"Rusaknya gimana?" tanggapnya saat melihat aku menenteng sebuah printer Dotmatrik besar ukuran A3 dari kendaraanku.
"Mati total pak" ucapku.
"Mau dijadikan sekarang atau besok?"
"Sekarang saja pak, jadi besok bisa saya antar".
Perkenalkan beliau adalah Pak Karto, salah satu teknisi terbaik di kota ini. Lelaki berumur 50th nan yang penampakannya masih seperti umur 40th nan. Seorang Master of Electronik yang mempunyai banyak koleksi suku cadang simpanan yang tidak banyak tersedia, hampir tidak ada, bahkan yang tidak ada di tempat lain.
Seperti biasa sambil mengerjakan beliau suka mengajakku mengobrol ingin mengetahui tentang diri dan kehidupanku. Sampai-sampai terlintas dalam pikiranku, andai ia punya anak perempuan pasti akan diperkenalkannya padaku. Ya.. sebenarnya dia mempunyai seorang keponakan yang sudah dianggapnya sebagai anak sendiri. Ia pernah memperlihatkan kepadaku fotonya, memperlihatkannya dengan wajah berbinar terpancar rasa kebanggan akan dirinya. Anaknya cukup cantik, namun mungkin karena dia sudah bekerja di luarkota dengan posisi dan penghasilan yang cukup bagus. Beliau jadi ragu untuk membahasnya kepadaku. Sedangkan aku sendiri tidak mungkin berani menanyakannya karena aku bukanlah seorang pengusaha besar. Kami sama-sama tahu, yang namanya kehidupan pasti harus dekat dengan sumber penghidupannya.
Akupun menceritakan kejadian terbaru di lingkungan rumahku. Ada tetangga beda gang yang mengumbar gosip bahwa ibuku memberi kado berisi plastik untuk cucunya yang baru lahir. Saat ini keadaan sepi. Biasanya ada beberapa teknisi yang mampir kesini juga. Padahal obrolan biasa bisa menjadi seru kalau ada beberapa orang yang standbye menunggu disana.
"maksudnya?"
"Iya, ia bilang kalo isi kado yang diberikan ibuku hanya berisi plastik. Dan dia menyebarkannya ke tetangga-tetangga yang lain. Hal itu sampai ke telinga Ibu. Tentu saja ibu tersinggung. Jelas-jelas beliau mengkadonya sendiri celana-celana kecil. Memangnya ibu orang gila dan mau bikin sensasi.
"Memang, maksud baik kita belum tentu diterima orang dengan baik pula. Tapi kalau seperti itu kok.. lingkunganmu itu kok ngeri ya? semudah itu mencemarkan nama orang."
"Dah biasa kok pak. Namanya angkara murka bisa ditemui dalam bentuk apa saja. Setiap orang memunyai sisi baik dan sisi buruk. Hanya saja di lingkungan saya itu kebetulan saja sebagian besar sisi buruknyalah yang dominan.
"Kerjaan dia apa?"
"Suaminya dulu polisi pak"
"Oh pantes.. ~ percakapan saya percepat ~ "
"Anaknya juga polisi"
"Halah paling.. ~ percakapan saya percepat ~ "
"Tanggapan tetangga-tetanggamu gimana?"
"Kalau tetangga sebelah bilang terus terang tidak percaya karena isi kadonya tahu. Dan beberapa waktu sebelum ngado kesana ibu sudah ngado ke beberapa tetangga lain yang kebetulan juga ada lahiran. Isinya juga sama celana, malahan yang terakhir itu celananya dikasih ibu lebih banyak dan barangnya lebih bagus. Tapi malah dibilang cuma isinya plastik. Ibu juga sudah menghitung sisa celana buat kado yang disimpannya dan jumlahnya tepat. Kalo kata tetangga yang rumahnya 4 rumah setelah rumah saya malah bilang minta maaf. Lha nggak merasa ngisi gituan masa minta maaf. Dia lalu cuma mengatakan Wallahu A'lam akan hal itu.
Saat ibu kesana mengkonfirmasi hal itu dianya cuma bilang
"Halah, nggak papa. Tidak usah dibahas, itu sudah lewat. Sudah saya
buang plastiknya" Wut!. Setelah menyebarkan fitnah seperti itu tanpa
bukti dan saksi dia dengan entengnya malah menanggapi dengan berkata
seperti itu.
Kalau dia memang orang bener, dan hal itu benar
terjadi tanpa rekayasa. Kan cukup di foto lalu langsung mengatakannya
kepada ibu, langsung konfirmasi. bukan gosip sana sini. Apakah ada yang
menyabotase kan bisa diselidiki".
"Kalau aku lihat, dilihat dari integritas si penebar gosip itu saja. Harusnya orang yang punya nalar bisa berfikir mana yang berbohong". Ujar pak Karto menanggapi.
"Gimana internetmu? sudah terpasang?"
"Belum pak. Bakalan lama ini kayaknya".
"Lho kenapa?"
"Oleh RW tidak boleh memasang tiang disana".
Pak karto melongo ke arahku dengan mimik tidak mengerti.
"Waktu itu sama marketingnya pertama menghadap ke pak RT. RTnya bilang ini namanya bisnis pasti ada kompensasinya, kompensasinya apa? Lalu ia arahkan langsung ke pak RWnya saja. Nurut keputusan RW. Sampai di RW kami baru mengetahui sepertinya beliau tersinggung akan kata-kata dalam surat proposal. Yang saya dengar disana mengatakan memberi kompensasi kepada masjid rp15juta. Kata ia masjid bisa dapat dari donatur kembalikan saja itu uang nggak seberapa. Ia dikira dapat uang juga padahal tidak dapat sepeserpun. Makanya tersinggung. Ya rp15juta nggak seberapalah buat dia. Usaha kos-kosannya saja sebulan bisa dapat lebih dari itu pasti".
"Selang beberapa hari, di telpon kepala marketingnya bilang katanya tidak ada masalah dengan kelurahan. Dipertemuan dia juga sudah berbicara dengan para RW dan tidak ada masalah. Ya kalau saya sebagai pelanggan kan pinginnya tahu beres mas. Lha saya dan adik-adik juga membutuhkannya.
Waktu penancapan tiang adegannya sudah kayak sinetron saja. Ternyata tetap ditentang.
Kalo RTnya sih nurut RW katanya. Tapi entah mengapa aku kok merasa dalam hati dia girang berkali kali mengatakan itu temanku itu temanku. Dia bangga mengakui pak RW sebagai temannya".
"Oh aki-aki pendengki yang kamu ceritakan itu ya".
"Sekalipun mengatakan bukan bermaksud mempersulit. Tapi kenyataannya buat saya seperti itu. Sampai saya bilang ke teknisinya kalau nanti prosesnya terlalu lama dan berbelit-belit. Saya minta ditarikkan kabel dari RW belakang saja, biar saya yang kulonuwun kepada rumah dibelakang".
"Internetan pakai kartu kan boros mas. Pemakaiannya juga terbatas tidak bisa bebas. Modem cuma 1 biji, dulu harganya rp300rb an itu. Kalau sekarang yang versi terbaru harganya rp500rb-600rb. Itu cuma modem doang. Kalau dari provider kabel kan tarif sama tapi bisa menggunakan semaksimal mungkin tanpa takut kuota habis. Apalagi saya keluarga besar. Justru lebih murah seperti itu. Ya sudahlah, sabar nunggu kabar saja dulu".
"Marketingnya juga terlalu naif. Kalau mau memberi kompensasi kan bisa langsung kasih ke kas RT sama kas RW yang bersangkutan. Pasti bakalan lancar".
Langganan:
Postingan (Atom)