegawaiku. Berani sekali majalah ini menyebutku seorang pembunuh dalam artikelnya.
Aku memang mantan narapidana kasus pembunuhan. Tapi aku sudah menebusnya selama 6 tahun. Dan sekarang aku telah dinyatakan bebas. Bukan lagi seorang pesakitan!.
Sekitar sepuluh tahun yang lalu aku memang pernah melenyapkan seorang Hakim yang berani memenjarakan diriku. Memangnya siapa dirinya berani melawanku!? Dia hanya seorang anak miskin yang kebetulan saja berhasil menjadi hakim. Berbeda denganku yang ditakdirkan lahir sebagai anak seorang petinggi negara. Tuntutan 18 bulan penjara dan denda sekian puluh milyard rupiah dikabulkan olehnya dalam kasus Korupsi yang melibatkan diriku dengan oknum lembaga usaha negara.
Tapi aku tidak mengotori tanganku sendiri. Saat itu aku hanya perlu membayar dua orang pengangguran yang dikenal sebagai preman di wilayah mereka segepok uang yang tidak terlalu banyak bagi diriku, namun aku yakin itu nominal yang sangat banyak bagi mereka. Bahkan bermimpipun mereka tidak akan pernah bisa mendapatkannya. Dengan sepucuk pistol yang aku pinjamkan, pasti mereka merasa itu adalah pekerjaaan yang sangat mudah. Pembunuhan memang berhasil.
Namun sialnya polisi berhasil mencium keberadaanku. Dua cecunguk kurang ajar itu ternyata buka mulut mengenai diriku. Polisi berhasil menangkapku dan pengadilan memutuskan 15 tahun penjara untukku. Malang bagiku karena saat itu kekuasaan keluargaku mulai melemah.
Pasti karena ketakutan olehku hakim yang bertugas dalam kasusku mengurangi masa hukumanku dari 15 tahun penjara menjadi 10 tahun penjara. Sungguh orang yang pintar, membuang idealisme demi sebuah realitas. Pilihannya untuk hidup tenang adalah sebuah pilihan yang bijak. Ia bisa nyaman menjalani kehidupannya dan keluarganya tidak perlu menangisi mayatnya. Setidaknya ia bisa tenang karena telah aku hapus dalam blacklistku.
Rata-rata setiap tahunnya aku mendapatkan remisi hingga 5 bulan.. jadi tidak terlalu buruk juga. Ruangan berfasilitas penuh yang bisa disetarakan dengan hotel bintang 5, aku juga masih bisa melenggang keluar masuk penjara dengan alasan menjalani perawatan dengan sakit yang berbeda-beda.
Dan sekarang ada yang berani menyentil masa laluku ke permukaan! Saat masyarakat mulai melupakannya. Padahal sebentar lagi mereka pasti sudah melupakannya, karena masyarakat kita adalah masyarakat yang pemaaf.
Aku mengangkat telpon genggamku, mencari di list sebuah nama seorang pengacara terkenal yang sudah melayani keluargaku selama puluhan tahun.
"Halo mas Jarwo apa kabar? tumben nelpon saya. Ada apa nih?" ujar suara di seberang.
Akupun menceritakan panjang lebar kegeramanku kepada sebuah media.
"Saya yakin Om bisa memenangkannya dengan mudah . Karena jelas tidak ada relevansinya penyebutan nama saya sebagai pembunuh dengan isi beritanya yang sedang membahas tentang bisnis perusahaan yang saya kelola. Undang-undang pers pun pasti tidak bisa membelanya". Ucapku penuh keyakinan.
"Hahaha mangsa yang mudah. Ini malahan terlalu mudah bagi pengacara senior seperti saya. Jangankan hal seperti ini. Salahpun bisa Om bikin menang Hahaha. Mas tinggal duduk dan menerima berita gembiranya saja. Pasti saya kabari secepatnya".
"Jangan lupa ya Om, untuk memiskinkan perusahaan media kurang ajar itu. Ya.. karena kelihatannya bukan perusahaan bonafit setidaknya saya mau menuntun kerugian immateril 10-20 Milyar dari mereka. Pokoknya harus lebih dari maksimal yang bisa mereka bayar".
Tawa bergema dalam ruangan.
Aku menutup telpon genggamku dengan perasaan puas. Tak berapa lama terdengar dering darinya. Aku angkat dan..
"Halo gimana perkembangannya Is?"
"Gawat Bos!. Dia mengancam bakalan membeberkan kongkalikong dengannya ke polisi bila tuntutan dia tidak kita penuhi. Sepertinya sih dia sungguh-sungguh".
Aku tersenyum. Aku sudah pernah melakukannya dan.. aku tidak keberatan untuk mengulang perbuatan itu kembali.
Kali ini... akan kubuat seperti sebuah kecelakaan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Teman-teman, komentar yang sopan ya (jangan bikin sampah). Mohon jangan memberi komentar beserta link. Terima kasih (^-^).