Hari ini aku hendak menemui seorang pejabat pengambil kebijakan. Tentu saja aku tidak mungkin datang dengan tangan kosong. Semua itu butuh pelicin demi menjamin kelancaran proses. Selain uang satu koper, tak lupa aku menyisipkan pelengkap lainnya sebagai ubo rampe. Wanita pelobi. Namanya juga lelaki, Kucing mana yang menolak saat dikasih ikan?.
Transaksi seks sebagai pelengkap suap adalah hal yang biasa.
Jaman sudah berubah katanya. Sekarang sudah ada KPK sudah ada yang mengawasi. Kalau itu sih sudah dari dulu ada pengawasnya, walaupun cuma sebatas formalitas. Sama saja. Dari jaman dulu juga sama. Itu pinter-pinternya kita saja biar enggak ketahuan. Mereka yang terjerat paling juga karena umpetinya kurang. Aku cukup royal mengenai hal itu karena aku menganggapnya sebagai investasi. Alhasil aku mempunyai banyak aset(oknum dalam) yang bersedia membantuku kapan saja aku membutuhkan.
Dimana-mana itu sama. Yang buruk itu lebih banyak daripada yang baik. Pendusta itu lebih banyak daripada orang jujur. Cuma nggak kelihatan saja karena belum ada peristiwa yang memancing keluar sifat sejati diri kita.
Beberapa diantara mereka katanya masih sholat. Entah sekedar seminggu sekali(Shalat Jumat) atau setahun sekali dua kali(Shalat Id; Idul Fitri, Idul Adha). Jangan salah, ada juga yang shalatnya rajin kok. Tapi kalau ditanya mengenai hal ini pasti jawabannya sama. Shalat itu urusan pribadi mereka dengan Tuhan, sedangkan ini adalah urusan perut. Kasihan, gaji mereka ternyata tidak cukup buat makan ya?. Kita pasti tahu apa maksud mereka sebenarnya. Hedonisme.
Bill Gates, salah satu orang terkaya di dunia. Dermawan yang sudah banyak menghabur-hamburkan uangnya demi kemanusiaan. Itu karena sekarang ia sudah berada dipuncak karirnya. Apa kamu pikir ia dalam mencapai kedudukannya saat ini hanya dengan melakukan hal yang lurus-lurus saja?. Hahaha, sungguh naif bila berpikir seperti itu. Sikut kanan kiri para pesaingnya demi mencapai puncak adalah hal yang lumrah untuk dilakukan.
Setya Novanto yang kalian kenal hanya sebagai koruptor besar. Orang-orang disekelilingnya menjulukinya sebagai Santa Clause. Kalian pasti tidak tahu itu. Para petani di daerah pemilihannya mengenalnya sebagai dermawan yang memperhatikan kesejahteraan mereka.
Menurut kalian orang yang mempunyai kekayaan 8 digit apakah banyak diantaranya adalah orang baik?. Ya tentu saja.
Bagaimana dengan pengusaha yang mempunyai kekayaan 9 digit angka dalam rupiah?. Ya.. bisa jadi masih melakukan hal-hal yang lurus-lurus saja. Lalu bagaimana dengan yang kekayaannya 9 digit dengan angka awal 5 keatas?. Pasti sudah mulai meragukannya bukan?. Bagaimana dengan yang kekayaannya mencapai 10 digit?. Apa menurut kalian mereka masih merupakan orang-orang yang baik?. Pengusaha yang baik?. Lalu bagaimana dengan orang yang kekayaannya mencapai 11 digit?.
Namanya kebutuhan ya harus dipenuhi. Menyelesaikan pekerjaan dengan cara yang tepat dan efektif. Itulah yang dinamakan melakukan pekerjaan dengan cerdas.
Seperti biasa aku menggunakan pelacur muda berpengalaman.
Sudah lama tidak ada yang meminta referensi kepadaku. Jadi kangen. Nampaknya mereka semua sudah pada ahli, jadi sudah tidak butuh petunjuk lagi untuk bekerja.
Perjalanan dalam kesendirian malah membuatku banyak melakukan monolog. Berpikir sendiri, lalu mengingat kejadian masa lalu. Yang muncul teringat berkaitan dengan hal ini justru waktu itu...
Ia menanyakan padaku apa aku kenalan pelacur level S, untuk melancarkan lobi. Kalau masalah itu ia juga pasti sudah melanglang buana sepertiku. Tentu ini bukan proyek sembarangan.
Akupun mereferensikannya salah satunya. Pelacur high class yang sudah berpengalaman.
Hahaha, sudah kuduga begitu melihatnya Toying langsung "On". Ia terlihat begitu bernafsu. Tidak salah pilih dong aku. Sebelum diserahkan kepada oknum pejabat itu sebagai pelicin, iapun memakainya terlebih dahulu. Padahal sebelum ia pakai, sudah kupakai duluan. Hahahaha. Sekalipun Toying mencibir memberi bekasan kepada pribumi bodoh itu, sepertinya ia tidak keberatan dengan bekasanku. Itu adalah pengetahuan umum yang tidak perlu diberitahukan. Bagaimana reaksi istrinya bila sampai tahu suaminya gampangan, mengumbar burungnya untuk digunakan kepada banyak setiap wanita penghibur yang ditemuinya. Dan mereka yang melihatnya langsung ngebatin 'Cilik'. Hahahaha.
Pribumi bodoh yang doyan sama lonte katanya. Padahal didepan pejabat itu ia bersikap layaknya seekor anjing yang menjilat-jilat sepatu majikannya dengan harapan agar mendapatkan sepotong daging. Sepotong daging yang besaar. Hingga setelahnya bisa ia nikmati. Yang akan menjadi harga kehormatan dirinya.
Tak terasa sudah sampai di lobi hotel ternyata. Tinggal memarkirkan mobil saja.
"Selamat siang pak". tutur setiap petugas(hotel) yang kutemui sepanjang jalan. Aku cukup menanggapinya dengan anggukan dengan muka datar. Tak ada perlunya aku balas lebih. Toh itu sudah pekerjaan mereka untuk menghormatiku.
Orang-orang susah yang cuma bisa bekerja keras demi kelangsungan hidup mereka memang sudah seharusnya menaruh hormat kepadaku.
Terserah kalau mau bekerja keras. Paling cuma bisa buat makan. Kerja keras itu tidak cukup, yang lebih penting adalah bekerja smart. Dan yang kulakukan ini adalah salah satu contohnya. Hahahahaha.
Itulah perbedaan besar antara aku dengan mereka. Aku bekerja memakai otak.
Harta, tahta dan wanita.
"Kelak akan datang suatu zaman atas manusia, perut-perut mereka menjadi Tuhan mereka. Perempuan-perempuan mereka menjadi kiblat mereka. Dinar-dinar(uang) mereka menjadi agama mereka. Dan kehormatan mereka terletak pada kekayaan mereka."
0 komentar:
Posting Komentar
Teman-teman, komentar yang sopan ya (jangan bikin sampah). Mohon jangan memberi komentar beserta link. Terima kasih (^-^).