Hari ini adalah hari istimewa. Sedari pagi aku disibukkan oleh panggilan telpon dari beberapa pelanggan jasaku. Benar-benar hari yang sibuk. Sore hari menjelang, akhirnya aku tiba di penghujung hari menyelesaikan tugas terakhir dari pelanggan. Cukup untuk hari ini.
Kutulis nota tagihan di meja frontliner. Tak lupa aku meminjam pulpen dari sana..
"Tanggal 28 Oktober bu ya?."
"Iya, ini hari spesial. Hari spesial kamu."
"Eh..." untuk sesaat aku berpikir bahwa jangan-jangan beliau mengetahui ini adalah hari ulang tahunku. Tidak heran karena beliau dekat dengan Ariela, rekan satu mejanya malahan.".
"Hari mu sebagai pemuda. Sumpah Pemuda!." Aku yakin sebenarnya bukan ini yang mau beliau katakan."
"Ini ulang tahun kamukan?".
Aku tersenyum.
"Kebetulan orangtua saya nggak pernah membiasakan tentang istimewanya hari ulang tahun. Hari itu diperlakukan seperti halnya dengan hari-hari biasa." Sepertinya beliau ingin mendengar saya bercerita lebih lanjut.
Waktu kecil di hari ulang tahun saya.. (kayaknya sih hari ulang tahun saya, walaupun ngiras bukanlahlah hal spesial karena beberapa minggu sekali saya selalu diajak ayah ngiras, kalopun kurasa dah lama kok nggak ngiras, saya yang berinisiatif meminta ayah pergi ngiras). Karena kecil saya nggak pernah hafal tanggalan. Paling dijajanin makanan sama kakek nenek lalu diberitahu bahwa hari itu saya ulang tahun. Oh ternyata hari itu saya ulang tahun.
Ayah mengajak saya ke warung Soto untuk ngiras Soto. Disana kebetulan ada dua orang pengamen jalanan lewat, masih anak-anak juga. Beliau memanggil mereka berdua untuk makan Soto bareng. Sambil bercakap-cakap ayah bertanya apa keluarga mereka masih lengkap. Yang satu menjawab masih punya ibu dan yang satunya lagi yatim piatu dan tinggal bersama kerabat.
Dalam perjalanan pulang beliau berkata kepada saya bahwa ulang tahun itu nggak usah sampai dirayakan dengan pesta. Sayang uangnya, kan bisa buat belanja yang lain. Harus bersyukur dengan keadaan, masih punya keluarga lengkap. Masih punya ayah dan ibu sehingga tidak kekurangan apapun.
Ulang tahun diberi hadiah kado itu bagus. Bikin senang yang berulang tahun. Tapi kalau tahun depannya tidak diberikan kado.. pasti mengatakan orangtua nggak sayang. Padahal seiring bertambahnya usia, pasti ingin kado yang macam-macam. Itu kurang mendidik.
Hidup itu suatu perjalanan. Dan bagiku.. datangnya hari ulang tahun membuatku menyadari usiaku.. semakin berkurang, dan aku bertambah semakin tua. Ganjalan itu terus menyelinap dalam benakku. Mungkin hal ini tidak akan membebaniku kalau saja aku sudah mendapatkan target dalam hidup.
Seperti halnya dua kali Ramadhan di tempat ini yang mengingatkanku.. bahwa aku gagal mendapatkannya, aku terlambat karena terus menunggu kabar dari orang-orang yang tidak pantas aku tunggu. Menggunakan hati kepada orang yang tidak mempunyai hati.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Teman-teman, komentar yang sopan ya (jangan bikin sampah). Mohon jangan memberi komentar beserta link. Terima kasih (^-^).