"Sesungguhnya setiap amalan tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapat balasan amal sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang berhijrah hanya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu menuju Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya karena dunia yang ia harapkan atau karena wanita yang ia nikahi, maka hijrahnya itu menuju yang ia niatkan’” (HR. Bukhari dan Muslim).
Toying terkekeh-kekeh. Nampaknya ia senang sekali mendengar laporan dari underlingnya, tetangga Andika yang menjadi mata-mata baginya. Mendengar kabar terbaru bahwa sekarang Andika menjadi Rider(baca: Raider)ojek online.
"Lho kalo gitu sekarang ia menjadi "pesuruh profesional". Toying terkekeh-kekeh.
"Nggak percuma ia latihan hidup susah sejak kecil. Akhirnya bisa digunakan juga. Toying kembali terkekeh-kekeh.
"Gitu mau jadi menantuku". Toying terbahak-bahak membuka mulutnya lebar-lebar hingga matanya tidak terlihat.
Ia sama sekali tidak membantah fakta bahwa Andika sampai menjadi ojol(ojek online) demi menutup pemasukannya karena sumber pendapatannya dari jasa service printer komputer sudah jauh berkurang salah satunya ya karena banyak orang yang sudah termakan rumor yang disebarkannya sekalipun melalui perantara putrinya. Mereka mengira saat ini Andika sudah hidup bahagia. Sedangkan yang sudah mengetahui kebenarannya merasa malu, merasa tidak punya muka untuk kembali berhadapan dengan Andika. Aku tak peduli. Enak saja. Sing penting aku sugeh kata Toying.
Terdengar lantunan suara adzan menggema pertanda Subuh.
Seperti biasa Toying kebelakang untuk berwudhu membasuh anggota-anggota tubuhnya menggunakan air hangat. Setelah itu berjalan keluar menuju masjid untuk memenuhi "panggilan".
Hatinya sangat ceria mendengar "kabar baik" tersebut.
'Huh aku tak peduli ia keturunan siapa!. Memangnya kenapa kalo ia keturunan Raja, keturunan Wali, bahkan keturunan rasul sekalipun!?. Aku juga keturunan nabi kok, nabi Adam. Toying memasang tampang sinis.
'Kenyataannya saat ini ia jadi orang susah. Aku lebih mulia darinya!. Aku berbeda dengan orang susah sepertinya.
Ya nggak papa ia bekerja keras demi recehan. Palingan cuma bisa buat makan!. Beda denganku yang bahkan tidak perlu berkeringat sedikitpun, uang selalu mengalir deras. Bisa kugunakan untuk membangun masjid dan menyantuni anak yatim. Untuk amal jariyah(pasti terngiang-giang pernyataan Sugeharto "Itukan karena dia seorang pezina!"). Pahalaku jauh diatas dirinya. Ia tidak ada apa-apanya.'
'Siapa dulu.. Toying!. Toying gitu loh!.'(Toying bacanya Toyeng, e nya seperti dalam kata "Yowes ben")
***
'Ada rekan sesama ojol sambat(mengeluh curhat), mengatakan'
"Enak ya kerja jadi ulama. Semua tindakannya menjadi amal soleh baginya. Bahkan turut menjadi pahala bagi keluarganya, membawa kemuliaan bagi orangtuanya. Sudah gitu tidak perlu berkeringat kepanasan, dingin kehujanan, kerjanya cukup berceramah beberapa waktu saja. Shalat juga selalu tepat waktu, berjamaah dimasjid pula. Entah berapa banyak pahala yang bisa didapatkan olehnya.".
"Lah kalo kita.. bahkan ada yang mengorbankan waktu shalatnya demi mengerjakan permintaan. Habis, jeda dapat pekerjaannya bisa satu-dua jam. Waktu pengerjaanpun membutuhkan setidaknya 40 menitan, itupun yang dekat. Yang menyebabkan waktu jam kerja kita lebih dari delapan jam, tiap harinya sampai 16 jam stand bye bahkan lebih karena kita tidak tahu kapan ada pekerjaan sewaktu-waktu dan harus segera dilaksanakan, demi dapat uang bensin". Uang bensin yang dimaksud adalah bonus pencapaian/target minimal.
"Yah gimana lagi, jumlah rider juga sudah terlalu banyak, permintaan tidak seberuntun itu, dan sistem aplikasi melakukan pemerataan sehingga semua bisa dapat job." Timpa rekan lainnya.
Saat ini kami sedang duduk menunggu pesanan makanan di sebuah restoran Ayam geprek dan Seblak. Keduanya adalah menu makanan populer yang digemari oleh masyarakat. Sehingga menimbulkan antrian bahkan bagi kami selaku perantara.
Acara ceramah seorang ulama channel U-tap yang disetel melalui smartphone seorang rekan sembari menunggu pesanan menyebabkan celetukan tersebut.
"Tenang pak. Setiap pekerjaan adalah ibadah. Selain pekerjaan yang melanggar aturan agama tentunya. Kalau semua menjadi ulama, nanti yang mendengarkan ceramahnya siapa?. Kalau semua menjadi imam, nanti yang menjadi makmum siapa?."
"Ibadah bukan hanya mengerjakan wajib dan sunnah, namun juga dalam menjalankan peran. Peran kita, pekerjaan kita. Sebagian besar waktu kita pasti dihabiskan untuk bekerja. Ibadah terbesar kita ya ini dengan menjalankan kewajibannya kita, bekerja dengan penuh tanggungjawab. Dengan amanah, menjaga amanat. Kalo guru/dosen ya mengajar dengan totalitas. Kalo PNS ya melayani masyarakat dengan memberikan kemudahan dan jalan keluar."
"Jadi pegawai juga kalau mengambil yang bukan haknya, korupsi waktu, apalagi memperkaya diri dengan yang bukan miliknya. Itu bukan jadi ibadah malah nambah dosa."
"Bahkan ada hadist yang intinya berbunyi "ada dosa yang tidak bisa dihapus dengan sholat, puasa, zakat, dan haji
sekalipun, namun hanya bisa dihapus dengan mencari nafkah penghidupan.”
Salah satu cara mencari nafkah adalah dengan bekerja."
"Ingat pak, Hadis Riwayat Thabrani disebutkan bahwa "Barangsiapa yang di waktu sore merasa capek (lelah) lantaran pekerjaan kedua tangannya (mencari nafkah) maka di saat itu diampuni dosa baginya."
Bapak tersebut tersenyum, menyiratkan kepuasan atas jawabanku barusan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Teman-teman, komentar yang sopan ya (jangan bikin sampah). Mohon jangan memberi komentar beserta link. Terima kasih (^-^).