Draft
Ada seorang temanku yang lagi-lagi bercerita bahwa dia tidak bahagia dengan pernikahannya.
Setelah kawin sekian lama, sampai punya anak?. Bahagianya saat nafsu doang kali ya?.
Aku berani bertaruh istri Toying pasti luar biasa penderitaannya. Bisa bertahan sampai sekarang karena dia wanita yang "nerimo". Sudah makan hati sampai habis itu. Pasti sudah mati rasa.
Yang namanya penyesalan memang datang diakhir ya, kalau diawal namanya pendaftaran.
Istri Toying hanya memilih diam ketika derajatnya direndahkan, harkat dan martabat dirinya beserta keluarganya diinjak-injak. Oleh Toying dirinya sama sekali tidak mempunyai hak untuk bersuara.
Toying cuma menganggap bahwa dia hanyalah perempuan yang berpangku tangan, dirinyalah yang menopang perekonomian keluarga. Jadi ia menganggap sudah seharusnya bila segala ucapan dan tindakannya harus dituruti. Semua tindak tanduknya adalah benar.
Istrinya hanya mengalah dan mengalah. Ini bukanlah yang disebut nerimo, melainkan cuma diam ketika dirinya dizalimi oleh Toying. Pembiaran yang terus berlanjut selama puluhan tahun. Toxic relationship. Seperti itulah hal ini disebut. Tidak punya keberanian untuk melawan, tidak punya keberanian untuk keluar dari hubungan beracun tersebut. Hingga akhirnya dia berani bertindak setelah putrinya hampir berumur 40 tahun.
Dengan bergelimpangan harta kamu bisa bahagia.. saat di luar rumah tentunya. Bisa bebas jajan, berbelanja sepuasnya. Hanya sekedar dunia seperti itu saja.
Mau jajan, memangnya mau makan sebanyak apa? Harus menjaga berat badan kan?. Mau belanja, memangnya berapa nilai sebuah merk terkenal dunia dibandingkan dengan barang berkualitas sama?.
Tapi saat di rumah ya jangan ditanya rasanya seperti apa.
Hidup bahagia dengan orang tercinta walaupun sederhana. Meskipun mungkin kamu tidak akan bisa liburan ke luar negeri, tidak punya rumah dan mobil mewah, tidak punya set perhiasan dari intan berlian, barang-barang brand luar negeri, juga harus mengatur segala pengeluaran, rezekipun dicari bersama. Apa kamu masih mau?
Kembali lagi bahwa itu adalah pilihan.
Banyak perempuan yang lebih menyukai badboy karena sifat bisa diubah, sedangkan wajah tidak.
Bertahan dengan lelaki baik walaupun fisiknya kurang. Bisa karena sayang, bisa juga karena kasihan. Kalau karena kasihan, yang sebenarnya paling kasihan itu ya dirimu sendiri.
Kalau dapat yang luarnya jelek dalamnya busuk... Modar-o
Model Pandot sama Toying. Mending yang mana?. Toying seorang konglomerat lho. Tapi berbeda dengan Toying, Pandot bukanlah Lonte Lover. Ayuk ladies dipilih-dipilih.
Mereka sudah punya istri lho. Satu pelajaran penting yang bisa diambil, segera nikahi sebelum mereka (calon istri) tersadar.
Mereka bisa punya istri lho. Tapi lihat siapa yang jadi tumbalnya..? Ya perempuan yang bersedia menjadi istri mereka tersebut. Mereka menjadi seakan layaknya benda yang tak punya harga diri.
Toying seolah hidup dalam dunianya sendiri. Ia memaksakan kepada dunia standartnya, bahwa semua orang hanya boleh dilihat dari hartanya. Padahal standar itu dibuat sebagai saran, hanya demi menolong orang-orang semacam dirinya. Padahal standar itu dibuat sebagai saran, demi menutupi kekurangan-kekurangan orang-orang semacam dia.
"Ketika wajahmu tidak tertolong, maka dompetmu harus bisa menolong".
Itulah yang diamalkan oleh Toying. Apa kau pikir semua itu didapatkannya dengan cara lurus?. Wah, yang ada malah nggak kaya- kaya.
Persetan dengan ketampanan, keturunan, jabatan, akhlak, keimanan, kecerdasan. Semua hal yang tidak ia punyai.
Tidak berani berkata tidak, tidak berani menolak, padahal hal tersebut menyangkut kebahagiaannya didunia bahkan mungkin juga menyangkut akherat.
Tidak berani jujur kepada dirinya sendiri.
Kebahagiaan itu cuma untuk orang yang berani. Keberanian itu adalah langkah pertama yang harus kita ambil kalau kita pengen bahagia. Itu makanya banyak orang yang rumah tangganya nggak bahagia, karena nggak berani cerai. Dia nggak berani mengambil kebahagiaan.
Seperti halnya ada orang yang di lingkungan kerjanya bawaannya nangis melulu, tiap malam pulang dari kerjaannya cuma bersedih hati, tapi nggak berani risen/keluar kerja. Nanti aku makan apa?.
Dia bisa punya mobil, tapi.. mental illnes. Itu adalah pilihan.
Bahagia cuman ada untuk orang yang berani. Kamu harus berani kalau mau bahagia.
Kalau kamu mau bahagia, ya kamu harus berani ambil resiko, memang itu harga yang harus kamu bayar.
Tapi setelah itu kita bisa bahagia untuk diri kita sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar
Teman-teman, komentar yang sopan ya (jangan bikin sampah). Mohon jangan memberi komentar beserta link. Terima kasih (^-^).