"Untuk sementara kita pisah ranjang!. Jangan hubungi aku kalau Dika belum menjadi menantu kita!".
"Huh, terserah!, Kamu mau pergi aku juga nggak peduli!. Dan aku pantang menjilat ludahku sendiri!.
Hah, yang bener!?. Sang istri tidak percaya apa yang barusan dikatakan suami munafiknya, seseorang yang sudah terlampau sering menjilat ludahnya sendiri. Percaya kok sama tukang tipu🤷.
Sudahlah, biarin saja dia jadi Kesatria wadat. Jadi kamu bisa tetap disini nerusin hidup enak sama aku.
Harusnya kamu yang jadi Buto wadat!. Kamu yang pantasnya enggak perlu nikah apalagi sampai punya keturunan!. Aku sendiri ini pribumi!. Terus kenapa dulu kamu menikahi aku!?.
Cih, dibahas lagi. Padahal jawabannya sudah jelas.
Harusnya aku bisa mendapat jodoh lain yang lebih baik darimu.
Lho memang jodoh kita itu cerminan diri kita. Lihatlah saat bercermin, tangan kiri kita menjadi tangan kanan. Bagian tubuh kiri kita disana justru menjadi bagian tubuh sebelah kanan. Sudah benar ini, cerminan diri!. Ucap Toying penuh percaya diri membenarkan istilah tersebut (Bias konfirmasi).
Hahahaha!!!. Ki Gede tidak bisa berhenti tertawa terbahak-bahak.
Enak betul, kamu mendapatkan buah wangi, ranum sedangkan istrimu kamu kasih sampah!.
Ki Gede masih sambil tertawa.
Iya, ibaratnya kan istrimu itu buah segar dan kamu sampahnya. Ki Gede memperjelas maksud kalimatnya masih sambil tertawa lepas.
Toying barusan menyesal, ngapain dia curhat sampai nyeritain ini sama dia.
"Ya karena kamu Maso(kis), ketagihankan mendengar roastinganku kan?. Kangenkan?"
Cara pikirmu itu sungguh Ter-la-lu. Tapi ya sudahlah, memang begitu cara Angkara menyikapi. Kamu kan memang Setan, bukan malaikat, jadi wajar saja pikirannya begitu.
Iya kamu PD sekali mengatakan istrimu itu tidak bakalan mengenal laki-laki lain selain dirimu. Apalagi di usia yang sudah tua, Toying menyebutnya "turun mesin".
Andaikan itu ternyata terjadi memangnya apa yang bakal kamu rasakan?.
Nggak bakalan terjadi Ki!. Toying sungut-sungut.
Andaikan terjadi aku juga bakalan biasa saja. Seperti yang sudah-sudah.
Misalnya seperti pada kisahnya Eka itu ya?. Kamu diam saja tidak berbuat apa-apa sama Eka. Malah memakluminya, bahkan membenarkan sikapnya. Padahal sebagai sesama pezina, tanpa ditanya juga pasti tahu. Enggak cuma mulut yang nyosor, tapi tangan dan lainnya juga pasti ikutan gerilya. Tapi ya toh kamu menganggap itu hal yang biasa saja. Lumrah dan tidak ada emosi sedikitpun mengetahui hal itu.
Kamu bahkan pernah menyuruh istrimu menyusui... dahlah, toh yang itu tidak kejadian.
Saat anakmu dibandingkan sama pelacur pun kamu biasa saja kan?. Apalagi toh mereka itu juga dari bangsamu sendiri. Kamu bahkan sampai memberi mereka bonus beberapa perusahaan yang sebelumnya milikmu.
Yah memang sudah seharusnya begitu, sesama setan memang harus saling mengasihi dan saling mendukung.
"Tentu saja, sudah lumrah bila pezina sepertimu mempunyai sifat Dayus(tidak mempunyai rasa cemburu). Mungkin itu adalah suatu bentuk perlindungan diri atas konsekuensi akibat perilaku bejatmu sendiri. Ki Gede menganalisis. Kau sungguh beruntung. Sekalipun sesama Angkara, akan banyak yang iri kepadamu.
Usaha barumu disana juga sudah berkembang pesatkan?.
Sudah. Apalagi aku sudah punya pegawai yang bisa kuandalkan. Dulu dia sampai merengek-regek kepadaku untuk tidak usah diangkat sebagai anak. Sudah cukup sebagai pegawai dan berjanji akan akan bekerja dengan sebaik-baiknya.
Cih, Ge-Er dia pikir aku sudi, mau beneran jadiin dia anak angkat. Mereka kan cuma numpang hidup enak sama aku.
Sekarang kamu sudah lebih banyak menghasilkan uang dari penjualan budaya para Pribumi kan?.
Sudah, malah terakhir aku sampai jualan batu(Akik).
Kamu sudah punya baaanyak uang. Kalau gitu kenapa nggak balik saja ke tempat asalmu?. Disana kamu kan bisa nikah lagi dengan sejenismu, sebangsamu sendiri. Jadi nggak perlu merasa terasing lagi. Kamu juga nggak perlu lagi sinis melihat para pribumi dimana-mana. Dan bagi mereka para pribumi, juga nggak perlu sepet lihat mukamu lagi. Kali ini Ki Gede berusaha menahan tawanya sekuat tenaga. Karena ini adalah moment dimana dia memberikan saran nasehat terbaik kepada Toying.
Win-win solution
0 komentar:
Posting Komentar
Teman-teman, komentar yang sopan ya (jangan bikin sampah). Mohon jangan memberi komentar beserta link. Terima kasih (^-^).