Sebelumnya : Penawaran
"Kenapa kau membiarkannya pergi begitu saja!?. Kamu percaya pada Munafik itu!?."
"Huh. Mana mungkin aku bisa percaya kepada pendusta sepertinya."
"Hatinya masih bimbang. Ia hanya butuh sedikit waktu menghadapi fakta kenyataan yang ada. Terlalu disayangkan kalau makhluk sebusuk dirinya dijadikan santapan begitu saja. Aku masih belum memerlukan energi yang besar ataupun masalah pemulihan.
"Makhluk busuk gimana?. Itu om-om Kakek-kakek genit parfumnya mahal, importnya saja dari luar negeri, Paris Prancis."
"Makhluk berhati busuk."
"Nah, kalo yang gitu aku nggak bisa nyangkal. Parfum semahal apapun nggak bakalan ngefek kalau hatinya yang busuk."
Andai dosa-dosa kita mengeluarkan bau, pasti tidak ada yang mau berada didekat Toying. Karena diantara kita.. dia yang paling bau!. HAHAHAHA!.
"Lagipula si bejat itu adalah aset. Aku hanya membiarkannya kembali menyebar kerusakan pada dunia dan menikmatinya."
"Makanya saat puterinya naksir sama pemuda baik-baik lalu mengutarakan isi hati itu kepadanya. Ia langsung menolak, selain karena pemuda tersebut adalah pribumi, kaum yang dipandangnya sebagai orang-orang susah menjijikkan. Ia juga langsung berpikir perusahaannya bisa bangkrut kalau dipegang oleh orang yang jujur. Perusahaannya itukan bisa maju karena ia curang, jadi bisa untung besar."
"Alasan yang dibuatnya sih. Yang mengendalikan perusahaan haruslah orang yang pintar dalam arti cemerlang dalam hal akademis. Padahal dirinya sendiri bukan orang semacam itu. Jauh dari kata itu malahan".
"Rahasia kesuksesannya yang sebenarnya tidak ia katakan pada khalayak umum. Yaitu menjilat dan menyogok, memaksa dan mengancam."
"Bilang seperti itu agar dirinya dianggap tinggi, agar orang-orang mengira dirinya pintar. Hahahaha."
"Pinter sih.. pinter ngapusi(pintar membohongi)" wong(orang).
"Dapat tender besar aja selalu pake cara nyogok. Suap menyuap itu sudah menjadi dunianya."
"Dia cuma seorang pecundang. Tanpa nyogok, dia itu nggak bisa apa-apa."
"Jangankan dalam hal bisnis. Dalam hal kecil saja. Pengecut itu selalu mengandalkan nyogok. Mempengaruhi keputusan orang dengan cara yang paling efektif memang, khususnya pada orang bermental bawah."
"Dulu aku pernah ikut forum. Disana ada perlombaan lokal untuk kalangan sendiri. Hadiahnya sih enggak seberapa, dibikinin art sama salah satu anggota sana. Ternyata Buaya darat itu nyogok jurinya agar tidak membuatku jadi pemenang. Memang berhasil sih sogokannya. Tapi mungkin karena merasa beban moral, atau mungkin merasa malu kali ya. Setelah hari itu, anggota yang menjadi juri tersebut enggak pernah aktif lagi dalam forum, dengan kata lain secara tidak langsung ia keluar dari forum."
Kalau yang dihadapinya adalah orang bermental atas yang tak mempan disuap. Cara yang diterapkannya berbeda. Ia menjadi Serigala berbulu domba. Didekati dulu baik-baik seolah menjadi temannya, lalu setelah mengetahui kelemahan "teman" barunya itu. Dipakainya hal tersebut untuk mengancam, bahkan untuk memeras yang bersangkutan.
Berhasil dengan sukses karena mereka adalah orang-orang baik yang penakut. Tapi kalau ia sampai berani melakukannya kepadaku.. Aku bunuh dia!.
"Sekarang si Akal bulus itu malah mendatangiku. Seenaknya saja ngomong minta agar anakku dijodohkan sama anaknya."
"Yah, kuhargai sebab ia terang-terangan memilihku karena aku "satu bangsa" dengannya. Namun setelah kuketahui latar belakang yang diutarakannya. Muke Gile!. Rasanya Anjing banget!. Enak aja!."
"Untung saja aku adalah pengusaha berpengalaman dalam memakai poker face. Jadi aku berusaha menjaga raut wajahku agar terlihat biasa saja dan merasa apa yang diutarakannya si Hidung Belang itu adalah hal yang biasa saja."
"Tapi.. kupikir-pikir lagi.. toh aku sama anakku enggak rugi apa-apa. Yah, namanya bisnis harus untung dong."
"Huh. Terserah. Mau nyumbang miliaran buat masjid kek ataupun ke para anak yatim kek. Si Cabul itu mengira sekarang dirinya adalah orang suci. Menggelikan."
"Terserah. Mandi membersihkan diri memakai air kencing. HAHAHAHA!."
"Paling Pengecut itu bilang pembenaran, merubah yang sebelumnya uang haram menjadi uang halal. Sama dong ama Yakuza. Mereka juga sekarang punya banyak bisnis legal lho. Kalau gitu hasil mereka halal dong!. Keduanya tertawa."
"Nggak habis pikir, ada ya orang yang akalnya pendek sepertinya."
"Ada to. Tuh Si LL buktinya".
"LL?. Selebram terkenal itu? Lusinta Lena?."
"Bukan LL itu.
Lonte Lover." Keduanya lagi-lagi tertawa terbahak-bahak."
"Gitu sekarang berlagak berubah. Terpaksa, mau gimana lagi, sekarang karena udah tua bangka aja. Bisa berdiri kalo pake obat. Kalo enggak ya jalan terus tuh maksiat." Keduanya kembali tertawa terbahak-bahak.
"Lha lihat anak perempuannya tertidur disebelahnya waktu berduaan di Kereta api saja. Dia kemecer!(hasrat ingin berkembang biak dengan lawan jenis). Aku tahu ia pernah maen sama Lonte yang seumuran sama anaknya itu. Dia yang nyari sendiri. Tapi inikan anak kandungnya sendiri!."
Saat Toying mengetahui pelacur didepannya seusia putrinya:
Membantunya keluar dari dunia tersebut karena ia punya kekuatan untuk itu, dan memastikannya tidak kembali lagi. : ❌
Masa bodoh. Tatapan matanya berubah menjadi semakin menjijikkan. Semakin bernafsu memakai jasanya demi memuaskan rasa penasarannya. : ⭕
"Enggak diapa-apain katanya. Tapikan udah punya niat. Jelas enggak berani lebih jauhlah. Disekelilingnya ada banyak orang".
"Aku sekarang jadi jijik kalau disamakan dengannya. Dulunya kukira ia sama denganku, tapi makin lama makin kelihatan perbedaan antara aku dengan dia. Selain beda nama, diriku ini jauh lebih pintar darinya, langsung dilihat secara fisik juga aku ini agak ganteng, beda dengannya yang sangat-sangat biasa sekali kalau tidak boleh dibilang jelek. Sama sekali tidak menarik...
Kecuali untuk para pelacur."
"Lalu.. aku nggak kemecer lihat anakku tidur!(anak Darmawan laki-laki)". Derai tawa kembali terurai.
"Dan makhluk sebobrok itu sampai sekarang belum menjadi Angkara secara alami...
Mungkin Iblis punya rencana."
"Tapi ngomong-ngomong Ampas berduit itu calon rekan kita lho. Ada sebutan yang rada positif nggak?. "
"Kamu mau nyebut ia Malaikat? atau Abang Ganteng?." ucapnya dengan mimik tak percaya.
"Itu malah jatuhnya fitnah!. Dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan!. Kamu juga pasti tahu hal itu!."
Keduanya tertawa terbahak-bahak menyadari hal barusan.
Mereka saling memandang.
"Mau nyoba fitnah dia saja?. Manggil dia "Jenius cerdas berkelas" atau "Si Tampan luar dalam" gitu?. Sambil membayangkan sosok Toying tentunya. Ki Gede mengusulkan.
"Hehehe!". Keduanya tertawa dalam penuh makna.
Tak berapa lama...
"Stop!. Berhenti bikin hal menjijikkan itu, aku mau muntah!. Darmawan enggak kuat langsung menyilangkan lengan." Ia membayangkannya terlalu menghayati dengan menambahkan sosok Toying yang tersenyum lembut disertai efek blink-blink disekitarnya. Suatu gambaran mengerikan karena benar-benar menjijikkan.
"Kamukan udah lumayan lama tuh kenal dia. Yang enggak fitnah. Yang beneran nilai plus dari dirinya tuh apa?. Kamu pasti tahu dong."
Darmawan berpikir.. ia nampak berpikir keras. Pose kedua tangannya sedekap.
Hingga keringat keluar dari dahinya.
"Sudah-sudah, jangan kau pikirkan lagi pertanyaanku itu". Ki Gede merasa kasihan pada rekannya ini yang harus sampai seserius itu berusaha keras itu demi mencari jawaban pertanyaan darinya barusan.
"Dirinya ngojol saja milih yang pakai mobil. Milih yang enak. Enggak kepanasan, enggak kehujanan. Hasilnya juga gede. Terus bisa deh duit hasilnya 100% disumbangin buat amal. Padahal mobil yang dipakainya juga turunan hasil haram."
"Lalu ngimpi pengen jadi dosen buat ngajar ilmu pada anak-anak muda. Hahaha. Ngajar system reproduksi manusia?.
Otak tuanya itu memangnya punya kapasitas berapa besar!?. Bukankah riset ilmu pengetahuan sendiri yang sudah membuktikan bahwa otak yang isinya cuma selakangan justru semakin mengecil. Itu dulu, sekarang memangnya punya dia tinggal berapa persen!?. Gaya kali pingin ngajar!."
"Yah, sebenarnya sih dia bisa jadi Dosen tanpa perlu pintar. Cukup pakai cara yang biasa ia pakai. Tinggal nyogok. Jangankan jadi dosen, jadi rektor dia juga bisa kok. Tinggal nyogok.
Hahahaha."
"Tapi boleh juga sih kalau dia jadi pengajar kewirausahaan. Ilmunya yang harus benar-benar dipraktekin bukan cuma sekedar teori layaknya yang umum dipelajari dalam kuliah umum. Trik sukses yang paling dirahasiakan. Gimana caranya menjilat, berpura-pura menjadi Domba padahal Serigala. Sampai cara nyogok tanpa tahu malu. Hehehehe."
"Wah boleh juga tuh pemikiranmu!".
"Setelah itu hasilnya yang gede bisa diputer lagi, diinvestasikan agar jadi lebih gede. Bisa buat modal usaha lainnya lagi. Cara berinvestasi anti gagal!. Dalam kurung mengubah uang haram menjadi halal."
"HAHAHAHA!". Suara tawa kembali terdengar.
"Jangan dikritik teruslah. Diakan cuma pingin kelihatan baek buat banyak orang. Kritik harus disertai sama solusi. Punya saran buat dia?".
"Punya dong.
Mati saja kau!"
"HAHAHA!"
"Tenang saja. Enggak bakal makan waktu lama. Tidak lama lagi Si Android 19 itu pasti datang kepadaku. Benar-benar bodoh kalau ia tidak melakukannya."
"Aku tahu ia sangat takut mati. Jadi saranmu bakal diabaikannya. Minum banyak suplemen sampai memakai banyak item sekalipun efek plasebo. Ckckck".
"Sombong sekali calon mayit itu sampai memikirkan dua kali tentang penawaran ini."
"Tidak akan menunggu lama. Karena Tua bangka itu juga pasti menyadari bahwa.. Setan berwujud manusia...
bisa mati kapan saja."
0 komentar:
Posting Komentar
Teman-teman, komentar yang sopan ya (jangan bikin sampah). Mohon jangan memberi komentar beserta link. Terima kasih (^-^).