Angka waktu di layar handphoneku menunjukkan pukul 14.05. Saatnya beristirahat untuk makan siang. Aku telah menetapkan tujuan tempat makan siangku sebelumnya saat esok tadi. Sebuah rumah makan Padang di ruas jalan raya utama yang terlihat megah dan mewah. Tidak setiap hari aku makan diluar, itu hanya kulakukan saat ada rezeki lebih dari pekerjaan yang lumayan melelahkan, yang berhasil membuat perutku keroncongan. Rumah makan inilah yang akan aku cicipi masakannya saat ini. Sebagai penikmat kuliner, aku selalu makan di tempat yang berbeda. Dengan begitu aku bisa membandingkan masakan salah satu resto dengan resto yang lain. Dan dengan begitu aku bisa mengetahui bila ada sesuatu yang menjadikan masakan di sebuah resto menjadi khas berbeda dengan tempat lain. Setidaknya walaupun hanya sekali aku sudah bisa bercerita bahwa aku sudah pernah makan di tempat ini.
Semahal-mahalnya masakan padang sekali makan rata-rata rp 15.000 itupun sudah termasuk minuman es teh manis. Jadi selalu siapkan uang rp 20.000 untuk setiap kali jajan. Dan sebagus apapun penampilan rumah makan tersebut, tidak mungkin restoran nasional seperti ini akan memberikan harga yang tidak masuk akal. Paling ya sedikit lebih mahal dari rumah makan reguler(semoga).
Ruangannya terasa lenggang , mungkin karena telah lewat jam makan siang. Nampak beberapa pegawai sedang sibuk mengepak masakan ke kardus yang telah disiapkan. Setelah memesan nasi rendang, segera aku duduk di tempat duduk yang menghadap jalan raya, dengan salah satu maksud mengawasi sepeda motorku yang aku parkirkan di depan. Beberapa saat aku menunggu, masuklah dua orang laki-laki. Mereka duduk jauh diseberangku, bersebelahan dengan tembok.
Hidungku mulai mencium aroma bau yang busuk yang membuat nafsu makanku hilang.
Setelah memesan makanan, mereka tampak sedang membicarakan sesuatu yang serius. Salah satu diantaranya yang seorang bapak-bapak berkumis klimis berkemeja putih dan bercelana panjang hitam nampak sangat serius mimik wajahnya. Terbesit keraguan dalam nada bicaranya.
"Tapi bukannya daerah itu daerah resapan air mas" ucapnya.
"Bapak tidak usah khawatir, saya sudah ada orang dalam yang bisa mengesahkan ijin pembangunan. Hanya menunggu waktu saja. Nah selama itu saya hanya meminta pak Waka untuk menempatkan anak buah bapak yang bersenjata lengkap untuk berjaga disana. Agar masyarakat sekitar tidak berani macam-macam. Begitu juga dengan para aktivis LSM. Ingat pak, yang kita bicarakan ini bisnis bernilai miliaran rupiah". ucap lawan bicaranya, seorang pemuda berumur sekitar 35 tahunan yang berpenampilam parlente mengenakan setelan kemeja yang terlihat mahal.
Sekalipun nafsu makanku terganggu oleh bau tersebut. Aku tetap menyantap nasi rendang didepanku dengan lahap, tanpa tersisa (bagaimanapun juga makanan ini sudah aku bayar). Sambil tak lupa aku mengambil gambar kedua orang tersebut beberapa kali menggunakan kamera handphone.
Pak Waka... mungkin itu adalah sebutan jabatan untuk Wakil Kepala. Aku kirimkan gambar ke salah satu kenalanku yang bekerja di bagian Subdid menanyakan siapakan orang yang ada di foto tersebut. Siapa tahu ia mengenalnya. Tak lama kemudian aku mendapatkan balasannya. Bahwa ia adalah salah satu petinggi di tempatnya bekerja. Namun beda departemen. Tak lupa aku membuka website dari smartphoneku untuk menjadi whistleblower melaporkannya ke lembaga terkait. Yang memang persyaratannya cukup ribet juga.
Tak lama setelah perbincangan mereka selesai. Mereka berdua berdiri lalu saling bersalaman. Keduanyapun berlalu.
Nafasku menjadi berat.. Darahku bergejolak.. seolah semburan adrenalin terpompa ke seluruh penjuru organ tubuhku. Aku berdiri melangkahkan kaki keluar dari situ.
Lelaki setengah baya tersebut masihlah manusia, setidaknya kulit luarnya.
Namun untuk pemuda pengusaha berpenampilan klimis itu... aku tidak peduli ia akan terjerat hukum manusia ataukah berhasil bebas sama sekali.
Karena ia adalah...
Buruanku!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Teman-teman, komentar yang sopan ya (jangan bikin sampah). Mohon jangan memberi komentar beserta link. Terima kasih (^-^).