Sudah beberapa kali ini aku ke minimarket ini dan tidak bertemu sosoknya. Bahkan aku pernah sampai menyempatkan diri kesini satu hari yang sama dalam dua shift yang berbeda. Apa waktu itu dia kebetulan libur?.
Inilah ikhtiarku.
Dan walaupun ada baanyak minimarket dengan brand yang sama didaerah ini. Aku masih mengingat-ingat bahwa seharusnya aku memang tidak salah tempat. Aku berusaha keras mengingat ciri-ciri persimpangannya.
Pegawai minimarket sini memang rawan rotasi tempat kerja...
Tapi kau kan sudah berjanji akan menungguku di tempat ini. Ini bahkan belum ada setahun, mungkin baru lewat lebih dari setengah tahun. Masih belum terlalu lama kan?. Masih masuk waktu penantian kan?. Kamu sudah berjanji kan?. Apa kau melupakan perkataan itu dan menganggapnya hanyalah suatu kalimat sepintas lalu yang suatu hari takkan berarti lagi?.
Setidaknya titipkan pesan kepadaku melalu rekan kerjamu yang masih ada disini. Seperti surat misalnya, yang berisikan cara menghubungimu.
Karena aku mempunyai batas rasa malu yang tidak mungkin bisa aku lewati.
Nama.. itu seharusnya menjadi syarat minimal untuk mencari seseorang. Sayang waktu itu aku terlalu berharap kepada gadis lain yang ternyata justru mengabaikanku. Aku jadi tidak mencari tahu namamu, mengabaikan panggilan nama dari rekan kerjamu begitu saja. Aku jadi tidak berusaha melihat name tag yang terpasang didadamu.
Nggak mungkin aku bisa menanyakan keberadaan seseorang yang bahkan aku tidak tahu namanya. Masa aku menanyakan dengan cara...
"Mbaknya yang putih cantik berjilbab" itu sangat umum. Lalu aku meneruskan dengan gestur pola ciri-ciri badan... Nggak mungkin lah. Bukan cuma nggak sopan, tapi itu kurang ajar. Masa kesannya malah jadi seperti itu.
Aku cuma bisa berharap, cuma bisa berdoa. Kamu menyadarinya.
Mungkin saat ini kamu masih ada disalah satu diantara ribuan gerai yang ada di Kota ini. Dan kalau kau masih mengingatku.. aku harap kamu meninggalkan jejakmu.
Aku juga bisa menebak bahwa kesan yang akan ditinggalkan rekan-rekanmu bahwasanya mereka melihat sosokku yang kau titipi pesan. Pasti kurang lebih sama...
Dalam deskripsimu kamu pasti akan mengatakan hal yang sudah sering aku dengar. Sesosok lelaki keren berjaket Hijau Gojek dengan sepasang mata yang indah. Sorot mata yang bikin adem saat menatapnya. Hal yang ini sudah terlalu sering aku dengar dari seorang asing kepada teman disebelahnya dan dari seorang asing kepada rekan kerja disebelahnya.
Juga terdapat sedikit gurat rambut yang memutih pada sisi samping, yang kamu katakan keren, mirip Doctor Strange(perkataan saat mengagumi seseorang itu selalu positif ya, padahal itukan uban).
Dan tanggapan mereka saat akhirnya melihat aku yang sepertinya orang yang kamu maksudkan, akan mengira bahwa sosok lelaki dewasa bersorot mata tajam sepertiku pasti sudah punya anak istri. Minimal sudah beristri, bahkan bisa saja barusan lahiran anak pertama.
Andaikan ternyata masih single pun. Pasti sudah punya tunangan, calon istri. Setidaknya minimal pasti sudah punya pacar, dan pacarnya pasti lebih dari satu. Jadi akhirnya mereka akan memutuskan untuk mundur dalam memberikan pesanmu.
Belum apa-apa sudah kena fitnah duluan -_- .
Apa arti sebuah nama?. Ya, itu sangatlah berarti. Karena itu adalah identitas diri kita.
0 komentar:
Posting Komentar
Teman-teman, komentar yang sopan ya (jangan bikin sampah). Mohon jangan memberi komentar beserta link. Terima kasih (^-^).