Hari ini aku mendatangi rumah Kak Adnan, seorang master mewarangi keris langganan Ayahku. Keris-keris sepuh yang tempo hari ditemukan oleh para penyelam pemburu barang antik dalam sebuah peti tua didasar sungai, sudah selesai diwarangi atau dibersihkan dari kotoran dan karat sehingga menampakkan wujud sejatinya.
Beruntung sekali bisa menemukan seperangkat keris sepuh dengan badan yang masih utuh. Tingkat korosi yang ditimbulkan oleh air tawar berbeda dengan tingkat korosi yang ditimbulkan dari urugan tanah. Itu sebabnya keadaan fisik keris-keris itu masih bisa dibilang bagus bila dibandingkan dengan usianya. Walaupun masih bisa dibilang berjudi dengan kualitasnya, ayahku tak ragu untuk membelinya dengan harga yang cukup tinggi, di atas harga pasaran yang seharusnya.
Hasilnya melebihi ekspektasi. Setelah diwarangi, mereka tampak mempesona, menunjukkan wujud sejatinya. Besi-besi tua itu kini sudah bersih berseri. Lekukan dhapurnya menjadi lebih jelas, pamor yang disandangnya juga kini telah nampak terlihat. Pasti tidak ada yang menyangka bahwa usia Keris-keris ini sudah ratusan tahun lamanya. Keris dengan garapan sehalus ini kemungkinan tangguh Mataram.
Wah, keris-keris indah begini bisa cepat laku dengan harga tinggi ini mbak. Ucap kak Adnan yang sedari tadi mengagumi hasil pekerjaannya itu.
Kecuali yang ini. Kak Adnan menunjukkan sebilah Keris patrem(mungil, panjang bilah nya kurang dari 30cm) lurus Kelengan(tanpa pamor) dengan dhapur yang belum pernah aku lihat, belalai yang menggulung terbalik kedalam.
Mungkin bakal membutuhkan waktu yang lebih lama. Sekalipun kolektor, tidak semua ingin memasukkan ini kedalam koleksinya. Keris dengan kisah penuh "kegelapan". Keris ini memiliki filosofi yang cukup mengerikan.
Sebuah dhapur untuk mengeksekusi terpidana mati.
Laler Menggeng mempunyai arti lalat berdengung, adalah lalat hijau yang berterbangan. Lalat ini kalau terkena sinar matahari terlihat sangat indah, berkilau seperti permata. Namun disisi lain, biasanya jika ada lalat ini didekat situ, berarti ada bangkai/mayat/kotoran.
Selain bentuknya yang lurus. Kelengan/tanpa pamor bisa juga berarti fokus pada fungsi utamanya sebagai senjata. Pengerjaan yang fokus pada kepadatan/kekerasan bilah baja.
Aku langsung teringat pada seseorang dengan filosofi lalat. Lalat jauh lebih suka pada bau yang tidak sedap, lalat lebih suka hinggap pada sampah. Boleh dikatakan, bahwa dimana ada sampah, disitu ada lalat. Lalat dan sampah, tidak bisa di pisahkan.
Lebah berbeda dengan lalat. Lebah tertarik kepada bunga itu sebabnya lebah membawa madu yang manis dan bergizi tinggi.
Sedangkan lalat yang tertarik kepada sampah/kotoran, membawa kuman penyakit bersamanya.
"Aku ambil yang ini saja ya Kak. Mau aku hadiahkan pada seseorang".
Menghadiahkan Keris dengan pamor udan mas dengan doa dan harapan agar si empunya keris bisa mendapatkan kemakmuran, kekayaan, atau menghadiahkan Keris dengan dhapur Naga, dhapur Singo Barong dengan pengharapan agar dilancarkan pangkat dan perjalanan karirnya, itu adalah hal yang sudah sangat biasa.
*****
"Siang Di. Aku punya hadiah barang antik nih buat kamu."
Temanku ini dijuluki Hime yang berarti tuan putri dalam bahasa Jepang oleh orang-orang disekitarnya. Walaupun ada juga yang memanggilnya Chibi.
Setelah dibukanya.
Keris yang kemarin aku bawa sudah aku sandangi lengkap, memakai deder beserta warangka sandang walikat. Cover keris yang sederhana, mungil dan cukup ringkas untuk dibawa-bawa. Warangka yang mengutamakan segi fungsionalnya.
"Aku ini perempuan masa kamu hadiahi keris sih!?.
"Eh, jangan salah. Ini adalah keris laler menggeng yang biasanya dibawa oleh putri Keraton untuk jaga-jaga, sebagai senjata. Cocok kan buat kamu".
'Aku nggak bohong kok. Itu juga menjadi salah satu fungsi dari keris tersebut.'
"Terus kamu menyuruhku membawa senjata ini kemana-mana?. Kok namanya laler?.
Kamu pajang di kamarmu juga boleh. Lihat bentuk dhapurnya, mirip belalai lalatkan?.
Cepat atau lambat dia akan menemukan sendiri filosofi dibalik Keris tersebut.
Aku akan menghadiahkan Keris ini kepadanya sebagai sanepa. Penggunaan sanepa/analogi seperti ini, justru lebih efektif ketimbang menegurnya secara langsung.
Mungkin juga karena semua teguran hanya ia anggap sebagai angin lalu. Berbeda dengan dirinya yang kini yang sudah bahagia. Bahwa berkat dirinya, disana ada lelaki yang menyesali keputusannya seumur hidupnya. Ia yang harusnya sudah hidup bahagia sekarang, juga harusnya sudah bisa membahagiakan orangtua dan adik-adiknya.
Dirinya sudah berhasil menyebabkan seorang pria kehilangan rasionalismenya berkat drama yang dimainkannya. Dan kini dia melanjutkan hidupnya tanpa ada rasa bersalah sedikitpun. Aku ingin membuatnya bisa berpikir.
Layaknya istilah "sulit meyakinkan lalat bahwa bunga lebih indah daripada sampah. Keris ini cocok untuknya.
Dalam perkembangannya, Keris dhapur Laler Menggeng banyak ditemui di kaputren Kraton dan dimiliki oleh para selir sebagai sarana pengasihan hitam. Karena pada dasarnya tuah dari keris ini adalah untuk menutupi kejelekan agar terlihat indah dan sempurna dimata orang lain. Seperti bangkai yang ditutupi warna-warna indah lalat hijau.
Semoga Keris ini membuatnya teringat bahwa ia adalah sang Lalat Hijau/Laler Ijo tersebut.