Kemarin teman perempuan adik perempuanku datang kerumah untuk mewawancarai adikku itu sebagai tugas kuliah. Adikku menjadi narasumber karena sudah melakukan praktek jualan online sekalipun masih dalam lingkup kecil. Dalam obrolannya dia bercerita bahwa dia sedang bingung untuk membayar tunggakan kuliahnya yang sudah empat bulan. Padahal dia sudah bertahan kuliah cukup lama. Asal usul ceritapun terkuak.
Dulunya.. sebut saja nama teman adikku itu Dina bekerja di Minimarket. Dina berkeinginan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, bekerja sambil kuliah adalah opsi terbaik untuknya saat ini. Karena jam kerjanya shif dan besarannya UMR jauh diatas biaya kuliah perbulannya. Diapun bertanya kanan kiri kepada para pegawai disana, terutama kepada rekan sesama kasir yang lebih senior disana. Apakah mereka mengambil kuliah juga. Kalau tidak maka Dina bisa leluasa untuk mengatur waktu kerjanya dengan mengambil shif pagi. Ketika ditanya, mbak rekan kerjanya itu.. sebut saja namanya Darti, selalu menjawab dia tidak kuliah. Dina bertanya sudah beberapa kali di lain kesempatan dan selalu menjawab jawaban yang sama. Darti tidak kuliah kata Darti sendiri. Akhirnya Dinapun membulatkan keputusan untuk mendaftar kuliah hingga meminta izin untuk menyesuaikan jadwal kepada kepala toko. Kepala toko memberikannya keleluasaan itu. Hingga jadwal baru tersebut sampai ke tangan Darti.
"Lho kok seperti ini!. Nggak bisa, aku kan kuliah!." ujar Darti
"Lho mbak waktu aku tanya mbak selalu menjawab enggak kuliah. Makanya aku ngambil kuliah."
"Pokoknya nggak bisa!. Terus aku gimana!?. Aku ini kuliah!. ujar Darti yang merasa lebih senior. Tidak mau mengalah.
"Terus aku gimana?. Sudah terlanjur ngambil." ujar Dina pasrah karena sudah memasukkan sebagian tabungannya.
Dina anaknya memang kalem(tipe yang mudah ditindas).
Akhirnya Dina yang mengalah keluar dari pekerjaan dan memilih kuliah. Sementara disisi lain dia sudah kehilangan salah satu sumber dananya untuk biaya kuliah. Berharap dalam waktu dekat mendapatkan pekerjaan lain yang bisa mendukungnya.
Kuliah tapi mengatakan tidak kuliah. Ucapan Darti ini bukanlah perilaku rendah hati. Justru sebaliknya dia begitu sebagai bentuk keangkuhannya. Lho ini lho ternyata dia kuliah, teman-temannya nggak pada tahu. Wow.
Dia sudah merugikan orang lain dengan kebohongannya itu. Melakukan keburukan yang fatal. Sudah begitu nampak tak ada penyesalan apapun. Padahal dia sudah mempermainkan hidup orang lain, sudah merusak hidup orang tersebut.
Kalian pasti punya pikiran yang sama dengan saya tentang Darti ini. Dia benar-benar brengsek!. Mengingatkan saya pada seseorang.
Dia yang menyakitimu mungkin tidak merasa bahwa tindakannya itu sangatlah menyakitkan. Mungkin suatu saat nanti dia akan mengerti tatkala Allah telah mendatangkan hal yang sama kepadanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Teman-teman, komentar yang sopan ya (jangan bikin sampah). Mohon jangan memberi komentar beserta link. Terima kasih (^-^).