Kemarin sore saya menyempatkan diri membaca koran di tempat pelanggan(saya lupa lihat itu koran hari ini atau kemarin ya?).
Lagi-lagi SBY mengobral grasi terhadap terpidana narkoba Deni Setia Maharwan dan Merika Pranola. Setelah sebelumnya SBY juga memberi grasi untuk terpidana narkoba Schapelle Leigh Corby asal Australia, dan warga Jerman, Franz Grobmann. Hanya bisa mengelus dada.
Yang menarik, anggota DPR mengancam akan menggunakan hak interpelasi kepada Presiden kita ini(SBY) jika tidak menghentikan ”kebiasaan” memberikan grasi kepada terpidana narkoba.
Katanya SBY memberikan grasi dengan alasan kemanusiaan. Padahal, seharusnya Presiden itu lebih peduli pada kerusakan dahsyat akibat penyalahgunaan narkoba di tengah masyarakat.
Justru atas nama kemanusiaanlah, para penjahat narkoba harusnya diganjar dengan hukuman maksimal.
Bagaimana SBY sampai bisa mengabulkan grasi, bahkan dengan pengurangan masa pemenjaraan yang begitu besar di tengah bencana narkoba yang merajalela?
Masih ingatkah kasus Apriani yang melakukakan tabrakan massal?. Barusan kemarin juga ada kejadian yang sama bedanya ini dilakukan oleh Novi Amalia. Saya sempat ngakak lusa kemarin waktu nyimak komentar-komentar posting di Kaskus. Komennya lucu-lucu. Suasananya sungguh berbeda dengan saat posting tentang Apriani.
Mereka berdua sama-sama melakukan tabrakan massal dibawah pengaruh Narkoba. Mereka hanya berbeda jauh secara fisik.
Soal Corby saja: hal apa pada diri Corby yang pantas dikasihani? Apalagi, ketika rasa kasihan/iba itu disodorkan oleh seorang kepala negara? Saya tidak menemukan jawabannya.
Berapa juta generasi muda yang rusak karena Narkoba? Padahal ini juga salah satu kejahatan luar biasa.
Secara umum: jelas penggunaan narkoba mengakibatkan banyak kerugian seperti turunnya kualitas sumber daya manusia, cacat fisik dan cacat permanen otak, dan efek samping yang sangat terasa adalah tindak kejahatan dari mencuri hingga merampok untuk memenuhi hasratnya membeli narkoba. Bahkan mereka tega melakukannya kepada keluarga sendiri.
Selain itu ada juga dampak lainnya yaitu besarnya biaya rehabilitasi medis, serta kerugian social lainnya. Penggunaan narkotik jenis stimulan seperti sabu-sabu dan ekstasi dalam jangka pendek akan membuat pemakai tidak bisa mengontrol diri. Dan dalam jangka panjang bisa mengakibatkan gangguan kejiwaan.
Ini mengakibatkan persepsi masyarakat bahwa negara tidak serius memerangi narkoba. Inilah yang menjadikan Indonesia Target Pasar Narkoba Internasional, Karena Sanksi Hukum Rendah dan Tidak Jelas.
Kita bisa menengok negara tetangga seperti Thailand misalnya yang berani menghukum penjahat narkoba dengan hukuman maksimal. Bahkan tidak jarang melakukan hukuman mati(Disana bandarnya narkoba). Karena mereka pasti sadar efek negatif penggunaan narkoba yang dapat merusak generasi muda mereka.
Tempo hari waktu saya sedang mencari peluang bisnis yang prospek, saya menemukan di Kompasiana tentang bisnis menggiurkan, modal kecil untung besar.
Disana disampaikan Peluang bisnis apakah yang modalnya kecil untungnya besar!?
Kita pasti menjawab restaurant, butik pakaian, obat suplemen kesehatan, Jasa service, dll. Namun semua jawaban itu salah semua. bisnis yang modalnya kecil namun untungnya besar adalah bisnis narkoba.
Mengapa bisnis narkoba? Disana dijelaskan, Ekstasi yang dijual di tempat hiburan malam atau Diskotik seharga Rp 300.000/butir, modalnya di belanda hanyalah Rp 10.000/butir. Ganja yang dijual Rp 10.000/gram, di Aceh modalnya hanya Rp 500.000/Kg.
Sungguh benar-benar bisnis yang menggiurkan. Itulah salah satu alasan mengapa sangat sulit memberantas peredaran narkoba. Karena bila satu orang tertangkap, maka akan ada orang lain yang menggantikannya. Godaan mendapat uang cepat dan untung besar mengalahkan logika berpikir manusia.
Maka dari itu ancaman hukuman yang tepat bagi pengedar ataupun bandar narkoba, maksimal adalah hukuman MATI.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
waghhh,,,bisa merusak generasi anak bangsa nih gan kalo begni ceritanya,,,gimana kedepanya generasi muda kita
Posting Komentar
Teman-teman, komentar yang sopan ya (jangan bikin sampah). Mohon jangan memberi komentar beserta link. Terima kasih (^-^).